#6 - Hari Pertama

283 55 7
                                    

Hari pertamaku sebagai pekerja sosial dimulai. Selama kurang lebih lima hari, aku menerima cukup banyak pelatihan dasar cara membersihkan rumah dari Jaehyun Hyung. Kakakku bilang, pada dasarnya setiap orang harus tahu cara bersih-bersih sekalipun dia adalah putra konglomerat seperti kami. Setiap kali dia memberiku contoh, dia akan bilang, "Ini adalah caraku latihan untuk membereskan masalahku sendiri."

Ucapannya membuatku banyak berpikir. Aku sering termenung memikirkan kata-kata itu. Benarkah dengan menjadi pekerja sosial, aku benar-benar bisa mengatasi masalahku? Namun, perlu kuingatkan bahwa kasus ganja ini bukan salahku. Aku terlibat, tetapi bukan aku pelakunya. Gara-gara kejadian itu, sekarang aku jadi terbelit masalah. Aneh, bukan?

Sekarang aku berdiri di depan sebuah bangunan berlantai dua tidak jauh dari Gereja Hanam di Provinsi Gyeonggi. Jaehyun Hyung sibuk mengeluarkan barang-barang yang ia bawa dari Seoul sementara aku masih sibuk mengamati sekeliling. Bangunan berdinding bata merah mengingatkanku pada desain khas Belanda. Ada taman yang cukup luas dan dipenuhi dengan pepohonan rindang.

Langkahku mendekat ke depan bangunan, tepat ke sebuah batu hitam besar dengan ukiran berwarna putih. "Panti Sosial Yoohan?" tanyaku setelah membaca ukiran dan informasi pada papan kayu di samping bantu.

"Iya." Jaehyun Hyung menyusul. Di tangannya ada dua plastik besar yang entah berisi apa.

"Maksudmu, ini adalah panti sosial milik Yoohan Group? Milik Paman Park?"

Jaehyun Hyung mengangguk. "Paman Park membangun ini dibantu donasi dari Appa. Ayo," ajaknya, memulai langkah ke arah bangunan yang terlihat sepi.

"Kubantu." Kuambil satu plastik dari tangan kiri Jaehyun Hyung dan ikut melangkah di sisinya. "Memangnya kau tidak ke kantor? Ini Senin."

"Nanti setelah makan siang."

"Jadi, aku hanya akan di sini sampai jam makan siang?" Kurasakan seluruh pipiku terangkat naik karena tidak perlu berlama-lama melakukan aktivitas yang belum pernah kulakukan ini.

"Kata siapa?" Jaehyun Hyung menoleh sebentar padaku. Dahinya berkerut. "Kau di sini sampai sore. Paman Jang akan menjemputmu nanti."

Saat itu juga aku berhenti melangkah di anak tangga depan teras. Jantungku berdetak cepat membayangkan berada di tempat asing ini seorang diri sampai nanti sore. Tanpa kusadari, kaki kananku mundur satu langkah. Memperhatikan punggung Jaehyun Hyung yang terus menjauh sampai ke pintu masuk.

"Jangan coba-coba kabur," tegur Jaehyun Hyung melihat gelagatku. "Mau kabur ke mana? Kunci mobil kubawa. Kau tidak bawa ponsel dan dompet."

Kepalaku pening seketika. Persis seperti ketika aku mabuk waktu itu. Bisa-bisanya ayah dan kakak yang kusayang menyiksaku seperti ini! Mau tidak mau, aku mengekori Jaehyun Hyung untuk masuk ke dalam bangunan. Dua wanita berpakaian suster menyambut kami dari meja penerimaan tamu.

"Kau datang lagi?" sapa wanita berlesung pipi itu.

"Apa kabar, Bi?" Jaehyun Hyung membungkuk sopan, yang lantas membuat punggungku ikut membungkuk.

"Kabar baik, Jaehyun-ssi. Kau tidak harus ke sini lagi kalau sibuk," katanya lalu menoleh padaku. "Bukankah ini ... Ling Sehun? Adikmu?"

"Benar," jawab Jaehyun Hyung. Ia meletakkan sebuah plastik yang lebih kecil ke atas meja, yang kuduga mungkin berisi kudapan. "Mulai hari ini, dia akan membantuku di sini setiap Senin. Tidak apa-apa, kan?"

"Tentu saja. Kami justru yang tidak enak jika orang sesibuk kalian harus meluangkan waktu," kata wanita itu, lalu menatapku lagi. "Selamat bergabung, Sehun-ssi. Aku Lee Cheonmin, penanggung jawab tempat ini. Jika kau membutuhkan sesuatu, kau bisa datang ke mejaku."

On Me [OSH] | TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang