⸸ - 18

203 69 17
                                    

yakinlah bahwa perintah dari jiwa yang teracuni nafsu cukup ampuh membawa anggota tubuhmu melangkah, ketimbang menuruti perintah otak dan hati yang masih terasa ganjil. namun dalam kasus ini, hyunjin merasa bahwa jiwa dan hatinya berada dalam satu kubu dengan hasrat yang sama.

di satu sisi, hati hyunjin berkata untuk tidak mengikuti kemana seonghwa akan membawanya, lalu sisi hati-nya yang lain, tentu saja! mengapa tidak? orang itu pasti ingin memberitahu hal yang tidak pernah kau tahu. ini cukup baik untuk menambah wawasan bukan?

namun tanpa sekedar ‘mengajak’ pada faktanya sang jiwa lebih tegas, dan membuat hyunjin langsung bergerak mengikuti pemuda yang kini menggiringnya ke suatu tempat— seolah berkata, jika mengikutinya kau akan mendapatkan jawaban, maka pergilah.



























mulut pria itu sentiasa tertutup rapat bahkan sampai seonghwa menghentikan langkah dan memutar raga kehadapannya sembari menyungging senyum, tapi hyunjin tetap pada reaksi kosong, tak mengerti apapun.

satu jentikan jari didepan matanya, hyunjin sontak berkedip, menelusuri sekitar— kini ia sadar tengah berada di pinggir jalan kota.

"dari tadi kita jalan sampai sini lo melamun??" tanya pria itu.

hyunjin bergumam, "tau sendiri lagi banyak pikiran. ini dimana?" tanyanya sambil mendongak, menatap bangunan gedung yang telah mereka injak halamannya.

tanpa menjawab, pria yang ditanya berjalan ke pintu masuk lalu membukanya perlahan untuk hyunjin. "silahkan masuk dulu."

dan tanpa ragu, tungkainya melangkah masuk ke dalam gedung tersebut.



























bisa jadi dirinya memasuki ruang lingkup para karyawan yang tengah giat bekerja, entahpun suatu perkumpulan komunitas tertentu. pasalnya, hampir seluruh orang yang berada dalam gedung itu berpenampilan rapi dengan stelan jaz dan baju serba hitam pun merah.

"ini kantor perusahaan apa bang, lo kerja disini?" tanya hyunjin langsung— dia pikir kini seonghwa mengajaknya melihat-lihat tempat kerja.

"bisa dibilang gitu."

detik selanjutnya hyunjin sibuk mengagumi kemewahan bangunan tersebut beserta penghuninya, tanpa sadar terus mengikuti seonghwa.





























hingga kemudian—
tanpa disadari lagi, bahwa telapak kaki itu melangkah ke tempat yang tidak patut diinjak untuk orang sepertinya.

"hyunjin."

pemilik nama itu lantas berkedip dan menatap pemuda yang memanggil.

"hah?"

seonghwa merentangkan kedua tangan di pusat ruangan sakral itu, tepat di hadapan simbolisme umat kristiani yang mereka buat tidak lagi tampak agung nan suci.

terkutuklah para pendosa itu. namun sebenarnya, mereka sadar bahwa kutukan itu memang sudah jatuh. jauh saat pertama kali memutuskan lepas dari pelukan sang kuasa.



































"hail, satan .."










































































"welcome in our hell, hwang hyunjin  ... "

— • —

— • —

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
4. satisfaction offer ⛧ hwang hyunjin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang