"kenapa?"
pintu kos itu terkuak oleh penghuninya, seorang pemuda muka bantal yang terlihat masih mengantuk—kim seungmin.
bagaimana dengan kesehatannya? bukankah tak baik masih tertidur di pagi hari? ah, tapi kini ia sudah bangun.
"diajak gabung tuh, lagi pada panen kuini." ucap hyunjin menunjuk orang lino dan dua kembar fraternal berteduh dibawah pohon.
kemudian menegakkan tubuh sebelum mengajak seungmin berjabat tangan.
"hyunjin." ucapnya menyebut nama. "gue baru ngekos disini, di---sebelah kos lo lebih tepatnya."
kala itu, air muka seungmin tampak sedikit terkejut. "kosnya jeongin? atau yang..."
seungmin menunjuk kamar hyunjin dengan jarinya tanpa beralih pandang.
hyunjin bergeming sesaat, "euh .. iya gue di kamar pertama."
"kenapa pilih yang itu?" tanya seungmin.
oh ayolah, jangan buat hyunjin semakin pelik lagi terhadap orang-orang ini.. memangnya apa yg salah dengan kamar itu? lagipula selama 2 hari 2 malam ia tidur disana, normal-normal saja. paling buruk cuma ruangan yang nihil penyejuk.
hyunjin pun jawab seadanya, "waktu itu kak lino yang—
"kak seungmin! sini cepetan!! kuininya udah di kupas kak lino!" sorak lelaki muda dibelakang mereka.
jeongin lagi. anak itu punya kebiasaan muncul disaat hyunjin tengah bercakapan serius dan memotongnya begitu saja. terkadang lino juga begitu. mereka sebelas-duabelas—menyebalkannya.
sedetik berlalu jabatan tangan hyunjin dibalas.
"seungmin. kim seungmin. kalau sewaktu waktu butuh pertolongan, teriak aja.."
kala itu hyunjin belum mengetahui bahwa perkataan seungmin adalah peringatan merah untuknya.
ke-enam pemuda duduk melingkar, berteduh santai dibawah pohon kuini tengah asyik dengan dunia mereka sendiri.
jeongin dan seungmin yang bertukar hasil kuini yang telah mereka kupas sambil bercanda tawa—lalu ada felix berjoget tiktok dengan asyiknya sama lino—kemudian han yang tampak mengawasi salah satu dari mereka sambil melahap sepotong buah orange ditangan—serta hyunjin yang fokus mencermati sifat dan perawakan kelima pemuda itu satu persatu.
atensi hyunjin jatuh ke han yang sangat ingin ia ajak bercakap—namun, terlalu malas rasanya buka suara. memulai sesuatu terlebih dahulu adalah hal yang sulit dilakukan bagi hyunjin.
brak!
hyunjin tersentak kaget, pula seungmin dan jeongin saat tiba-tiba han meletakkan botol sirup keatas tanah berlapis sarung yang mereka duduki.
lalu pemuda bak tupai itu menatap kearah lino dan felix sejenak yang juga terkejut dengan aksinya. tanpa melepas pandang, tangan han jisung memutar botol yang berada ditengah-tengah mereka.
"truth or dare kuy?"
ajakan han membuat jeongin yang duduk disamping hyunjin berdecak.
"bosen banget. ga seru ah! coba deh yang ini," anak itu mulai mengeluarkan sebuah pisau lipat dari kantung bajunya yang buat hyunjin sedikit kaget. ia memasukkan benda tajam itu ke dalam botol kaca milik han lalu kembali bersuara,
"truth? or die . . ."
hyunjin menghela napas kasar, benar juga. psikisnya yang misterius—memungkinkan dia seorang lelaki berdarah dingin.
"boleh, boleh!" balas lino mengambil posisi duduk disamping hyunjin.
ini serius?
ekor mata hyunjin dapat melirik bibir seungmin yang membentuk senyum miring.
"gak. gue ga ikutan." suara felix yang masih berdiri ditempat, namun jawaban itu langsung ditimpal saudara kembarnya, han ;
"njirlah yongbok, lo harus ikut! SEMUA YANG DISINI HARUS IKUT-!"
dan itu berarti, termasuk kau hyunjin.
— • —
| kim seungmin |
KAMU SEDANG MEMBACA
4. satisfaction offer ⛧ hwang hyunjin
Horrormaukah hyunjin bergabung dengan mereka? tw || offensive word , lowercash , religion , dark romance , blood , worship of god , satanic nation ⸸ ⁶⁶⁶ [ march end ] Antonym Satanic Paradise 4/8 pemuda di lindungi Tuhan.