07. Kalah Telak

12K 357 0
                                    

Pagi menjelang, Pras terbangun dari tidurnya, lelaki itu memasuki kamar mandi, melakukan kegiatan paginya, seperti mandi dan bersiap ke kantor.

Kini Pria itu sudah siap dengan pakaian kantornya, Kemeja merah gelap yang digulung sampe lengan di padukan dengan celana bahan hitam, serta jam ber merk rolex yang bertengger manis di tangannya.

Pras menuruni tangga, Lelaki itu menuju dapur membuat kopi sendiri, sepertinya Sasha belum bangun. Pikirnya.

Setelah kopi buatannya sudah jadi, Pras mendudukkan bokongnya di kursi dan menyeruput kopi buatannya sendiri.

Rasa kopinya berbeda, kenapa ya? Atau karena kopinya di buat di rumahnya calon mertua?. Batinnya.

Takk

Takk

Takk

Suara ketukan sepatu beradu dengan lantai membuat atensi Pras teralihkan. Terlihat Sasha sudah rapi. Pras menebaknya jika Sasha ada kelas pagi dan akan berangkat.

"Om, maaf ya aku gak sempat bikin sarapan".

"Iya gak apa-apa nanti biar saya sarapan di kantor saja".

Setelahnya terjadi keheningan antara mereka. Pras yang sibuk dengan kopinya. Sedangkan Sasha sibuk dengan ponselnya.

"Ayok berangkat" Ajak Pras berdiri dari duduknya.

"Eh, aku berangkat bareng temen, Om" Ucap Sasha.

"Siapa?, cewek atau cowok?"

"C-cowok"

"Yang katanya keren itu?"

"H-ha?"

"Itu yang kamu bilang ketua bem"

"Iya itu, namanya Gavin Om"

Terserah!. Pras tidak peduli nama lelaki itu siapa. Yang pasti, Pras sangat tidak suka melihat Sasha berdekatan dengan lelaki lain.

"Assalamualaikum" Teriak Orang dari luar.

"Itu Kak Gavin deh kayaknya"

Sasha berlari ke arah pintu dan meninggalkan Pras yang mendengkus kesal. Enak saja bocah ingusan seperti Gavin pokoknya harus di beri paham.

Lelaki itu berjalan keluar menghampiri Sasha dan Gavin. Terlihat dua remaja yang tengah duduk di kursi sembari cekikan.

Ada roti di atas meja yang Pras yakini itu adalah roti pemberian Gavin. Pras melotot saat Sasha akan mengambil dan memakannya. Lelaki dewasa itu merebut dari tangan Sasha dengan tergesa lalu memasukkan roti tersebut ke dalam mulutnya sendiri.

"Eumm, rotinya enak" Ucapnya sambil mengunyah dan sesekali melirik Gavin dan Sasha.

"Loh Om!, katanya sarapan di kantor!, itu roti buat aku tau!" Sungut Sasha kesal.

"Saya juga pengen, soalnya kayak enak gini tampilannya, eh ternyata enak".

Sasha mendengkus, Pras ini lihat roti begitu saja heran. Padahal kan dia bisa membelinya, sekalian sama pabriknya juga Pras bisa. Dasar aneh.

Prasetya (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang