Aku tidak terlahir dari keluarga kaya. Sejarah Star Group merasuk ke dalam tubuhku sampai kuhafal di luar kepala. Appa tidak sekaya sekarang ketika ia menikah dengan Choi Jiwoo. Posisinya sebagai pebisnis benar-benar berada di level terendah. Namun, Appa mampu membuktikan tekadnya untuk menjadi jutawan untuk meminang wanita pujaannya. Perlahan-lahan, ketertarikan Choi Jiwoo pada Appa makin kuat ketika nama Ling Yizhou mulai dipertimbangkan.
Appa mencurahkan banyak dana untuk mempromosikan Choi Jiwoo. Karir wanita itu sangat sukses dan berimbas pada pemasukan perusahaan. Singkatnya, mereka saling membantu untuk urusan bisnis. Kekayaan yang mereka dapat sama-sama hasil bekerja dan saling mendukung. Lama-lama, total kekayaan mereka melimpah. Appa menjadi milyarder dan Choi Jiwoo menjadi selebriti senior.
Selama ini, aku sering mengeluhkan statusku sebagai anak orang kaya. Apalagi dengan nama besar Appa yang kini dipuja-puja. Tidak ada hari bebas jepretan kamera. Ada saja wartawan yang mengikutiku meskipun tidak ada yang tahu siapa ibuku sebenarnya. Aku tidak bisa membayangkan apabila dunia tahu bahwa aku adalah putra Choi Jiwoo yang kesehariannya dibuntuti wartawan.
Aku mulai merasakan kedamaian sejak tinggal di London. Kini aku menjadi pegawai magang di Sky Park usai menjalani pelatihan keras selama dua minggu. Selama masa pelatihan itu, aku benar-benar menjalani program asah keterampilan yang lebih keras dibanding sekadar bersih-bersih di panti sosial. Pelatih mengenaliku sebagai Ling Sehun. Dia juga tahu aku dekat dengan Paman David. Namun, ia tidak membeda-bedakan aku dengan pegawai lain.
Pelatihan itu membuatku tertantang. Tiba-tiba saja, aku tidak mau terlihat lemah. Aku harus membuktikan pada siapa pun bahwa tidak ada lagi si bungsu kesayangan Peter Ling yang hanya suka hura-hura. Rupanya Paman David mendukung niatku. Paman David berkata bahwa pekerjaanku di Sky Park bisa membantuku untuk naik ke tangga Star Group nantinya.
"Aku tidak akan masuk ke perusahaan," tolakku sambil menikmati es krim di sebuah kedai tak jauh dari Big Band London. "Aku akan mengabdi di Sky Park saja."
"Jangan konyol, Ling Shixun!" Paman David menatapku galak. "Ayahmu berjuang keras membangun perusahaan agar anak-anaknya punya masa depan yang bagus. Kau sangat kurang ajar jika tidak berbakti padanya."
Aku berdecak keras. "Sebentar lagi Appa punya anak lagi yang bisa dibanggakan. Untuk apa mempertahankanku?" tanyaku benar-benar kesal. Setiap kali membayangkan Appa menggendong bayi, memandikan dan menyuapi bocah itu, tidur di sampingnya setiap malam, rasanya kepalaku ingin meledak.
"Sekarang Zhaixuan tertatih sendirian. Di saat seharusnya kau ada di perusahaan untuk ikut menyeimbangkan langkah, kakakmu memikul beban itu sendirian di bahunya. Kau tidak kasihan?" tanya Paman David. Suaranya terdengar kesal. "Butuh waktu setidaknya dua puluh tahun lagi sampai adikmu tumbuh dewasa. Sampai saat itu tiba, ayahmu sudah tua renta dan kakakmu mungkin saja sudah menyerah karena kelelahan. Star Group tidak akan bisa bertahan."
Tanpa sadar, aku membanting sendok es krim ke meja. "Kenapa sekarang terdengar seperti aku satu-satunya orang jahat di sini?" heranku. Meski tidak ingin, aku tidak bisa menahan amarah di depan Paman David. "Aku benar-benar tidak bisa untuk berbagi ayah. Sampai kapan pun! Dibanding berbagi, lebih baik aku memberikan ayahku sepenuhnya pada mereka."
"Shixun ...." Paman David terlihat kesusahan membujukku lagi.
"Aku tidak mau membahas ini." Aku beranjak meninggalkan kedai dan berlari tanpa tujuan. Langkahku terus berlari sampai seluruh badan berkeringat dan pernapasanku mulai tersengal. Sekarang aku tidak punya tempat persembunyian ataupun pelarian. Hanya rumah dan Sky Park yang bisa kutuju. Maka, aku memutuskan untuk pulang. Aku akan mendekam sepanjang hari dan tidak akan menemui siapa pun sampai besok.
Alih-alih menggunakan lift, aku naik ke lantai enam lewat tangga. Aku harus lelah supaya bisa tidur lebih cepat meski sepertinya akan percuma. Namun, aku tetap menghitung satu per satu anak tangga, semata-mata untuk mengalihkan isi pikiran. Aku baik-baik saja. Gunung Hallasan yang pernah kudaki bersama Appa dan Jaehyun Hyung jauh lebih tinggi dibanding bangunan enam lantai ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
On Me [OSH] | TAMAT
FanfictionSeseorang menjebak Ling Sehun dengan kasus kepemilikan ganja. Atas kesalahan itu, Sehun mendapat hukuman dari ayahnya untuk melakukan pekerjaan sosial dan menyelesaikan seratus misi kebaikan dalam satu tahun. Si bungsu manja yang tidak bisa apa-apa...