08. Gavin menang

10.7K 367 0
                                    

Pras lagi, dan lagi menghela napas gusar. Sudah kesekian kalinya hp nya berdering memperlihatkan panggilan dari sang Mamah. Dengan berat hati Pras mengangkatnya.

"Halo mah?, ada apa?" Tanya Pras.

"Haloo Pras, eumm gimana kabarmu sayang? Kabar anak mamah baik kan?" Tanya Mamah Pras di seberang sana.

Pras tersenyum "iya alhamdulillah baik Mah, Mamah sama Papah gimana? Sehat kan?"

"Iya sehat sayang"

Lagi dan lagi Pras tersenyum "Kenapa nelpon Mah? Ada hal penting?" Tanya Pras.

"Gimana ya Mamah ngomongnya, anu sayang, mamah kan punya temen, temen Mamah itu punya anak yang baru pulang dari amerika, dia dokter loh Pras, Mamah mau kamu kenalan sama dia, kamu mau kan?"

Pras terdiam. Sidah ia duga, Mamah nya menelpon pasti tentang wanita.

"Halo Pras? Kamu mau kan?" Tanya Mamah Pras lagi.

"Pras punya tawaran buat Mamah, Kasih waktu Pras sampai besok sore, kalau Pras punya calon sendiri Pras gak akan terima suruhan Mamah, tapi kalau besok sore Pras gagal, Aku mau kenalan sama anak temen Mamah, aku ngomong gini karena aku tau Mamah pasti mau jodohin aku kan?"

Mamah Pras terkekeh di seberang sana.

"Hm, iya sayang, terserah kamu, kamu mau kenalan sama dia aja udah syukur"

Pras tersenyum, "ya udah Pras tutup teleponnya ya"

"Iya sayang, bungkusin mamah calon mantu ya!" Ucap Mamahnya sambil tertawa.

Pras hanya geleng-geleng dan mematikan sambungan teleponnya, dia semakin yakin untuk menjadikan Sasha kekasihnya.

Semoga saja keinginannya terwujud. Semoga.

Pras melihat jam di pergelangan tangannya, ternyata sudah waktunya Sasha pulang. Dia akan bergegas menjemput Sasha agar gadis itu tak terkena hujan, karena di luar langit mendung dan sangat gelap.

Pria itu melihat room Chat nya dengan Sasha, gadis itu hanya membacanya, berarti dia setuju dengan tawaran Pras yang megajak nya pulang, kebiasaan Sasha tak membalas pesannya, padahal Pras mengirim pesan dari dua jam yang lalu. Namun, hanya centang biru saja.

Pras bergegas pulang dan menuju ke universitas tempat Sasha menimba ilmu, dia tak sabar ingin berbicara dan menyatakan langsung perasaannya. Jika gadis itu memang hanya menganggapnya Om atau Kakak Pras akan berhenti. Ia tak akan merusak kebahagian orang yang ia sayang.

***

Kini Pras sudah sampai di depan gerbang Universitas, hujan yang tadi hanya rintik sekarang berubah menjadi lebih deras.

Pras menelpon Sasha namun gadis itu tak mengangkatnya lebih tepat hp nya tidak aktif.

Pras memilih turun dari mobil, membiarkan dirinya di guyur hujan, biarkan saja dia hujan-hujanan, yang penting Sasha nya tak menunggu lama.

Tibalah Pras di depan fakultas manajemen, fakultas tempat Sasha belajar.

Terlihat muda mudi yang menunggu hujan reda tinggal beberapa orang saja, Pras memilih bertanya kepada gadis yang tengah memainkan hp yang tak jauh dari arahnya berdiri.

Prasetya (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang