⸸ - 16

218 70 51
                                    

memasuki gang arah kos, sambil meratapi ponselnya yang mati total karna tersiram air aspal. hyunjin berulang kali menghela napas dalam—berusaha untuk sabar, dan sabar sampai muak akan nasibnya yang akhir-akhir ini dilanda kesialan.

sesaat lelaki itu memandang emosi penampakan kelam awan dan langit ciptaan sang kuasa.

"puas?"

semesta pasti tengah menertawakannya. iya, karna dia sangat menikmati pertunjukan dari tokoh yang ia ciptakan sendiri. bukan begitu?

geram, hyunjin menarik hingga patah liontin salib pemberian leluhurnya yang sama sekali tak membuatnya dapat perantara lindungan Tuhan.

kembali menghela nafas dengan kondisi hati yang gelap, lelaki itu memutuskan untuk duduk di salah satu kursi pinggir jalan gang. sembari mengusap gusar wajah, hyunjin kembali meratapi ponselnya, lagi.


























"gimana gue ngasih tau yeji .."  hyunjin tak tau harus bagaimana cara memberitahu yeji pasal kondisi benda canggihnya itu yang telah rusak. jelas dia butuh biaya jika mau diperbaiki.

mungkin tak usah diberitahu dulu. benar, hyunjin tidak boleh merepotkan yeji lagi sementang tersisa kembarinya itu yang dia punya sekarang— seperti anak-anak saja. dimana letak martabatnya sebagai pria?

oh! yeji pasti tengah menunggunya di kos berbekal makan siang. segera, hyunjin bergegas dari tempatnya  berniat pulang. namun, tiba-tiba kedatangan dari beberapa mahasiswa yang ia kenal membuat hyunjin terbelalak.

mereka itu, teman-teman kampusnya. sialan! ngapain sampai ke sini?!

































kak mark, jaemin, dan jeno.
mereka mulai berjalan mendekat, buat hyunjin hanya bisa mematung kaku. saraf otak mulai berjalan untuk merespon sapaan maut mereka— karena pasti! mereka pasti akan datang untuk menindas sebab tahu tentang apa yang terjadi padanya.

"wah wah, disini rupanya hwang hyunjin. mahasiswa yang tiba-tiba hilang dari dunia perkuliahan karna faktor seleksi alam, atau ...

siaga satu.

"di drop out atas skandal pelecehan?"

....






























dahi hyunjin berkerut bingung, "hah?"

tuduhan darimana itu? pelecahan seksual sama siapa pula?!

hyunjin menatap mark yang merangkulnya serta jaemin dan jeno dihadapan memandangnya penuh emosi. sebelum akhirnya jeno tiba-tiba melampiaskan emosi tu dengan memberi satu pukulan kuat ke permukaan wajah hyunjin—membuatnya ambruk ke tanah.

tak cuma tubuhnya— ponsel yang mati total itu lepas landas dari tangan, melayang masuk ke dalam parit. untung bukan raganya yang demikian.

tepat saat kaki jaemin hendak menendang tubuhnya yang lemas, hyunjin dengan cepat bersuara.

"MAKSUD LO SEMUA APAAN NJING?! plecehan apa gilaa??"

bukan jawaban, yang dia dapat malah injakan kasar dari kaki jaemin pada tangan kanannya.
hyunjin lantas terpekik nyeri.

BUGH!

pukulan kedua dari jeno lagi. disusul hantaman dari jaemin, ia kembali diinjak lagi-lagi tanpa sebab yang jelas oleh mark. sungguh, raga hyunjin yang tak berdaya itu membuatnya sulit untuk melakukan perlawanan.

pada akhirnya ia cuma bisa pasrah sampai benar-benar tersungkur kronis di aspal— ketiga pelaku itu pergi dengan rasa puas.

"ini ganjaran buat lo karna berani nyentuh karina, bangsat."

kalimat jeno tepat di rungu sekali lagi memberi tendangan akhir ke arah perutnya hingga membuat hyunjin kembali meraung sakit.


























rahang hyunjin mengeras, perlahan tangannya mengepal erat. lelaki itu kini paham bahwa dirinya telah difitnah.

namun sayang, ia tidak bisa berbuat apa-apa.
bahkan roh kudus sekalipun.

































































"teman seungmin?"

— • —

— • —

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
4. satisfaction offer ⛧ hwang hyunjin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang