Prolog

62K 892 6
                                    

Prasetya Rihardi Kanugara  seorang pengusaha tambang batu bara terbesar di indonesia.

Di umur nya yang ke 29 tahun sudah mampu menghidupi diri sendiri, tetapi selalu di tuntut untuk menikah oleh kedua orang tuanya.

Bukan prasetya tak laku jangan tanya soal tampang dirinya di atas rata-rata, rahang tegas, hidung bak prosotan tk, mata tajam, tubuh atletis, bahkan banyak wanita sepantarannya yang mengejarnya.

Namun prasetya tak pernah sedikitpun tertarik, dia menganggap bahwa wanita itu hanya ingin hartanya saja.

***

Alisha Aulia Atdimaja atau biasa di panggil dengan nama Sasha, gadis berusia 18 tahun dengan kecantikannya yang mampu menghipnotis kaum lelaki. Dan benar saja, Sasha mampu memikat Pras dengan pesonanya. Anak pertama Aryo atdimaja dan Serina Putri Atdimaja yang mempunyai adik perempuan berusia 13 th atau lebih tepatnya kelas 1 Smp yang bernama Sabrina Dwi Atdimaja yang kerap di sapa Nana.

Mau tau Pras pake pelet apa memikat gadis muda seperti Sasha? Yang paling utama pake jalur langit dan kedua jalur gombal + jalur tampang.

***


"Om beneran mau di jodohin?" Tanya Sasha lagi.

Lagi dan lagi Pras mengangguk.

"Kenapa? Kenapa tiba-tiba? Om ada masalah?" Ucap Sasha dengan suara serak menahan tangisnya.

"Gak ada" Ucap Pras singkat.

"Kenapa Om jadi dingin gini sama aku? Kalau aku ada salah aku minta maaf, Om marah soal kemarin? Maaf aku a-ku gak-" Air mata Sasha terkumpul di pelupuk mata gadis itu.

"Tidak" Ucap Pras memotong penjelasan Sasha.

"Kalau gitu Om disini aja, Om juga jangan dingin sama aku, Om biasanya kan cerewet" Air mata Sasha turun tanpa permisi, dia tidak mau Pras pindah, semenjak ada Pras Sasha jadi betah di rumah. Karena Pras biasa mendatangi rumahnya dengan alasan membahas pekerjaan dengan Papahnya, padahal Pras datang ke rumahnya hanya untuk mengusili dirinya.

"Saya harus pindah Sha, Mamah saya nunggu di rumah, mungkin ini terlambat tapi saya gak kuat buat nahan lagi, saya sayang sama kamu Sha, saya cinta sama kamu"

Hening

"Tapi saya sadar, kalau posisi saya cuma kamu anggap Om, Kan?" Tanya Pras sambil terkekeh.

Sasha tak menyangka, jika Pras mengatakan hal itu langsung dari mulutnya. Sasha kira, Pras hanya iseng selama ini padanya.

"Om maaf, kalau sikap aku selama ini nyakitin hati Om" Aku cuma mau mastiin perasaan aku Om.

Pras menatap Sasha dengan tatapan yang sulit di artikan, ada rasa iba saat melihat air mata gadis itu, tapi air mata itu hanya air mata bersalah, andai air mata itu adalah air mata Sasha untuknya. Air mata yang tak rela Pras pergi karena gadis itu mencintainya.

Namun Pras tak mau lagi terlalu berekspektasi.

"Jangan nangis, saya sayang sama kamu, bahkan saya cinta sama kamu Sha, tapi saya sadar sekarang, hubungan kita hanya sebatas Om dan ponakan, seperti yang kamu bilang kemarin, saya janji bakal nyari tante yang baik dan sayang sama kamu seperti saya selama ini, doain ya?" Lagi dan lagi Pras terkekeh.

"O-om?" Sasha kaget, ternyata Pras mendengar semua ucapannya kemarin? Waktu dia menelpon dengan Vivi? Astaga!.

"Kamu balas pesan saya, kamu bilang kamu naik ojol, tapi ternyata kamu diantar pulang sama gebetan kamu" Pras terkekeh, teringat pesan yang di kirim oleh Sasha padanya, Saat tiba di rumah Pesan Sasha baru masuk tepat setelah Pras di jalan menuju rumah.

"Kamu tau Sha? Saya sudah suka sama kamu sejak pertama kali saya kenal kamu, empat tahun yang lalu, saat saya kuliah ambil S2 di situ saya kenal Aryo, dan disitu kamu kelas 1 SMA, saya kagum sama kamu, tapi tenang aja saja bakal hapus dan buang perasaan saya mulai hari ini" Lagi dan lagi Pras terkekeh miris.

Sedangkan Sasha? Gadis itu terdiam sembari mengelap genangan air matanya yang terus saja mengalir.

"Saya gak bakal ganggu kamu lagi Sha, maafin saya kalau sikap saya selama ini buruk ke kamu, kesannya bikin kamu ilfiel, tapi sekarang gak lagi kok"

"O-om.."

"Saya bakal balik ke jakarta, saya gak akan balik lagi kesini, kecuali ada hal penting, sebenarnya kemarin saya mau menyatakan perasaan saya ke kamu, tapi setelah saya dengar percakapan kamu kemarin saya mundur duluan, ekspektasi saya terlalu tinggi Sha, jadi gak ada pilihan lain, selain menerima wanita pilihan Mamah saya, doain ya semoga lancar, kamu tenang aja saya bakal undang kamu sekeluarga kalau nanti tunangannya jadi"

"O-om hiks tap-" belum selesai Sasha berucap namun Pras memotong nya lebih dulu.

"Hapus air mata kamu Sha, kamu tidak perlu sampai menangis begitu hanya untuk minta maaf, soal kemarin saya maafin kamu, saya harap lelaki kemarin itu lebih baik dari saya"

Bukan, Sasha menangis bukan karena itu, tapi karena dia tak rela Pras pergi, dia sudah terbiasa dengan laki-laki di hadapannya ini. Namun bodohnya kata-kata itu hanya bisa Sasha ucapkan dalam hati.

"Saya pamit, dan makasih sudah ijinin saya mencintai kamu selama empat tahun, walaupun kamu gak tau, tapi seenggaknya saya bisa rasakan cinta, walaupun gak di cintai balik"

"Assalamualikum, sekali lagi saya pamit"

"Waalaikumsalam"

Setelahnya, Pras memasuki mobilnya dan meninggalkan Pekarangan rumah Sasha, Lelaki itu yakin dengan pilihannya, mungkin lebih baik begini daripada dia tetap tinggal disini. Tidak ada gunanya.

Untuk apa coba? Jawaban sudah dia dapat, dan saatnya cari tempat lain yang bisa menerima dia apa adanya, yang saling membutuhkan, dia juga ingin dicintai, bukan hanya mencintai.

Prasetya (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang