16. Kecewa

7.9K 395 13
                                    

Hari ini Sasha ada jadwal kuliah, jadilah gadis itu berangkat dengan malas ke kampus. Kalau tidak berangkat juga, pasti Mamahnya akan mengomel sepanjang hari. Semalam, Sasha begadang guna memikirkan kejadian kemarin. Mengingatnya membuat Sasha meragukan perasaan Pras.

Pras
Online

Nanti balik sama saya ya, saya yang jemput, kamu jangan ngambek lagi, semangat kuliahnya cantik😚.

Sasha membaca pesan singkat Pras, tak di pungkiri walaupun Sasha masih kesal namun dia terkikik geli melihat pesan singkat dari bangkotan itu, astaga Om Om satu itu kenapa jadi alay begini?.

Jam pulangnya tinggal 1,5 jam lagi, dia merasa bosan di kampus karena Vivi tidak datang ke kampus, katanya sih Vivi menemani ibunya belanja bulanan ck ck. Alasannya tidak masuk akal, paling tidak Vivi sedang jalan-jalan bersama pacarnya.

Hari ini dosen mata kuliahnya tidak datang, jadi di gantikan oleh Asdos, untunglah Asdos nya merupakan salah satu mahasiswa fakultasnya, jadilah dia paham terhadap keluhan mahasiswa/i yang ingin cepat pulang.

Dan finally mata kuliah Sasha sudah selesai, kini gadis itu menunggu Pras di halte, demi menghilangkan kegabutannya, gadis itu memainkan ponsel nya dan menatap langit yang sedikit gelap.

Semoga Pras lebih dulu datang dari pada hujan yang turun duluan.

Namun, sudah hampir satu jam Sasha menunggu Pras, dan saat itu juga hujan turun dengan deras. Ternyata Pras terlambat, bahkan lelaki itu belum kelihatan sama sekali.

"Apa Om Pras lupa ya? Gak mungkin sih, dia gak pernah lupa buat jemput gue"

Ternyata area kampus sudah sepi, seketika bulu kuduknya meremang, ternyata tinggal dia sendiri? Mana hujannya lebat lagi. Sudah tau Sasha parnoan soal hujan lebat. Dasar Pras!.

Saat asik melamun, Sasha di kagetkan dengan dua orang laki-laki yang memakai baju seperti preman? Mungkin. Dan menaiki motor rx-king yang mempunyai knalpot berisik. Tubuh gadis itu gemetar, saat kedua preman tersebut turun dari motor dan mendekatinya. Berita-berita yang tengah beredar di berbagai portal berita dimana banyak pencabulan terhadap anak di bawah umur membuat Sasha jaga-jaga.

"Halo neng cantik, sendiri toh neng?" Tanya lelaki berbadan kurus.

Sasha yang mulai panik, memundurkan diri, dia ingin membuka chat nya dengan Pras untuk meminta tolong, namun hp nya di rampas oleh lelaki yang memiliki badan berisi dan sedikit pendek di depannya.

"Kalian mau ngapain? Jangan macem-macem" Ancam Sasha.

Kedua lelaki itu tertawa, lalu mendekatkan diri ke Sasha.

"Cuma satu macam kok Haha, sini nduk sama mas" Jawab lelaki kurus dengan rambut ikal.

"Balikin hp gue gak, kalian pergi atau gue teriak?" Ancam Sasha.

Kembali terdengar kekehan dari dua orang tersebut.

"Oalah bukan asli jogja toh?" Ucap Pria bertubuh pendek lagi.

Dua lelaki itu memegang lengan Sasha dan menariknya Paksa.

"Tolonggg! Hiks" Teriak Sasha yang teredam oleh hujan.

"Percuma teriak, gak ada yang dengar, sini ikut kita, kita ajak seneng-seneng kok" Ucap si lelaki kurus.

Saat hendak menarik Sasha untuk masuk ke pelukan Laki-laki kurus itu, tiba-tiba datang seseorang menendang belakangnya, dan berakhir lelaki kurus itu terjerembab ke depan, sedangkan lelaki yang bertubuh pendek mendapat serangan di dada nya, hingga terbatuk.

"Pergi! Atau gak saya lapor polisi!" Ucap lelaki itu.

Dua lelaki itu meludah lalu berlalu menaiki motornya dan kembali menerjang hujan.

Sasha yang masih shock reflek memeluk lelaki di depannya, tanpa banyak bertanya lelaki itu membalas pelukan Sasha sama kagetnya.

"Kak hiks aku takut" Ucap Sasha lirih.

"Cup cup cup Udah ya, sekarang kita pulang, lo gue anter okey" Tanpa menunggu jawaban Sasha, lelaki itu membawa Sasha menuju mobilnya.

Sebelum memasuki mobil, lelaki itu mengambil handphone Sasha yang tergeletak dan mengantonginya.

Tak ada perbincangan dalam mobil, mereka berdua hanya diam, sedangakan hujan sudah redah.

Sasha antara shock dan kecewa hanya bisa melamun, hampir saja dia di lecehkan, untung ada Gavin yang menolong nya. Jika tidak, entahlah bagaimana nasibnya sekarang.

Kini tibalah Gavin dan Sasha di kediaman gadis itu, Sasha yang hendak keluar kembali terhenti saat tangannya di cekal oleh Gavin.

"Hp lo, Lain kali kalau gak ada yang jemput, tanya gue ya? Biar gue yang anter" Ucap lelaki itu.

"Makasih ya Kak, kalau gak ada kakak gue gak tau gimana tadi, sekali lagi makasih"

"Iya Sa" Ucap Gavin tersenyum.

"Gak mau mampir dulu Kak?" Tawar Sasha.

"Gak Usah, gue mau rapat himpunan" Ucap Gavin lagi.

"Ya udah hati-hati ya Kak, sekali lagi makasih" Ucap Sasha tersenyum.

Gavin ikut Tersenyum lalu menyalakan mesin mobilnya dan melajukannya setelah Sasha keluar.

Tepat saat Gavin mulai jauh, mobil Pras memasuki pekarangan rumah Pria itu, Sasha yang hendak menghampiri Pras seketika mengurungkan niatnya, saat ia melihat Pras turun dari mobil bebarengan dengan seorang gadis. Gadis itu...

Riana.

Ya gadis itu Riana mantan Pras. Kembali hati Sasha kecewa, jadi Pras tidak menjemputnya dan dia hampir di lecehkan karena Pras sibuk dengan wanita itu? Disini Sasha bisa menarik kesimpulan jika Pras memang masih mencintai Riana, buktinya Riana sekarang prioritas Pras. Kejadian ini membuat Sasha semakin meragukan perasaan Pras padanya.

Saat Sasha masih menatap Pras, tak sengaja matanya bersitatap dengan mata lelaki itu.

Pras yang melihat pun hendak menghampirinya namun gadis itu memilih bergegas masuk ke halaman rumah dan menutup gerbangnya.

Pras menghela napasnya, pasti Sasha sangat kecewa, terlihat dari sorot mata gadis itu. Dan sepertinya Sasha habis menangis, terlihat mata gadisnya yang sembab. Apa mungkin gadis itu menangis karenanya?. Mungkin iya.

Gadisnya? Gadis Pras?. Jika tadi Gavin terlambat menolong Sasha, apa mungkin dia masih bisa memanggil Sasha dengan sebutan gadisnya?.

Riana yang melihat Pras bengong akhirnya menggandeng tangan lelaki dewasa itu untuk masuk kedalam rumah Pras. "Ayo Pras, aku mau ketemu orang tua kamu, aku kangen banget sama mereka"

Pras membuyarkan lamunannya yang masih setia menatap rumah Aryo, pria itu tersenyum lalu membawa Riana masuk ke dalam rumah.

Sasha yang melihat semuanya dari jendela kamarnya hanya bisa menangis, kecewa dan kesal secara bersamaan.

Bahkan Pras tak menanyakan keadaannya atau sekedar minta maaf padanya?. Sungguh Sasha kecewa, lebih baik dia membersihkan badannya dan menceritakan semuanya pada Aryo.

Sasha harus menceritakan secara detail agar pernikahannya dengan Pras batal, bukan maksud Sasha menjelekkan nama Pras namun itu faktanya. Sasha tidak mau jadi benalu jika memang Pras masih menyimpan rasa pada Riana.




*
*
*
Tbc

Prasetya (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang