⸸ - 10

254 83 22
                                    

pukul 19:23 malam.
yeji datang dengan wajah berseri yang mengejutkan hyunjin— sekantung plastik isi santapan malam juga tergenggam di tangannya.

nampak sangat kebahagiaan mendatangi yeji hari ini, buktinya saja kembarinya itu kini langsung memeluk erat hyunjin gembira.

"lolos dapet kerja? jadi gimana, diterima??" tanya hyunjin, sayangnya dibalas gelengan.

"belom."

alis hyunjin bertaut, "terus napa lo kesenangan gini?"

"hahah, panjang ceritanya. yang jelas gue happy banget tauu!"

"dih, sawan—bisa happy tanpa alasan. gila kali." sinis hyunjin.

yeji berdecak kesal, berakhir menoyor dahi kepala saudaranya. "kurang ajar lo bangsat! dahlah gue laper, sini hwang laper ga lo?? mau, makan. gamau, yodah gue habisin sendiri."

buru-buru hyunjin menyusul yeji yang seenak jidat naik keatas tilam kasurnya lalu berniat makan disana.

"uy jangan gitu dong kak yeji.. pikirkan perut kembaranmu yang tamvan ini lebih kelaparan."























sepasang kakak beradik itu saling menyantap hidangan malam mereka dengan tenang dan senyap tadinya sebelum hyunjin membuka obrolan.

"jadi gimana lamaran kerja lo?"

yeji melahap makanannya terlebih dahulu sebelum jawab. "tinggal nunggu panggilan, doain aja moga beruntung."

hyunjin termenung singkat baru kemudian mengangguk. "menurut lo, gue harus nyari kerja juga ga?" tanyanya.

mendengar pertanyaan yang menuntut pendapat itu, yeji terdiam sebentar menyadari bahwa hyunjin—tampak mulai tahu diri akan posisi yang lebih patutnya diandalkan daripada dirinya.

"gue ga maksa. tapi kalo itu kemauan lo, ngebantu gue nyari duit---ya kenapa engga?" jawab yeji.



















yang yeji inginkan dari hyunjin itu hanyalah bertindak—sebagaimana lelaki pada umumnya.

namun semenjak kepergian orang tua mereka. tak pernah sekalipun yeji menuntut hyunjin untuk melakukan apa-apa. lagipula posisi yeji disini seorang kakak dan hyunjin adalah adiknya, meski tak terlepas fakta bahwa mereka, kembar.

hyunjin sadar bahwa selama ini ia egois untuk yeji bahkan pula, sosok saudara yang jahat tanpa dia sadari.




















"yeji.."

gadis itu tersentak kaget, manakala secara tiba-tiba hyunjin bergerak cekat dan memeluk tubuhnya erat. dengan penuh rasa takut akan kehilangan.

yeji bergeming membalas lirihan hyunjin. sesaat tangannya terangkat mengusap surai lelaki itu lembut guna menenangkan, yeji dapat tahu apa yang hyunjin rasa dan renungkan sedari tadi hingga berakhir memeluknya.

"maaf—maafin gue yang ga becus, dan selalu jadi beban buat lo.." sambungnya melankolis.

kala itu, yeji tersenyum sendu. "gimanapun lo tetep kembaran gue jin, adik gue."  ucapnya.

"jangan tinggalin gue ya ji  .. "

"gue ga akan pernah ninggalin lo, hwang hyunjin.. "

—namun biasanya, suatu perjanjian dibuat hanya untuk di ingkar.

— • —

*sabar sabar ajala ya kelen nunggu updatenya :)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*sabar sabar ajala ya kelen nunggu updatenya :)

4. satisfaction offer ⛧ hwang hyunjin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang