⸸ - 36

195 63 66
                                    

hyunjin menyerah untuk tidak mendengarkan. lagi dan lagi dia berada di posisi sebagai ‘pendengar budiman’ terus membiarkan seseorang mempengaruhinya.

namun tak tahu mengapa, untuk kali ini— rasanya berbeda. seakan ia tengah mendengar cerita insan yang telah berhasil keluar dari siksaan neraka paling dalam.

ujian hidup changbin lebih terdengar seram dan mengerikan dibanding kisah hyunjin yang cukup menyedihkan ini.



























"kita hidup di masa-masa yang agak suram dan indah, kan?" kata changbin usai mengakhiri ceritanya dari awal penderitaan sampai masih diberi kesempatan untuk hidup hingga kini.

ia melirik hyunjin yang terus diam menyimak. pemuda hwang itu kehabisan kata-kata sebab konflik dihadapi changbin cukup persis dengan yang dia alami.

karena itu, changbin beralih membagi amanah yang dia punya untuk hyunjin.

"sekarang lo keliatan sangat labil. bahkan kesulitan menopang diri lo sendiri." ucapnya. "bicara aja hyun, respon perkataan gue. stidaknya keluarkan pendapat lo. jangan cuma diam aja dan nyoba nerima semuanya. lo harus usaha nanya, kenapa bisa begini, kenapa bisa begitu. cuma asal iya iya aja tapi lo gatau sebab-akibatnya apa, gimana latar belakangnya. putar pikiran lo! diputar ke seluruh titik jangan cuma satu doang."

hyunjin menghela nafas pasrah, "gue gatau mau ngomong ato ngasih opini apa. rasanya apa yang gue dengar dan menurut gue nyambung, ya udah itu yang gue ambil."



























changbin menggeleng, "orang-orang itu, para satanis. lo pasti udah tau mereka cuma nawarin filosofis materialis yang realistis, pragmatis, yang buat pengikutnya bekerja keras untuk mencapai tujuan mereka bersama. kalau lo aja tetep masih malas berpikir dan mau seenaknya aja ya udah jelas satanisme ga cocok buat lo."

"gue tau itu! yang gue permasalahi, ritual mereka yang masih belum lepas sama hal mistis, tapi lagaknya macam agnostisisme. dusta amat, dan gue malah enggeh aja lagi." balas hyunjin pada akhirnya.

"tuh kan, udang." ucap changbin

"udang?"

"level otak lo setara udang. mirip kek temen gue, han."

"bangsat?!"






















hening beberapa menit sampai changbin yang balik menghela nafas. mencoba lagi untuk membuat hyunjin paham.

"gue teringat apa kata guru gue. singkatnya gini, biar paham, coba lo pikir; apa seorang pencuri menyalakan lampu rumah korban saat mau mencuri? "

hyunjin menggeleng polos. "engga kan. sama seperti iblis, dia lebih milih buat lo percaya kalo dia itu gak ada."

"tapi, bagi satanis — memilih untuk tidak percaya iblis bukan berarti melindungi lo dari bahayanya. itu kenapa mau ga mau mereka juga harus menghargai keberadaan iblis dengan ngebuat berbagai jenis persembahan." mengambil nafas singkat, changbin melanjutkan.

"tentang penghasilan yang mereka dapat. emang mana ada hubungannya sama setan, lo liat sendiri kan mereka bekerja keras? ya mau itu halal ato haram. yang penting dunia ini cuma butuh hasil dengan usaha yang jelas dan nyata."

"gue tau lo juga mau banyak uang, dan memang ada banyak hal yang lo inginkan. tapi kalau lo harus membuang hal yang seharusnya lo lindungi demi jadi kuat, terus apa artinya itu? pada akhirnya, lo cuma akan sendiri."

skakmat. kalimat barusan mengingatkannya lagi pada yeji.



























"lalu gimana sama Tuhan?" hyunjin sempatkan untuk bertanya.

"dia ada. untuk melindungi kita, memberikan semua hal yang kita mau. tapi supaya adil, permintaan itu memang harus bersyarat kalau mau dikabulkan. denger hyunjin, kalau bicara soal dosa semua orang pasti punya dosa yang sama besar jumlahnya kaya kita." jelas changbin tulus. "tapi seberapa besar pun dosa yang lo punya. Tuhan juga pasti punya segala cara buat bikin lo masuk ke surga dengan adil. karna dia adalah Tuhan. tapi dengan catatan ya lo harus beriman."

"karena itu hyunjin, berimanlah."






























"selagi Tuhan belum pergi dari tempatnya." sesaat, changbin mengarahkan telunjuknya ke langit biru.

"di atas sana, sebelum dia turun."

— • —

— • —

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

| seo changbin |

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

| seo changbin |

4. satisfaction offer ⛧ hwang hyunjin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang