⸸ - 2

350 100 47
                                    

hyunjin mengedarkan atensinya ke suasana luar jendela, dimana saat ini pemandangan yang ia lihat hanyalah deret pepohonan sawit tumbuh sempurna dipinggir-pinggir jalan kala ia dan yeji melintas.

"bapak cuma bisa ngantar kalian sampai sini, takutnya mobil ga bisa puter balik di dalam gang itu nanti."

"ga apa-apa pak, seterusnya kami bisa jalan kok" balas yeji santai lalu menarik hyunjin turun dari mobil dengan barang-barang yang mereka bawa—sebelum akhirnya berterimakasih pada driver yang murah hati memberi tumpangan gratis.





























"ini dimana ji?" tanya hyunjin.

udara larut malam yang mencekam— di zona yang mereka jalani sekarang membuat adrenalin hyunjin naik. atmosfernya seperti ia tengah menjelajahi daerah perkampungan sunyi, jauh dari keramaian

padahal mereka belum cukup jauh meninggalkan kota.

"ini daerah yang aman buat tinggal sementara. gak bakal ada rentenir yang mau ngejer kita sampe sini." jelas yeji.

hyunjin memandang sekeliling lagi, terdapat bangunan rumah-rumah warga disana tampak yang gelap seperti tak berpenghuni. bahkanpula—sedikit celik ia dapati lentera redup yang  tak sepenuhnya menerangi keadaan rumah.

"tapi ji..." hyunjin bergidik merinding, sulit untuknya bisa bersikap netral. "gue ngerasa kek baru nginjak tanah dunia lain, amjir.."

"takut aja bilang"

"dih, gak juga."

"gak salah lagi kan?"

hyunjin mencebik bibir jengkel— yeji tidak pernah mengerti seberapa takut dirinya sekarang. kembarinya itu selalu aja sepele. termasuk juga hyunjin sebenarnya.

meski faktanya mereka berasal dari rahim ibu diwaktu yang sama. hyunjin dan yeji cukup jarang saling terhubung dan mengerti satu sama lain.





































"lo tau daerah ini darimana?" tanya hyunjin tanpa mengalihkan pandangan menatap dari hutan.

"temen kampus gue dulu pernah tinggal disini."

oke, bisa dipastikan bahwa yeji pernah berkunjung ke sini pada waktu lalu.

"siapa?"

"lia dia dari fib, tapi jarang nimbrung kalau diajak ngumpul. mungkin disini gue bakal ketemu dia."

"dia ngekos atau ngontrak rumah?"

yeji jawab menggeleng, "dia tinggal sama walinya, tapi— lia pernah bilang kalo walinya buka kos kosan disin—

"loh, jadi ini kita ga beli rumah? maksud lo kita mau cari kos?!"

"duit dari mana setan?! seenak mulut lo aja minta beli rum—

"UDAH GUE BILANG JEONGIN BELUM MATI!"

suara bentakan seseorang, sontak mengalihkan atensi hyunjin dan yeji.


































disana ...







tak jauh dari mereka berdiri ...









terlihat sepasang jejaka saling berdebat.
hal itu membuat keduanya menukar pandang, seketika hyunjin merasa janggal.
pasalnya—


















































perdebatan samar dari kedua pemuda asing itu terdengar seperti mereka tidak sengaja melenyapkan nyawa seseorang.

— • —

— • —

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
4. satisfaction offer ⛧ hwang hyunjin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang