⸸ - 20

218 66 32
                                    

panas dingin hawa ruangan tak seberapa menjadi peneman hyunjin sehari-harinya. jadi katakanlah dia sudah mulai terbiasa.

namun, tentu saja tidak untuk hwang yeji.

"lo.. uang darimana bisa beli makanan sebanyak ini?" jelas saja heran, pula hyunjin belum sempat memberitahu soal pekerjaan barunya sebagai waiters disuatu cafe.
































sementara itu, pemuda yang kini diajak bicara tengah asyik berputualang dalam pikirannya. air muka, yang sok serius huh?

baiklah, fokus.
jika dia ingat-ingat, tak lama sebelum pindah, di masa keterpurukannya. terjadi hal serupa yang menghampiri. salah satunya, ajakan untuk masuk ke dalam aliran sesat, atau apa julukannya?

satanisme. benar, penyebar aliran itu sempat menunjukkan simbol yang kurang lebih sama dengan benda dalam gedung besar milik seonghwa. salib terbalik, dan banyak lagi simbol penghinaan yang mereka ciptakan untuk sang kuasa.

mengenai ketaatan— baiknya disingkirkan dulu.

disini hyunjin merasa tertarik, mengapa bisa-bisanya para pengikut setan itu memperoleh takdir beruntung dengan mudah? lihat saja, mereka tak segan melempar uang untuk membantu seseorang, meski hyunjin bukan golongan dari mereka. padahal di mana-mana juga, yang kafir itu terkenal akan sifat tercelanya dan mereka dikutuk akan selalu gagal dalam hal apapun jika menyimpang. cara mereka berinteraksipun sangat harmonis dan solid. tidak seperti mereka yang terbilang suci namun aslinya palsu.

ini sangat tertarik untuk dicaritahu. kira-kira apa yang mereka lakukan kpada satan untuk meraih semua kepuasan itu? seperti apa mereka sebenarnya? dan bagaimana sistem agama yang mereka jalankan?

bagi hyunjin, dan mungkin sebagian besar para satanis itu dianggap menyeramkan sebab gaya pemujaan terhadap sesuatu yang mereka anggap sebagai tuan itu kebanyakan tak luput dengan tumbal atau pengorbanan. tapi logika saja, dimana-mana juga memang begitu konsepnya. kalau kau menginginkan sesuatu dari si paling sakti—memang harus ada yang dikorbankan.





























dalam konsep abrahamik, pengorbanan yang diserahkan bisa dalam bentuk ibadah, keimanan, juga kesabaran bila diuji. seperti kondisi hyunjin sekarang, apalagi ini kalau bukan ujian hidup dari Tuhan namanya?

akan tetapi, mereka bilang— jika ujian itu telah usai, maka berakhirlah perjuanganmu. lalu kita akan diberi balasan yang setimpal dari ujian yang sudah kita lewati. namun yang jadi masalah kejelasan dari bayaran itu antara didapatkan sekarang juga (dunia) atau di akhirat nanti yang kemudian berubah jadi amal sebagai tiket VIP masuk ke surga. hyunjin rada skeptis— bagaimana kalau nilai amal itu tetap saja kalah dengan banyaknya dosa-dosa yang pernah dia perbuat? jujur saja, sebelum ini hyunjin belum pernah berbuat baik pada siapapun, paling sedikit juga hanya untuk yeji.

ujung-ujungnya dilempar juga ke neraka, dan ini sama saja dia tidak dapat kebahagiaan apa-apa selama di alam hidup/kematian.

berbeda dengan para satanis, agaknya mereka mendapat balasan yang jelas dari usaha mereka. tak ada yang namanya musibah atau ujian hidup semacam itu. hiduplah selalu dengan kepuasan dan teruslah bahagia. jelas karena yang mereka kejar adalah kepuasan duniawi. itulah cerita yang pernah hyunjin dengar.

jika memang benar dan semudah itu, kira-kira boleh juga menurutnya.

apa dia harus mendatangi seonghwa untuk bertanya lebih atau mungkin— bolehkah hyunjin bergabung dengan mereka?


























"lagi mikir apasih lama banget?! jadi dingin tuh makanan lo, hwang hyunjin!" bentak yeji membuyar konsentrasi.

hyunjin tersentak ‘ hah, hoh ’

"makan! ini lo beli masih anget-anget gini, malah ditatapin doang sampe dingin. thesis lo berubah jadi liat makanan apa?"

"heh, muncung lo kelewatan! g-gue anu mikir kerja, kerjaan. tadi gue ga sengaja mecahin gelas di cafe seungmin." ulasnya.

satu pasang alis yeji menaik, "lo jadi mau kerja? udah dapet? cafe seungmin, seungmin siapa??"

"tetangga sebelah. cuma jadi waiters doang, ya walau ga seberapa— upahnya bisa buat makan gue ato kebutuhan ringan yang lain.. biar lo gausah cape cape lagi kesini nganter ini itu... ga bisa selamanya juga gue nganggur." jelas hyunjin buat yeji tersenyum haru dan lega karna pikiran saudaranya itu mulai terbuka.

hyunjin menetralkan kembali posisinya dan segera menyantap hidangan. tatkala ia makan dengan lahap, yeji juga terus menatapnya damai.

"jadi ceritanya lo habis cair langsung pengen borong semua makanan enak yang dulu pernah lo makan gitu?"

tak dipungkiri, yang dikatakan yeji itu benar. semua hidangan tersaji didepan mereka adalah yang hyunjin senangi dulu.

"ya kenapa rupanya? duit-duit gue juga, toh cuma beli makanan sgini doang. ga bakal langsung habis. udah lo tenang aj—




























"hyunjin.." lirih gadis itu memanggil.

hyunjin diam membiarkan tangan yeji mengusap bekas makanan yang tertinggal disisi bibirnya lembut.

tak ada angin, dan hujan— saudarinya itu menyungging senyuman, manis sekali.

"kita bakal pindah. tunggu sampe dua bulan ya. gue udah dapet kerja dengan penghasilan yang bisa buat kita hidup kaya dulu lagi. dan mulai sekarang, lo gausah terpaksa buat hemat ato ngelakuin ini itu. gue janji."

— • —

— • —

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
4. satisfaction offer ⛧ hwang hyunjin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang