4. satisfaction offer ⛧ hwang hyunjin

⸸ - 33

"sekarang paham? udah bisa sadar kan lo kak, semua cuma tipuan mereka aja ngelabuin manusia buat perkembangan ilmu pengetahuan jadi terhambat.. hal-hal yang ghaib semata itu cuma bohongan..."

hyunjin masih tidak percaya kenyataan dan fakta yang dia lihat. pemimpin dari kelompoknya soobin, selama ini menyamar jadi manusia yang menyedihkan? kaki aslinya disembunyikan dalam kain jarik? memang begitukah cara semua pengemis bekerja?

bukan apa— maksud hyunjin, bukankah seharusnya jemaah satanis bisa kayaraya dari hasil ritual gelap dan berkah mereka karna iblis-iblis itu?

bagaiaman dengan seonghwa? apa yang dia lakukan?

"itu semua tipuu! hahahahah, bego banget lo kak mau dikadalin sama pengikut kambing. terus masih percaya juga lagi sama ilahi. Tuhan? ya ampun kak, manada yang namanya Tuhan disini, sadar deh, lo hidup di dunia nyata bukan ghaib. kasih gue sinyal dulu yang jelas, kalo dia beneran ada! ironis amat, eksotis ga objektif. AHAHAHAHA semuanya cuma karangan fiksi yang diwarisin leluhur kolot!"

lama bungkam, hyunjin memutar kepala menghadap ke bocah autheis yang terus saja terpingkal-pingkal disebelahnya.

"lo ..." hyunjin benar-benar tidak habis pikir dengan isi otak dan tiap kalimat durjana yang keluar dari mulut jeongin. "sebenernya lo ngambil jalan yang mana?"

"jalan apa? gue atheis murni keturunan akhir murid ram. lee jeongin atau --- yang jeongin, mungkin?" penerangan anak itu tentang dirinya sambil cengengesan yang kurang hyunjin mengerti.

dibalik itu juga, dia sudah cukup tahu saja kalau jeongin benar-benar atheis. mengenai siapa dia sebenarnya, hyunjin tidak peduli tentang itu.

kembali ke masalah awal.
semua tentang iblis, ritual, aliran sesat, satanisme, kepuasan duniawi, kenikmatan surgawi, neraka —adalah kebohongan yang nyata?

memang jarang ilahi yang bisa dibuktikan. ritual-ritual mereka, penyerahan tumbal, dll— cuma untuk kiasan iblis semata? semua guna mendukung kekonyolan seonghwa yang bukan lagi manusia waras? dia membuat sekelompok agama tak jelas dengan corak demonologi dan mencela ketuhanan? begitulah..

"hihihi, kak.. mereka itu solid banget sih iya, tapi senioritas. kalo prinsipnya emang ‘sama rasa, sama rata’... terus ngapa masih ada yang dijuluki pemimpin sekte disana? lagi satu, kakak apa ga nyadar? mereka bilang usaha yang dilakuin katanya cuma ritual ngasih sesajen doang kan? kakak apa ga tau sesajen yang mereka korbanin itu kepala manusia? mayat-mayat bayi yang digugurin, keperawanan gadis² yang baru join, bahkan juga nyawa loh."

"..."

jeongin berdecak menggeleng, dan hyunjin yang masih bungkam ditempat.

lama. sampai beberapa menit, jeongin tidak lagi menyambung narasinya. kini perawakan anak itu berubah. ia menunduk sendu tiba-tiba, disamping itu hyunjin terus memandang udara sambil terus merasa terbodohi akan seonghwa selama ini.

hyunjin marah pada dirinya yang begitu mudah didoktrin. benar kata yeji, semua karna hyunjin hidup seenaknya, atau bisa dibilang dia tak punya pendirian.

"tapi kak.. kalau semua yang aku bilang jadi sebaliknya. lo .. bisa mati karna udah terlanjur jalan di arah yang salah. atau mungkin menderita." ucap jeongin mengubah gaya bicaranya, anak itu memang penuh kejutan.

dan tiba-tiba memberikan sebuah flashdisk pada hyunjin yang tengah diamuk murka. "apa lagi?"

"kalau ada sesuatu yang terjadi ke aku nanti. ntah itu hilang dari kos, atau dunia. tolong kasihin ini ke yuri dan kak lino. isinya bukan apa-apa, cuma .. ngelunasin hutangku ke mereka."

telah sekedar menerima benda itu, hyunjin beranjak dari kursinya termotivasi juga membalas apa yang seonghwa telah lakukan untuknya selama ini.

"pikirin lagi ucapanku tadi kak,"

namun seperti biasa, hyunjin begitu cepat mengambil tindakan yang dia mau tanpa berpikir lebih lanjut.

— • —