⸸ - 11

225 71 29
                                    

























pukul 8 pagi jiwa hyunjin kembali dari alam mimpinya yang hambar begitu merasakan sejasad manusia yang harusnya masih berada disana, kini telah menghilang.

kemarin malam— hyunjin ingat bahwa dia terlelap diatas pangkuan yeji.

mungkin, sudah kembali ke kosnya.























merenggangkan otot-otot baru bangun tidur. hyunjin merasa malas bangkit dari tilam kasur yang tak seberapa nyamannya.

lambat laun, hyunjin tak memperdulikan pasal betah-tidaknya ia tinggal dalam kamar kos 01 itu. semenjak terakhir kali berinteraksi dengan minho, setiap perkataan yang keluar dari ranum pemuda lee membuat hyunjin membuka pikirannya.

hargailah hidupmu.

begitu yang dia katakan. hyunjin dipaksa untuk teguh. maka baiklah akan ia coba, paling tidak lakukan demi yeji saudari kembarnya.

hyunjin patut bersyukur karna ia tidak sampai tidur di kolong jembatan. stidaknya kossan ini cukup baik.



















tok! tok! tok!

"hyunjin, keluar sini gabung, kita lagi panen mangga nih!"
























suara panggilan tetangga kosnya yang hyunjin kenal. dengan berat ia membuka pasang kelopak mata. sekali lagi merenggangkan tubuh, kemudian hyunjin pun beranjak dari tilam, dan melangkah keluar kamar.

di perkarangan, tepat dibawah pohon mangga yang tumbuh besar nun tinggi itu—terlihat felix, han, dan lino duduk santai menunggu jeongin yang tengah sibuk memetik buah matang diatas pohon.

anak itu tampak lincah memanjat. tidak heran, ia cukup hiperaktif dari awal.

hyunjin lekas menghampiri lino yang tersenyum ramah seraya melambaikan tangan kearahnya.

"lo udah kenal ama seungmin belum?" tanya lino tiba-tiba menyebut nama seseorang yang tidak asing.



















—ah benar, dia si penghuni kamar 02.

lalu apa? hyunjin langsung jawab menggeleng.

"tuh kosnya" lino menunjuk pintu kamar disamping kos hyunjin. "masih molor paling, bangunin coba. ketuk aja pintunya."

"bangunin?" ulang hyunjin tak yakin.

"jangan. ini emang waktu kak seungmin tidur, jangan diganggu." hyunjin tersentak manakala jeongin yang tadi nangkring di pohon, muncul disampingnya.

"gapapa, seungmin pasti mau." ujar lino.

jeongin menggedik bahu. disisi lain han dan felix sentiasa bungkam ditempat mereka sambil terus memandang lino sinis.

hyunjin pikir salah satu dari mereka punya masalah gelap.

"yauda, bangunin aja." kata jeongin, buat hyunjin terkesiap mengangguk.














berdiri di depan pintu kamar 02, hyunjin memutar setengah raga mendapati lengkingan manik lino tak lepas seperti mengawasinya.

berusaha netral dan tidak salah tingkah, hyunjin langsung mengetuk santai pintu kos seungmin.















tok! tok! tok!




















tiga ketukan pertama yang nihil jawaban.
















tok! tok! tok!













tidak ampuh juga.













tok! tok! tok!

















apakah seungmin benar-benar tidak ingin di ganggu?


















tok! tok! tok!
















baiklah, hyunjin rasa itu yang terakhir.




























cklek!

— • —

— • —

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
4. satisfaction offer ⛧ hwang hyunjin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang