Ada tiga manusia sempurna versiku, yaitu Appa, Jaehyun Hyung, dan Paman David. Dilihat dari sudut mana pun, tiga orang itu sama sekali tidak memiliki celah untuk dijelek-jelekkan di depan umum. Aku tidak pernah melihat mereka menjadi sasaran rumor tidak sedap di media. Justru, nama mereka selalu disebut-sebut untuk semua aspek kebaikan.
Selama aku tinggal di Seoul, hampir setiap hari aku mendengar nama mereka diperbincangkan banyak orang dari berbagai usia dan golongan. Tiga nama besar itu sama-sama memiliki prestasi dan budi pekerti mengagumkan. Tidak jarang kudengar bahwa mereka menjadi patokan kesuksesan. Jika ingin memiliki masa depan cerah, jadilah seperti Ling Yizhou, Ling Jaehyun, atau Park David.
Biasanya dua perusahaan besar di bidang yang sama akan bersaing memperebutkan keuntungan. Namun, tidak dengan Appa dan Paman David. Alih-alih bersaing, mereka justru bekerja sama dan saling membantu. Hubungan itu sudah tercipta sejak mereka masih SD sehingga tidak bisa jauh satu sama lain.
Paman David tidak memiliki hotel di Guangzhou, sehingga ketika ia datang untuk menghadiri acara bisnis di kota itu, maka Star Hotel yang ia pilih. Appa juga begitu. Jika bepergian di kota-kota besar di mana ia tidak punya hotelnya sendiri, Appa akan menginap di Sky Park Hotel. Ada rahasia yang tidak banyak orang ketahui. Bahwa kedua pria dermawan itu memang sengaja berbagi wilayah untuk melebarkan sayap masing-masing. Semua dibagi rata sehingga tidak perlu ada drama siapa yang lebih unggul atau sukses.
Saat aku mengutarakan pendapat tentang sosok paling sempurna di mataku, Appa bilang bahwa tidak ada manusia sempurna di dunia ini. Setiap orang memiliki keburukan dan kesalahan masing-masing yang tidak diketahui orang lain. Jika kupikirkan sekarang, ucapan Appa ada benarnya. Aku sedang menghadapi sisi lain Appa yang tidak kuketahui sebelumnya. Apabila kejadian itu diketahui orang lain, pasti Appa tidak akan dielu-elukan lagi.
"Sudah lama menunggu?"
Kehadiran Paman David menarik jiwa kosongku ke tempat duduk. Aku mendongak. Paman David tidak pernah menemuiku dengan setelan formal. Ia selalu berganti pakaian lebih dulu seperti yang ia kenakan sekarang ; kaos putih polos yang dilapisi jaket hitam. Pamanku benar-benar mencerminkan pria lajang mapan dan sumber kebahagiaan. Hanya dengan melihatnya, penglihatan kita akan membaik. Setidaknya, kita tidak perlu menatap pegunungan hijau untuk sekadar menyegarkan mata.
"Kenapa belum pesan makanan?" tanya Paman David sambil menarik kursi di seberang meja.
Aku mengamati buku menu yang belum kusentuh. Pelayan sudah menawariku makanan, tetapi aku hanya memilih menu pembuka yang juga belum kucicipi. "Tidak asyik makan sendiri," jawabku bermalas-malasan.
Paman David tertawa pelan. Ia lalu memanggil pelayan hanya dengan satu jentikan jari. Dalam hitungan detik, tidak hanya pelayan yang datang, tetapi juga koki utama dan manajer restoran. "Sehun-ah, kau mau pasta?" tanya Paman seraya membuka buku menu.
"Boleh apa saja yang Paman pilih," kataku. Sekarang, suasana di Sky park Restaurant terlihat lebih berwarna karena aku tidak menikmatinya seorang diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
On Me [OSH] | TAMAT
Hayran KurguSeseorang menjebak Ling Sehun dengan kasus kepemilikan ganja. Atas kesalahan itu, Sehun mendapat hukuman dari ayahnya untuk melakukan pekerjaan sosial dan menyelesaikan seratus misi kebaikan dalam satu tahun. Si bungsu manja yang tidak bisa apa-apa...