#24 - Orang-Orang Tolol dan Alkohol

357 63 11
                                    

Terik matahari bercampur angin yang berembus kencang membuat tubuhku sedikit demam. Aku tidak tahu apa yang menyebabkan seluruh bagian tubuh terasa sakit. Apakah karena duduk berlama-lama di udara terbuka, ataukah karena tanganku yang terluka, ataukah karena kenyataan bahwa Appa menghamili Choi Jiwoo, mantan istrinya sendiri.

Aku tidak tahu berapa lama berdiam di Jembatan Mapo tanpa membuka mulut dan hanya menatap ke arah barat. Membiarkan sinar matahari memanggang wajahku yang terasa panas. Aku sudah tidak peduli lagi pada diri sendiri. Buat apa? Tidak ada satu pun yang peduli padaku, bukan? Apalagi setelah ini ada bayi baru di rumah. Pasti aku harus mengalah dan kepedulian mereka padaku akan benar-benar menghilang.

"Sehun-ssi, kau masih di situ?"

Kepalaku sontak menoleh ke kiri. Aku baru ingat tujuanku menepikan mobil untuk menemui perempuan cantik itu. Aku berniat menanyakan sesuatu padanya, tetapi ketika aku melihatnya tersenyum dengan tatapan kosong menatap langit, aku memilih mundur sampai-sampai aku sendiri yang melamun.

"Sehun-ssi?"

Aku terhenyak lagi mendengar panggilan itu. "Bagaimana kau tahu ini aku?" tanyaku.

Nana sedikit tersenyum sembari merapikan anak rambut ke belakang telinga. "Sejak aku kehilangan penglihatan, pendengaran dan penciumanku jadi sangat tajam," jawabnya.

Dahiku sedikit berkerut. "Jadi, kau mengenali aroma parfumku?" tanyaku lagi dan ia segera mengangguk. "Kalau begitu, kau juga tahu kalau waktu itu Jaehyun Hyung mengikuti kita ke kedai es krim?"

"Iya," jawab Nana. Senyum manisnya berganti menjadi sedikit miris. "Aku tahu dia selalu mengikutiku, tapi aku pura-pura tidak tahu."

"Kenapa?"

"Entahlah." Nana menggeleng pelan. "Sama seperti kakakmu tidak mau menggangguku, aku juga tidak mau mengganggu apa yang dia lakukan."

Sampai sekarang, aku masih tidak tahu ada hubungan apa antara Jaehyun Hyung dengan Im Nana. Apakah mereka sudah berhubungan sebelumnya ataukah mereka terhubung akibat kecelakaan itu.

"Sehun-ssi," panggil Nana. Ia menoleh ke arahku meski kedua matanya tidak bisa menatapku. "Apa kau ke sini karena masalah yang sama seperti kakakmu?"

"Masalah apa?" tanyaku. Aku tidak pernah tahu kalau Jaehyun Hyung juga bisa datang ke tempat seperti ini. Maksudku, dia orang yang selalu menghabiskan waktu di ruangan tertutup. "Kapan dia ke sini?"

"Baru beberapa hari lalu," jawab Nana. Kepalanya kembali menatap ke arah barat. "Dia sudah di sini ketika aku datang."

"Untuk apa Jaehyun Hyung ke sini?"

"Mungkin untuk mengenang kesalahannya."

"Maaf?" Aku mengerutkan dahi tidak mengerti. Saat Nana hanya tersenyum, aku bisa menebak. "Kecelekaan itu terjadi di sini?"

"Iya." Nana mengangguk. "Aku duduk di sampingnya hari itu, dan kedua orangtuaku tepat di depan mobil kami."

Tubuhku seketika terperanjat. Sungguh. Kupikir, kecelakaan itu hanya menyebabkan seorang korban kehilangan penglihatan. Tidak tahunya sampai separah itu. Pantas saja Jaehyun Hyung mempertaruhkan segala kekayaaan yang dia miliki untuk menebus kesalahan.

"Dia selalu ke sini untuk meminta maaf, untuk mengutarakan penyesalannya. Tapi ...." Nana menahan ucapannya seolah ragu pada apa yang akan ia ucapkan. "Sepertinya bukan untuk alasan yang sama ia datang ke sini kemarin."

"Lalu?"

Nana menggeleng lemah. "Kakakmu sedikit mabuk waktu itu. Aku bisa mencium aroma alkohol di tubuhnya. Dia melantur tidak jelas, tapi aku sempat mendengar sesuatu," ucapnya.

On Me [OSH] | TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang