"Kok gue jadi kepikiran Sasha ya?" Monolog Pras.
Kini lelaki itu sidah berada di kantor. Dirimya meninggalkan Sasha di rumah sendiri, sebab gadis itu masuk jam sembilan. Dengan berat hati dan sedikit perdebatan kecil, akhirnya Pras mengalah dan meninggalkan sang pujaan.
Tokk
Tokk
"Masuk!"
Muncul seorang lelaki jangkung dari balik pintu membawa beberapa berkas dan langsung meletakkan secara kasar di atas meja kerja milik Pras.
"Pelan-pelan asu!" Sentak Pras kepada sang sekretaris sekaligus sahabat Pras semasa SMA.
"Cepetan tanda tangan, jangan mikirin anaknya Pak Aryo terus" Ucap Jaya.
Pras tak banyak bicara dan dengan mulut komat-kamit ia menandatangani berkas yang setebal dan sebanyak cintanya ke Sasha.
"Eh Jay, saya mau nanya"
"Iya nanya aja Pak"
"Kalau saya nyatain perasaan saya ke Sasha hari ini, gimana tanggapan kamu?"
"Ya bagus Pak, biar bapak bisa tau kepastiannya dia mau atau tidak, biar saya gak di teror sama Bu' Rani terus"
Pras berdecak "Kalah Mamah saya telpon kanu, abaikan saja gak usah di angkat"
"Ya bapak enak bilangnya, saya yang jalani ini ngenes Pak"
"Kalau gitu saya bakal nyatain perasaan saya secara serius sama Sasha, mungkin dia kira saya selama ini main-main"
"Siap Pak, di tunggu kabar baiknya"
Jaya keluar dari ruangan Pras membawa setumpuk berkas tersebut. Meninggalkan Pras yang tersenyum seperti orang gila.
Lelaki itu mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Sasha melalui pesan Whatsapp. Namun pesan nya centang satu, mungkin Sasha sedang ada kelas. Mengingat ini sudah jam 2 siang.
Pras punya dua pilihan dalam hidupnya. Mengikuti perintah Mamahnya untuk menyetujui perjodohan konyol antara dirinya dan anak sahabat Mamahnya.
Atau Pras mengejar Sasha yang notabenenya adalah gadis pujaannya. Maka dari itu selama empat bulan terakhir Pras gencar mendekati Sasha guna menentukan nasibnya kedepan.
"Kok pesannya centang satu terus ya?" Monolog Pras menatap pesan yang ia kirim beberapa menit lalu kepa Sasha.
Tak apa, Pras akan langsung menjemputnya di kampus saja. Mungkin Sasha sedang sibuk hingga tak memegang ponsel.
💢💢💢
Pras berhenti di depan universitas Sasha. Ia melihat dari kejauhan jika Sasha tengah berbicara dengan seorang lelaki yang sepantarannya.
Hati Pras seakan terbakar melihatnya. Lihat saja!, Pras akan membuat lelaki itu merasakan bogeman tangannya.
Dengan tergesah, ia turun dari mobil dan berjalan menghampiri Sasha yang tertawa bersama lelaki yang masih menggunakan almamater tersebut.
"Ayok pulang" Ajak Pras menarik pergelangan tangan Sasha.
"Loh Om? Kok udah disini, aku padahal baru mau telpon kalau aku pulangnya bareng Kak Gavin"
KAMU SEDANG MEMBACA
Prasetya (Completed)
RandomCerita dewasa 18+ FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!. (SUDAH REVISI) Sasha sungguh muak, muak karena kelakuan Pras. Jika saja lelaki bangkotan itu bukan tetangga sekaligus teman sang papah. Mungkin Sasha sudah menggantung Pras hidup-hidup lalu mengambil g...