⸸ - 37

194 63 22
                                    

seharian menghabiskan waktu bersama changbin, membuat hyunjin terus berpikir kritis hingga malam pun tiba dengan penampakan langit merah yang memberi sinyal akan turun hujan. kemungkinan, yeji sudah pulang dan berada di kosnya. hyunjin sangat harap demikian. bila tidak, mungkin ia harus minta tolong pada changbin— untuk melaporkan kasus hilangnya yeji ke kepolisian.

"inget pesan gue. mulai besok pokoknya lo harus tobat dan jalanin hidup yang bener. kalo bisa sekalian noh, habis ini cari motto hidup di google yang cocok buat lo." perintah changbin beruntun hanya ingin terbaik untuk pria yang baru ia kenal.

respon pemuda hwang yang cuma mengangguk lemas, buat changbin tak puas. "senyum dulu kek lo."





























hyunjin berdesis, diam-diam ia malu diperlakukan seperti itu. "uda bang. makasih ya."

"senyum dulu aja kali. teriak lo sini, biar ga keliatan amat bosen hidupnya!" bujuk changbin sanking mengoloknya.

kini hyunjin tertawa kecil sembari menggeleng. keduanya hendak berpisah saat berdiri di depan gang masuk jalan kos.

"titip salam gue buat temen temen disana. bilang sama mereka, lo dapet temen baru yang tajir namanya seo changbin. hahah, kerabat sendiri."

"terserah."

entah sebuah kebetulan atau apa. fakta menariknya, changbin adalah teman karib lino dan han yang baru hyunjin tau.


























mereka hendak berpisah, sebelum dering ponsel baru hyunjin berbunyi.

han jisung — baru kali ini pria itu menghubunginya lewat telepon. tanpa berpikir lagi, hyunjin segera angkat, sementara itu— changbin memilih tetap berdiri disana untuk menunggu.

"hal—

“woi h-hyunjin! kemana aja lo bangsat?”

"kenapa?"

“gue ga ngerti gara-gara apa yang jelas saudara lo, yeji ..
































.. lagi sekarat!”




























































kemunculan soobin tiba-tiba mengkagetkan changbin.

ditengah ingar bingar kepanikan hyunjin— pria itu datang sambil meledakkan tawanya lalu mengatakan sesuatu yang membuat hyunjin seketika merasa tersambar guntur dari lelangit merah di udara.

soobin, orang aneh itu tersenyum sambil menodong telunjuknya dengan hormat memberikan gelar atau julukan yang sempurna untuk hyunjin.

"si adik yang jadi malaikat pencabut nyawa kakaknya sendiri."





































rasanya seperti Tuhan terlanjur memberi kutukan yang pantas untuk hyunjin.



































































“... apa yang dia tabur, udah dia tuai sendiri.”

— • —

— • —

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
4. satisfaction offer ⛧ hwang hyunjin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang