30. Hari Pertama

17.4K 369 4
                                    

Pagi-pagi sekali. Tepatnya jam 06.12 Pras terbangun dan mencari Sasha yang semalam tidur di sampingnya. Namun dia di buat kaget karena tidak mendapati Sasha di dalam kamarnya.

"Astaga, istri gue kemana ya!? Apa dia pulang ya kerumahnya? Pasti dia kapok dah gara-gara semalem" Monolog Pras.

Karena paniknya, Pras langsung saja berdiri dan berjalan ke lemari pakaian mengambil celana pendek. Ia menggunakan tanpa atasan dan tanpa dalaman!.

Pras menuruni tangga, seketika fokusnya teralihkan ke arah dapur saat mendengar suara ribut dari arah sana. Mungkin saja itu Sasha.

Dengan hati yang sedikit girang, Pras berjalan sembari memasukkan tangannya ke saku celana pendeknya dan bersiul ke arah dapur.

Benar saja, terlihat Sasha yang tengah memasak di sana, dan jangan lupakan wanita itu menggunakan daster. Astaga Pras makin jatuh cinta rasanya.

Pras berjalan ke arah kulkas, mengambil air dingin dan meminumnya. Sedangkan Sasha yang merasa ada orang lain di dapur selain dirinya pun membalikkan badan dan melihat ke arah kulkas yang terbuka.

"Om? Om kok belum mandi? Emangnya gak ngantor?" Tanya Sasha yang hanya sekilas menatap Pras karena sekarang fokusnya teralihkan ke masakan di depannya.

Suami Sasha itu tak menjawab. Dia berjalan ke arah Sasha dan memeluk gadis itu dari belakang lalu mencium pipinya.

"Morning" Ucap Pras.

"Saya gak ngantor hari ini, lagi pengen sama istri, kamu cuti juga kan?" Tanya Pras yang masih setia memeluk pinggang Sasha.

"Iya cuti"

"Gimana kalau kamu perpanjang ambil cutinya, kita pergi honeymoon ke labuan bajo, atau tempat yang kamu mau apa? Ayok kita bulan madu kesana" Ucap Pras yang kini wajahnya sudah berada di ceruk leher Sasha.

"Bulan madu nya minggu depan aja gimana?" Tanya Sasha sambil melirik Pras sekilas.

Pras mengangguk "Oke" Ucapnya lalu tangannya mengelus perut Sasha dari luar daster.

"Tangannya jangan nakal ya!, Mau aku cemplungin ke wajan juga?"

"Galak banget sih, kan makin sayang" Ucap Pras terkekeh saat mendapat cubitan dari Sasha.

"Dasar!"

Lelaki itu hanya terkekeh dan menampar bokong sang istri dengan gemas membuat wanita itu memekik.

"PRAS!, SASHA!, KOK PINTU DEPAN GAK DI KUNC-" Ucapan orang tersebut terhenti kala melihat adegan tak senonoh di dapur yang tak jauh dari tempatnya berdiri.

Pras dan Sasha yang mendengarnya langsung berbalik dan menatap pemilik suara tersebut.

"Kak Anita?" Beo Pras. Lelaki itu langsung berjalan menghampiri sang Kakak yang masih mematung.

"Maaf Pras Kakak ganggu, Ini nih Kakak cuma mau pamit doang mau balik ke solo" Ucap Anita cengengesan.

"Loh? Kok cepet banget? Mas Bagas mana?" Tanya Pras yang celingukan mencari suami Anita.

"Tuh di ruang tamu sama Sean" Ucap Anita.

Sasha mematikan kompor dan berjalan ke arah Anita lalu menyalimi Kakak Pras sekaligus kakak iparnya itu.

"Mbak Anita gak mau nginep disini dulu? Kok cepet banget pulangnya?" Tanya Sasha menatap Anita.

"Iya Sha, soalnya Sean besok mau masuk tk, nah Mas bagas juga lagi sibuk banget di kantor soalnya kemarin ada yang bermasalah sama laporan keuangan kantornya"

Sasha hanya manggut-manggut paham dan berjalan ke arah ruang tamu menghampiri suami Anita. Pras dan Anita pun ikut berjalan ke arah ruang tamu mengikuti Sasha dari belakang.

"Mas Bagas mau ngopi dulu?" Tanya Sasha sembari menyalimi tangan Kakak iparnya.

