Pemakaman Ling Jianjian berlangsung tertutup. Para wartawan hanya bisa mendapat foto dan video Appa dan Jaehyun Hyung saat keluar-masuk area pemakaman. Dari media massa itu pula aku melihat bagaimana ayah dan kakakku bergantian mendorong kursi roda yang diduduki Choi Jiwoo. Momen itu makin menegaskan ada sesuatu spesial tentang mereka yang tidak perlu dikonfirmasi lagi.
Aku pernah melihat mereka bertiga berdiri di hadapan puluhan kamera wartawan di sebuah acara pembukaan hotel. Namun, kali ini mereka tidak berdiri sebagai rekan kerja, melainkan keluarga. Ada perasaan sedih menghuni hatiku sepanjang hari ini. Entah karena aku gagal menjadi kakak, atau karena Ling Jianjian tidak jadi terlahir ke dunia, ataukah karena aku tidak bisa berada di sana. Di antara keluargaku.
Sebelum menghadiri pemakaman, Appa telah menulis sesuatu yang kemudian diunggah ke laman resmi Star Group. Aku tidak tahu mengapa harus Appa sendiri yang membuat pernyataan dan bukannya pihak humas, tetapi kurasa karena Appa ingin orang-orang melihatnya sebagai kepala keluarga, bukan pemilik perusahaan besar.
Appa menulis surat itu dengan tangannya sendiri. Aku mengenal baik bagaimana tulisan Appa. Sebenarnya, bisa saja Appa membuat pernyataan berupa video. Namun, setelah kupikir-pikir, tulisan tangan adalah bentuk ketulusan dan Appa menulisnya sepenuh hati. Isi surat itu adalah :
Halo, Semuanya. Ini Ling Yizhou.
Sebelumnya maaf jika membuat semua orang terkejut dengan kabar yang beredar mengenai saya dan Choi Jiwoo. Kami tidak pernah bermaksud membohongi publik atau menyembunyikan sesuatu. Kami tidak pernah mempublikasi hubungan untuk melindungi kedua putra kami, Ling Jaehyun dan Ling Sehun. Saya secara resmi menikahi Choi Jiwoo dan dua pangeran kami terlahir dengan cara yang sah. Memang benar bahwa kami pernah bercerai, tetapi jauh di dalam lubuk hati, saya masih mencintai Choi Jiwoo.
Kami berduka atas kepergian Ling Jianjian. Atas kejadian tersebut, kami berjanji setelah ini hanya akan fokus merawat Jaehyun dan Sehun. Berbicara mengenai putra bungsu kami, ia sedang berada di London. Dikarenakan masalah kesehatan, saat ini Sehunnie belum bisa pulang ke Korea untuk mengikuti proses pemakaman
Sekali lagi, saya meminta maaf sebesar-besarnya kepada semua pihak yang merasa telah dirugikan. Terima kasih banyak atas perhatiannya.
Salam hangat,
Ling YizhouSebelum surat itu dipublikasi, Appa telah mendiskusikannya denganku. Appa ingin melibatkan pendapatku meski yang kuucapkan hanya satu kata. Terserah. Aku tidak terlalu peduli pada apa yang ingin Appa katakan kepada publik, sebab aku memang tidak tahu apa yang benar-benar aku inginkan sekarang. Appa menelepon cukup lama dengan harapan aku akan mengatakan sesuatu yang lebih panjang, tetapi tidak ada satu pun yang aku respons sampai akhirnya Paman David yang bersuara dan mengambil keputusan.
Paman David memutuskan supaya Appa menggunakan alasan kesehatan untuk mengonfirmasi ketidakhadiranku ke pemakaman Ling Jianjian. Lagipula, alasan itu memang benar. Aku masih terbilang sakit untuk bepergian. Lebih tepatnya, sakit hati dan sakit jiwa yang bercampur menjadi satu.
Aku sepenuhnya menyadari hal itu. Emosiku sedang tidak stabil. Aku bisa tiba-tiba menangis tanpa sebab, terkadang juga menertawakan betapa lucunya kehidupan yang kujalani selama ini. Alasan itu pula yang membuatku masih bertahan di kamar VVIP milik Sky Park London. Aku belum melangkah keluar kamar sama sekali sejak tiga hari lalu. Objek yang sering kupandangi bukan lagi jendela atau televisi, melainkan sebuah foto USG bernama Ling Jianjian yang dikirim Appa ke nomor Paman David.
Janin itu sudah besar. Aku sudah bisa melihat kepala bahkan tangan dan kakinya yang bergelung nyaman di dalam perut Choi Jiwoo. Dalam beberapa minggu ke depan bayi itu akan terlahir menjadi manusia cantik seperti ibunya. Namun, Tuhan berkehendak lain. Siapa yang berani melawan takdir? Kami tidak berani melakukannya, maka yang bisa kami lakukan hanyalah berduka.
KAMU SEDANG MEMBACA
On Me [OSH] | TAMAT
Fiksi PenggemarSeseorang menjebak Ling Sehun dengan kasus kepemilikan ganja. Atas kesalahan itu, Sehun mendapat hukuman dari ayahnya untuk melakukan pekerjaan sosial dan menyelesaikan seratus misi kebaikan dalam satu tahun. Si bungsu manja yang tidak bisa apa-apa...