20. Pras Itu Sebenarnya...

8.1K 396 11
                                    

Sasha sekarang tengah berada di koridor rumah sakit. Mamah nya sudah sadar tadi dan menangis meraung karena mengingat kejadian kecelakan yang menimpahnya.

Dokter bilang, Serina butuh istirahat untuk menjernihkan pikirannya, makanya Sasha memilih menunggu di koridor rumah sakit. Saat asik melamun, Sasha di kagetkan dengan suara ponsel nya.

Gavinalan is calling...

"Halo?" Ucap Sasha setelah mengangkat panggilan Gavin.

"Halo Sha? Lo gak ada di rumah ya? Gue bawain lo makanan nih, katanya lo sendiri kan di rumah?" Tanya Gavin di seberang.

Sasha kembali terisak.

"Gue di RSUD Sleman Kak, keluarga gue kecelakaan" Jawab Sasha dengan seadanya.

"Innalillahi, gue kesana deh ya sekarang, mau titip gak?" Tanya Gavin lagi.

"Gak ada Kak, Kakak gak usah kesini takut ngerepotin" Ucap Sasha.

"Gak ada yang di repotin Sha, gue kesana sekarang" Setelah mengatakan itu, Gavin mematikan sepihak sambungan telepon mereka.

Kembali Sasha melamun, dia memikirkan keluarganya, namun ada hal lain yang menggganggu pikirannya, apa dirinya kelewatan dengan Pras? Seharusnya dia tidak terlalu ketus terhadap pria itu karena bagaimana pun Pras adalah sahabat Papah nya.

Terdengar suara sepatu kulit yang menginjak ubin lantai rumah sakit. Sasha mendongak dan melihat siapa pemilik sepatu tersebut.

"Makan dulu" Ucap Pras menyodorkan kresek berisikan makanan untuk Sasha.

"Aku udah kenyang" Balas Sasha singkat.

Pras hanya menghela napas gusar, biarlah makanan nya ia taruh di dekat Sasha, malam ini dia akan menemani Sasha untuk menunggu di Rumah Sakit.

Eyang Sasha akan datang besok pagi, begitu juga dengan Om Dasa, adik Aryo. Sasha sudah memberitahukan keluarganya, tidak mungkin kan keluarga besar nya tidak di beritahu?.

"Sha!" Teriak Seseorang.

Sasha menatap pemilik suara tersebut dan ternyata lelaki tampan berdiri di sana, siapa lagi kalau bukan Gavin. Si kating famous di kampusnya.

Sasha tersenyum kala Gavin semakin dekat, sedangkan Pras yang melihat Sasha tersenyum ke arah Gavin membuangkan muka, sungguh hati Pras seperti di cubit.

Lelaki itu memilih baring di kursi tunggu, menutup matanya menggunakan lengan kanannya, ia tak tahan melihat adegan selanjutnya dari kedua sejoli di depannya.

"Ini Sha, makanan buat lo dari Mamah" Ucap Gavin.

Sasha kaget dan menerima kotak bekal berisikan makanan. Sedangkan Gavin memilih duduk di dekat Sasha dan tersenyum kala melihat Sasha membuka kotak bekalnya dan memakan makanannya.

"Setelah lo pulang dari rumah gue tadi sore, Mamah nanya soal lo mulu, makanya dia bilang bawain lo makanan mumpung lo sendiri di rumah" Jelas Gavin panjang lebar.

"Nitip salam ya buat Tante Fani, masakannya enak, makasih" Ucap Sasha.

Gavin tersenyum dan setelahnya mengangguk. Lelaki itu mengacak rambut Sasha yang membuat Sasha mencubit pinggang Gavin.

"Iih kan makin berantakan rambutnya Kak" Ucap Sasha sebal.

Gavin hanya terkekeh lalu lelaki itu menatap Pras yang dari tadi baring sembari menutup mata menggunakan lengan. Namun Gavin tak menghiraukannya, Gavin tahu jika Pras adalah sahabat Aryo, jadi apa lagi yang perlu Gavin tanya kan kepada Sasha?.

Prasetya (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang