Ini cerita pertamaku, jadi maaf kalau alurnya ngalur ngidul gak jelas🙏.
Kalau kalian lagi baca terus nemu Bab yang gak sesuai maklum aja. Soalnya lagi aku revisi, jangan tanya lagi kenapa alurnya kok beda. Karena aku mau lebih perbaiki tulisan aku supaya kalian betah bacanya.
Selamat membaca!.
***
"Sha!!, Sasha!!!" Teriak Serina menggedor pintu kamar anaknya.
Sedangkan Sasha? Jangan di tanya lagi, gadis berusia 18 tahun itu tengah asik menonton Boyband koreanya, dimana terlihat di layar menampakan 7 manusia ganteng. Tetapi lebih ganteng papahnya menurut Sasha.
Tak lupa dengan lighstick yang berada di genggaman tangan gadis itu serta earphone yang bertengger cantik di telinganya.
Pantas saja sedari tadi dipanggil tak menyahut ternyata asik nonton orang ganteng.
Brakk!!
Pintu di dobrak menampakkan mamahnya berdiri di ambang pintu sambil bertolak pinggang. Sasha yang nampak kaget langsung bergegas berdiri tak lupa mematikan laptop di depannya.
"Mamah hehe" cengir nya tanpa dosa.
"Nyengir terus, gigimu kering baru tau rasa" sembur mamahnya.
"Gak bakal lah mah, kan aku gak jemur gigi"
"Udah udah, sekarang kamu antar berkas ini ke rumah Pras" Serina menghampiri putrinya lalu menyerahkan sebuah tumpukan berkas.
"Ihh kan aku udah bilangin Papah tadi kalau aku gak mau anter berkas ini, aku males mah ke rumah Om Pras" Jujur, yang menjadi permasalahan itu karena tetangganya yang baru pindah itu sangatlah genit!.
"Heh! Terus kamu mau suruh Mamah gitu? Lagian kamu kan gak kuliah lagi libur, cuma di suruh gitu sambat nya minta ampun, haduh gusti..." Serina menepuk jidatnya, stress sudah dia dengan kelakuan anaknya.
"Iya dehh" Sasha mencebikkan bibirnya kesal.
Sebelum benar benar jauh dari Mamah Serina, Sasha menggerutu terlebih dahulu.
"Jangan marah mulu Mah, entar cepat tua Papah berpaling loh"
"Bacot" Ucap Serina yang membuat Sasha ngebug seketika. Apa tadi? Mamahnya mengumpatinya bacot? Sudahlah Sasha lebih baik pasrah ketimbang gila.
***
"Assalmualaikum, yuhuuu spada, enibadih hom" Tak ada tanda tanda si pemilik rumah keluar. Sasha mencebikkan bibirnya kesal menatap rumah yang pintunya terbuka tersebut. Bisa dipastikan kalau ada maling yang masuk, tidak akan ada yang curiga sama sekali.
Sasha menghela napasnya. "Gila banget si bangkotan gak denger, tapi pintunya kebuka berarti dia ada di rumah dong"
Dengan otak cerdasnya Sasha memasuki rumah Pras. "Assalamualaikum" ucapnya sebelum masuk.
"Walaikumsalam" ucapnya lagi setelah masuk.
Sasha cekikikan akibat tingkahnya sendiri, salahkan yang punya rumah, kenapa coba suara cewe cantik kok tidak di dengar?. Jadinya Sasha terobos saja.
"Om..., yuhuu, gila nih orang dimana sih?, budek kali ya?" Monolognya
Tibalah Sasha di depan pintu kamar Pras, jangan tanya kenapa dia tau kamar Pras, ya karena Pras sudah hampir sebulan tinggal disana, dan juga Sasha rajin kerumahnya, hanya sekedar mengantar berkas papahnya, mengantar makanan buatan mamahnya dan mengintipnya. Eh nggak, bercanda.
Hampir saja dia mengetuknya sebelum sebuah suara membuat tangan dan sekujur tubuhnya menegang.
Sasha bukan gadis polos lagi, dia jelas tahu suara apa itu. Suara desahan?, ya! Itu suara desahan.
Dirinya tak salah dengar kan? Pras mendesah sambil memanggil namanya. Ini tidak bisa dibiarkan.
Dirinya bukan gadis polos yang tak tau Pras sedang melakukan apa. Pasti Pras tengah mengocok anunya. Sedang membayangkan dirinya yang iya-iya.
Memikirkannya saja membuat Sasha merinding, sekali lagi dia menempelkan kepalanya berharap kupingnya bermasalah sehingga dia salah dengar. Badannya seperti tergelitik, menjijikkan. Pikirnya.
Dia tidak salah dengar lagi, itu benar suara laknat dari Pras!.
Sasha tidak terima!. dia mengetuk pintu itu tanpa rasa malu, untuk apa dia malu? Seharusnya Pras yang malu sebab sedang Onani sambil membayangkan tubuhnya yang semok ini.
"Omm!!! Omm Prass!! Ini Sasha buka gak pintunya!!!" Ucapnya menggebu gebu.
Sasha kembali ingin menggedornya tetapi terhenti sebab pintu kamar Pras terbuka.
Terlihat Pras yang tengah menggunakan handuk yang hanya menutupi sebatas pinggangnya saja, sedangkan perut sixpack nya? Terlihat begitu saja, Astaga! pipi Sasha tiba-tiba memerah melihatnya.
Pras menaikkan satu alisnya "ada apa" ucapnya cuek.
"Aku tadi mau antar berkas, tapi dengar suara aneh dari kamar Om, kok desah sambil manggil namaku? Gak sopan tau gak, pasti Om bayangin aku yang cantik ini enggak enggak iya kan?" Ucapnya menggebu gebu.
"Emang saya lagi ngapain?" Tanya Pras santai.
"Eumm y-ya Om lagi anu, emang Om lagi ngapain sih? Kenapa coba gak pakai baju?" Ucap Sasha balik bertanya.
"Saya tanya kamu, kenapa malah balik tanya? Saya habis mandi makanya gak pakai baju" Pras bersedekap dada menunggu jawaban gadis di depannya.
"Bohong, tadi aku dengar Om desah gini eumm sashaaa ahhh gitu" Ucap Sasha menirukan suara Pras.
Pras terkekeh mendengarnya, apakah memang gadis ini mendengarnya? Pras tidak peduli, semua lelaki juga pernah ber Onani kan?.
"Ayok jawab, Om gak mandi kan? Orang masih acak acakan begini rambut nya, om gak boleh bayangin seenaknya tau!, ya walaupun Om ganteng" Percayalah Sasha hanya keceplosan, dia tak tahan melihat Pras yang tampilan seperti ini, berasa lihat suami baru bangun. Eeh?
"Saya emang gak mandi, saya baru bangun tidur, dan mimpiin kamu makanya saya manggil nama kamu tadi"
Sasaha mengeryit, apakah benar? Lalu kenapa Pras memakai handuk? Mengapa dia mendesah. Sasha tidak boleh percaya begitu saja dengan omongan Om Om seperti Pras.
"Terus kenapa Om desah? Emang Om mimpiin aku apa" Sasha ikut bersedekap dada menunggu jawaban Pras.
Soal dokumen, Sasha sudah menaruhnya di atas nakas dekat pintu kamar Pras.
"Saya tadi mimpi kalau saya lagi... kalau saya lagi gituan sama kamu"
Sasha terbelalak mendengarnya
"DASAR MESUMMM!!!!" Sasha memukul Pras dan setelahnya berlalu keluar rumah Si bangkotan itu.
Sedangkan Pras? Pria itu terkekeh geli melihatnya. Tak hanya sekali Sasha mengatainya mesum, padahal dia baru saja pindah dan menjadi tetangganya.
Pras hanya senang membuat Sasha kesal, lagi pula tak salah kan kalau dia mimpi yang iya-iya sama Sasha HAHAH.
*
*
*
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Prasetya (Completed)
RandomCerita dewasa 18+ FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!. (SUDAH REVISI) Sasha sungguh muak, muak karena kelakuan Pras. Jika saja lelaki bangkotan itu bukan tetangga sekaligus teman sang papah. Mungkin Sasha sudah menggantung Pras hidup-hidup lalu mengambil g...