"Gak usah Sha, lagi buru-buru" Balas bagas sambil tersenyum.

"Yahh, Padahal aku udah masak sarapan loh, Sean gak mau makan sayang?" Tanya Sasha lagi. Namun pertanyaan nya kali ini tertuju pada Sean-Anak Anita yang berusia 5 th.

Tak ada jawaban dari Sean. Hanya gelengan yang ia berikan untuk menjawab pertanyaan Sasha barusan. Sedangkan Sasha hanya tersenyum menanggapi, dia sudah hapal betul bagaimana sifat ponakannya ini. Sangat cuek.

"Ya udah kalau gitu Kakak pamit dulu ya Pras? Sha?, Oh iya ini kado buat pernikahan kalian" Ucap Anita menyodorkan puperbag ke arah Sasha.

"Kita pamit ya, Assalamualaikum" Ucap Bagas berjalan keluar dari rumah Pras.

Sasha dan Pras ikut mengantarkan Kakaknya itu sampai depan pintu rumah mereka. Namun belum sepenuhnya Anita pergi. Wanita itu membisikkan sesuatu ke arah Pras.

"Kalau mau bikin adek jangan lupa kunci pintu" Bisiknya sambil cekikikan.

Jangan kira bahwa Sasha tak mendengarnya. Sasha mendengarnya hingga membuat wanita itu menunduk malu. Liat saja nanti suaminya akan dia basmi setelah Kak Anita pulang!.

Pras memberikan jempol kepada Anita. Tanda ia paham.

"Hati-hati ya Kak Anita! Mas Bagas!" Teriak Sasha saat mobil Bagas berbunyi.

Bagas membunyikan klakson mobilnya dan pergi dari halaman rumah Pras dan Sasha. Sedangkan pasutri itu masih diam di tempat.

"Om tuh ya gak inget tempat tau gak!, aku males bicara sama Om" Ucap Sasha langsung meninggalkan Pras yang masih mematung.

"Sayanggg, jangan ngambek dong" Ucap Pras yang sedikit berlari mengejar Sasha kedapur.

"Udah ah, Mending Om makan sekarang, keburu dingin"

Pras mengangguk dan duduk di kursi makan. Menatap Sasha yang tengah menyiapkan sarapan untuknya.

"Oh iya sayang, Kan saya sudah lama tuh gak urus perusahaan yang di jakarta, kalau saya ajak kamu pindah kesana, apa kamu mau? Kalau kamu tidak setuju juga tidak apa-apa, saya bisa kok bolak balik jakarta-jogja"

Sasha yang mendengar ucapan Pras langsung berbalik menatap ke arah lelaki itu. Sungguh pintar ya Pras membuka pembicaraan agar Sasha tidaj mendiaminya.

Wanita itu berjalan sembari membawa piring berisikan sayur tumis dan peyek udang kesukaan Pras.

"Aku sih bisa aja Om, tapi kita minta izin ke Mamah Papahku dulu ya? Soalnya aku juga harus pindah kampus kan kalau kita pindah ke jakarta?" Tanya Sasha yang kini duduk di dekat Pras. Mengambilkan lelaki itu nasi di piringnya lengkap dengan lauk pauk.

"Kalau kamu gak bisa gak apa-apa" Ucap pras tersenyum ke arah Sasha. Ternyata punya istri itu enak ya? Apa-apa di temani. Makan di temani, tidur pun ditemani. Enak betul!.

"Aku kan udah bilang kalau aku bisa Om, tapi kita tanya Mamah sama Papah dulu"

"Gak usah deh sayang, kita disini aja dulu, sekalian tunggu kamu wisuda" Ucap Pras lagi yang langsung menyantap makanan di depannya.

"Terserah Om sih, tinggal tiga semester lagi aku wisuda, aku kan ambil yang enam semester"

"Wahh hebat itu, ya udah kalau gitu kita pindahnya sesudah kamu wisuda aja sayang"

Sasha mengangguk tanda mengiyakan ucapan Pras. Dan setelahnya terjadi keheningan di antara mereka berdua. Hanya suara sendok Sasha yang beradu dengan piring sebab Pras menggunakan tangan.

Maklum baru hari pertama serumah. Jadi... semua terasa canggung.

*
*
*
Tbc

Prasetya (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang