#10 - Larangan

266 59 5
                                    

"Selalu bersama tidak lantas membuat kita benar-benar menjadi saudara."
[Ling Sehun]

Aku mendatangi kamar Jaehyun Hyung membawa beberapa makanan dan minuman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku mendatangi kamar Jaehyun Hyung membawa beberapa makanan dan minuman. Sebelum masuk, aku tetap mengetuk pintunya meski kami bersaudara. "Hyung, ini aku," kataku, meminta izin untuk masuk.

"Masuklah," sahut Jaehyun Hyung dari dalam.

Setelah membuka pintu, hal pertama yang terlihat adalah sosok lelaki berkaus putih panjang duduk di meja belajar dekat jendela. Kacamata biru tua bertengger di pangkal hidungnya. Aku mendekat dan meletakkan tiga bungkus keripik kentang dan lima botol susu pisang ke tepi meja. "Untukmu," ujarku.

Jaehyun Hyung tersenyum tipis lalu meraih sebotol susu pisang dan menusuk bagian atasnya dengan sedotan plastik. Ia memberikannya satu padaku.

"Aku memberikannya untukmu, Hyung," tolakku.

"Aku ingin minum denganmu."

Dengan terpaksa, aku menerimanya dan menunggunya mengambil sebotol lagi lalu kami minum bersama. "Ini sudah hampir tengah malam, kenapa masih bekerja?" tanyaku. Mengambil botol kosong dari tangan Jaehyun Hyung untuk kubuang ke keranjang sampah di dekat pintu.

"Tidak bisa tidur."

"Memikirkan sesuatu?"

"Begitulah." Jaehyun Hyung melepas kacamatanya. Menampakkan gurat lelah di dahi dan sekitar mata indahnya. "Bagaimana denganmu? Aku melihatmu sudah tidur tadi."

"Terbangun," jawabku.

"Ada masalah?"

Aku menggeleng. Duduk di tepi ranjang dan menatap ke sekeliling ruangan. Sudah tidak ada banyak barang koleksi tersimpan di sini. Hanya tersisa beberapa robot kecil figure Captain America di lemari kecil dekat meja belajar.

"Sehun?" Jaehyun Hyung menarikku dari lamunan.

"Aku boleh tidur di sini?" pintaku. Setelah kupikir, sudah lama aku tidak tidur bersama kakakku. Entah kapan terakhir kami berbaring menatap atap dan saling menceritakan kegiatan kami pada hari itu. "Please."

Jaehyun Hyung menghela napas sebentar lalu mengangguk. Ia merapikan meja belajarnya lalu mematikan lampu utama. Langkahnya bergerak menaiki ranjang dan menepuk bagian kanan. "Sini," panggilnya.

Senyumku seketika melebar. Aku bersorak dan seketika mendekat ke tubuhnya. "Kau tahu, Hyung? Bogoshippeo¹," akuku.

"Ada-ada saja kau ini, Hun. Setiap hari kita bertemu!" Jaehyun Hyung mencubit hidungku cukup keras.

Bukannya kesakitan, aku malah tertawa karena menyadari hal sederhana tentang persaudaraan kami kembali kurasakan malam ini. "Iya, tapi ada sesuatu tentang kita yang sudah lama menghilang."

Tiba-tiba rahang Jaehyun Hyung sedikit mengeras seakan aku mengatakan sesuatu yang tidak ia sukai.

"Kebersamaan kita," terangku. Kurasakan bahuku ikut tegang melihat tatapan matanya berubah tajam. "Kita memang selalu bersama. Setiap hari tidak pernah berpisah. Tapi, Hyung ...." Aku menatapnya cukup lekat. "Selalu bersama tidak lantas membuat kita benar-benar menjadi saudara."

On Me [OSH] | TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang