REASONS (39)

418 69 32
                                    

"Eomma." gumam Yeonjung saat melihat kedua orang tuanya berada di ruang makan.

Yeonjung segera berlari lalu menubruk tubuh Yuri. Beberapa hari tak bertemu sang Ibu membuatnya begitu rindu. Yuri tampak terkekeh melihat sikap manja putri bungsunya.

"Kapan Eomma pulang? Mengapa aku tak tau?"

Yuri melepas pelukannya.

"Semalam, kalian sudah tidur."

Yuri tampak mengamati dengan seksama wajah putrinya. Walau samar, Yuri bisa melihat ada bekas memar di sudut bibir Yeonjung.

Awss~

Rintihan Yeonjung berhasil menarik perhatian yang lain.

"Apa yang terjadi Yeonjung-ah, kau terluka?" wajah Yuri berubah cemas. Ia menyentuh sudut bibir Yeonjung dan berhasil membuat sang empunya meringis.

"A-aniya Eomma, aku hanya jatuh."

Yeonjung kembali memeluk Yuri. Mencoba mengalihkan perhatian Ibunya agar tak bertanya macam-macam tentang memar di wajahnya.

"Kau percaya dia hanya jatuh?" bisik Luda pada Eunseo.

"Ku rasa tidak."

"Yeonjung-ah, kau tak merindukan Appa?" tanya Jiyong.

Yeonjung menoleh, ia lalu menghampiri Jiyong dan memeluk pria itu.

"Aku merindukan Appa, tapi aku lebih merindukan Eomma."

"Jahat sekali." ucap Jiyong dengan nada di buat-buat.

Para gadis Kwon yang berada di sana tampak menggelengkan kepala melihat pemandangan di hadapan mereka.

Tak hanya Yeonjung, gadis Kwon lainnya juga terkejut mendapati Yuri dan Jiyong di ruang makan tadi. Mereka tak tau jika semalam kedua orang tua mereka pulang.

Yuri menatap putri-putrinya yang sudah duduk manis untuk memulai sarapan. Satu putrinya tampak tak terlihat.

"Dimana Dawon? Apa dia belun bangun?"

Eunseo melirik kursi Dawon yang masih kosong. Ia bahkan tak sadar jika satu kakaknya itu belum bergabung. Eunseo tampak tak peduli.

Biasanya Luda adalah orang yang akan datang menghampiri Dawon di kamarnya untuk sarapan. Atau sebaliknya, Dawon yang datang menghampiri. Namun beberapa hari ini ia maupun Dawon tak melakukannya.

"Tidak biasanya dia datang paling akhir."

Seola mengangguk setuju dengan ucapan Bona. Semua orang cukup tau jika Dawon adalah gadis rajin.

"Kalian sarapanlah lebih dulu. Eomma akan memanggil Dawon."

"Biar aku saja Eomma."

Tanpa menunggu sang Ibu menjawab ucapannya, Yeonjung sudah lebih dulu berlari menaiki anak tangga untuk memanggil Dawon.

"Yeonjung jangan lari!" seru Seola dan Yeonjung langsung memelankan laju langkahnya.

"Eomma, ku rasa Yeonjung bukan jatuh. Tapi berkelahi."

"Mwo?" Yuri tampak terkejut mendengar ucapan Luda. Ia beralih menatap Jiyong yang terlihat begitu santai. Seolah mengetahui apa yang sebenarnya terjadi pada Yeonjung.

"Yeobo, kau tau sesuatu?" tanya Yuri.

"Hm, Yeonjung memang berkelahi kemarin." ucap Jiyong tanpa beban. Semua orang di sana tentu terkejut.

"Kepala Sekolah menghubungi ku dan menceritakan semuanya. Sebenarnya mereka meminta kita berdua untuk datang. Tapi Yeonjung memilih menghubungi Dawon untuk menjadi walinya kemarin."

REASONSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang