Hari ini Sasha sangat senang karena Pras sudah berada rumah. Bahkan lelaki itu tak cukup 4 bulan di kalimantan namun memutuskan untuk pulang karena tak tahan ingin cepat menikahi Sasha.
Dan tepat saat ini, ia mengantar Sasha ke kampus karena dia ingin menghabiskan waktu bersama gadis itu. Walaupun Sasha sudah kekeuh untuk tidak ke kampus agar bisa menghabiskan waktu bersama Pras. Namun lelaki itu memaksanya. Dan kini mereka berdua berada di dalam mobil Pras, berniat menuju ke kampus.
"Aku seneng deh, karena Om pulang lebih cepat" Ucap Sasha dengan cengiran di wajahnya.
Pras yang melihat wajah gadis itupun gemas dan akhirnya mengacak rambutnya.
"Saya gak bisa lama-lama jauh sama kamu, sayang"
"Gombal" Ucap Sasha mendengus kala mendengar jawaban Pras. Sedangkan lelaki itu hanya terkekeh.
Tak terasa kini mobil Pras telah sampai di area kampus dan berhenti tepat di gerbang. Sontak mobil lelaki itupun menjadi sorotan karena cukup menghalangi jalan masuk bagi mahasiswa/i yang ingin masuk.
Sasha turun dari mobil diikuti dengan Pras. Dia ingin melihat gadis itu selamat sampai tujuan. Hlah Pras Pras prett.
"Aku masuk dulu ya Om" Ucap Sasha yang mengambil tangan Pras dan menyaliminya.
"Iya Sayang, yang rajin belajarnya, nanti pulang sama saya, janji kok saya gak bakal telat lagi kayak dulu" Ucap Pras panjang lebar yang di akhiri kekehan di akhir kalimatnya.
"Siapp Boss" Ucap Sasha.
Pras kembali terkekeh dan masuk ke dalam mobil saat Sasha sudah mulai menjauh dari tempatnya berdiri.
Sasha berjalan memasuki gedung fakultas manajemen. Gadis itu cukup ramah dan cukup terkenal di kampus karena selain cantik, Sasha juga sangat aktif di organisasi. Maka dari itu di sepanjang jalan tak sedikit mahasiswa/i yang seangkatannya bahkan katingnya pun ikut menyapa Sasha.
"Sasha!!" Teriak Seseorang yang membuat Sasha berbalik dan menatap orang yang memanggilnya.
"Eh iya kak? Kenapa ya?" Tanya Sasha saat melihat kating nya yang ia ketahui namanya adalah Rere.
Rere mendekat ke arah Sasha dan merangkul bahu gadis itu. Sasha yang di perlakukan seperti itu hanya menatap aneh ke arah Rere yang bahkan katingnya itu tak pernah bicara padanya.
"Yang anter lo tadi itu siapa ya? Itu bokap lo?" Tanya Rere.
"E-eh? Eum iya itu Daddy aku" Ucap Sasha setengah gugup.
"Bokap lo duda ya? Lo mau gak kalau gue menemani kesendirian bokap lo? Dalam artian gini nih, gue jadi ibu sambung lo? Gimana?" Ujar Rere.
"Gak usah!" Reflek Sasha menutup mulutnya saat ia sedikit menggertak Rere.
"Maksud aku, Itu bukan urusan aku Kak, lagian Daddy aku lebih nyaman sendiri kayaknya"
"Enggak enggak, pasti Daddy lo juga kesepian. Daddy lo ada sosmed gak? Ig? Tweet? Atau no Wa nya kek kalau boleh" Ucap Rere menatap Sasha sambil menyodorkan handphone miliknya.
"Sha! Yee nih bocah malah asik ngobrol, bentar lagi masuk anjirr" Teriak Vivi dari pintu kelas.
"Eumm Kak, aku ke kelas dulu ya? Gak lama dosen masuk" Ucap Sasha yang langsung berlari menghampiri Vivi dan meninggalkan Rere yang diam kecewa.
***
Tak terasa waktu kuliah Sasha hari ini sedikit lebih cepat. Mungkin karena dosen yang memberikan materi hari ini asik jadi Sasha tak bosan. Dan sekarang Sasha berdiri di depan kampus sambil memainkan ponsel miliknya.
Tinn
Tinn
Tinn
Terdengar suara klakson mobil Pras yang membuat gadis itu tersenyum. Kini mobil Pras terparkir tepat di depan Sasha berdiri. Sasha sengaja tak menunggu di halte karena gadis itu sedikit trauma dengan suasana halte.
"Udah lama?" Tanya Pras saat lelaki itu turun dari mobil.
"Belum kok, baru aja keluar" Ucap Sasha dengan senyuman di wajahnya.
"Mau mampir makan dulu? Atau langsung pulang?" Tanya Pras lagi.
"Boleh deh, aku mau beli seblak"
"Ya udah ayok" Ajak Pras menarik Sasha.
Namun, belum juga Sasha dan Pras memasuki mobil. Suara seorang gadis berteriak membuat Pras dan Sasha berbalik.
Terlihat Rere di depan mereka yang sedang mengatur nafasnya akibat habis berlari.
"Kenapa ya Kak?" Tanya Sasha saat melihat Rere sudah bernapas stabil.
"Sha gue boleh gak numpang mobil bokap lo? Rumah kita kan searah lagian gue gak ada jemputan" Ucap Rere.
"Boleh gak Om?" Tanya Rere menatap Pras yang hanya diam saja.
Demi apapun Rere mleyot melihat lelaki matang di depannya. Sangat gagah dan tampan, sungguh seperti sugar daddy uugh!.
"Maaf Kak, aku sama daddy mau ke rumah eyang" Ucap Sasha menatap Pras.
Pras kembali menatap Sasha yang menyebut dirinya Daddy. Walaupun terdengar menggelikan namun mampu membuat Pras menahan senyumnya.
"Yahh, Bener ya Om?" Tanya Rere lagi.
Belum sempat Pras menjawab namun Sasha lagi dan lagi mendahului Pras.
"Bener kok, iya kan Dad?" Tanya Sasha menatap Pras dengan wajah polosnya.
Jangan tanya soal jantung Pras. Rasanya mau hilang saja dari tempatnya sekarang. Kalau bukan di tempat umum sudah Pras habisi bibir Sasha itu.
"Ekhem" dehem Pras menghilangkan kegugupannya "Iy benar kata Sasha, tapi kalau kamu mau, saya bisa pesanin gojek atau gocar, mau?" Tawar Pras.
"Gak usah deh Om aku bisa pesen sendiri kok, aku butuhnya nomor telepon Om aja, boleh?" Tanya Rere.
Pras melirik Sasha sekilas. Terlihat wajah tak suka gadis itu yang membuat Pras kembali menahan senyumnya. Ternyata Sasha bisa cemburu juga padanya.
"Duhhh kayaknya eyang hubungin aku lagi deh Dad, eh iya Kak Rere kita duluan ya? Sampai jumpa besok lagi" Ucap Sasha langsung menarik Pras menyuruh pria itu masuk kedalam mobil.
Bisa gawat lama-lama jika berdekatan dengan katingnya yang sok cantik itu. Dikira Pras mau apa sama dia? Pras cuma suka sama dirinya! Rere harus tahu itu biar dia berhenti mengejar Pras.
"Dasar gatel" Ucap Sasha saat Pras sudah duduk dalam mobil.
"Cemburu hm?" Tanya Pras dengan senyuman di wajahnya.
"Iyalah! Gila aja calon suami aku mau di ambil huh! Lagian Om juga diem aja di deketin, suka ya?" Tanya Sasha bersedekap Dada.
"Suka lah, berarti saya ganteng" Ucap Pras dengan tampang sok gantengnya. Tapi memang ganteng sih.
"Dih! Narsis banget Mas nya"
Pras yang mendengar Sasha mengucapkan kata 'Mas' barusan membuat pria itu menatap Sasha gemas.
"Maksud kamu apasih? Tadi manggil saya Daddy, sekarang Mas?"
"Kenapa? Om gak suka?"
Tak ada jawaban dari Pras. Pria itu hanya menghela napas dan kembali menatap jalanan di depan.
"Kalau kamu gitu terus, bisa-bisa saya jantungan, karena kalau saya denger kamu bicara manis-manis gitu ke saya, gak tau kenapa jantung saya detakannya langsung seribu kali lebih cepat, cuma takut nanti jantung saya copot" Ucap Pras yang membuat Sasha mendelik.
Dasar LEBAY!!!.
*
*
*
TbcHolaa yeorobun!!, jangan lupa cek profilku ya!! Ada cerita baru yang lebih seru!.
KAMU SEDANG MEMBACA
Prasetya (Completed)
RandomCerita dewasa 18+ FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!. (SUDAH REVISI) Sasha sungguh muak, muak karena kelakuan Pras. Jika saja lelaki bangkotan itu bukan tetangga sekaligus teman sang papah. Mungkin Sasha sudah menggantung Pras hidup-hidup lalu mengambil g...