Mau nanya
Kalian tim baca ulang?
Atau tim baru baca?💢💢💢
Di dalam rumah Aryo terdapat Mamah Pras serta Mamah Sasha tengah berbincang, kedua wanita itu menatap objek yang sama, yaitu anak gadis Aryo yang tengah menangis, mengucapkan salam sebelum masuk rumah lalu naik ke lantai atas menuju kamarnya tanpa sepatah kata.
Mamah Pras dan Serina menatap Sasha bingung, bukannya tadi Sasha pergi bersama Pras ya? Tapi kenapa sekarang malah pulang sendiri dan menangis seperti itu? Apa yang terjadi sebenarnya.
Di tengah keterbingungan mereka berdua, tiba-tiba datang sosok Pras yang tergesah lalu berhenti di ambang pintu dengan napas yang belum stabil ia tarik dan keluarkan, napas yang masih tersendat sendat.
"Assalamualaikum Mah? Serina? Sasha udah sampe belum?" Tanya Pras.
Terlihat guratan khawatir di wajah lelaki itu, wajah cemas serta gelisah yang tidak bisa di tutupi sama sekali.
"Walaikumsalam Pras, Sasha ada kok baru nyampe, kenapa ya Pras?" Tanya Mamah Serina.
"Nanti saya jelasin, sekarang Sasha dimana?" Tanya Pras lagi.
"Ada di kamar, kam-" belum selesai Serina berucap, Pras lebih dulu meninggalkan Serina serta Mamah nya yang masih kebingungan.
"Mereka kenapa ya Rin?" Tanya Mamah Pras.
Serina mengedikan bahunya acuh "saya juga gak tau Mbak, biarin mereka selesaikan sendiri masalah mereka Mbak"
Mamah Pras mengangguk setuju, benar juga, mereka sudah dewasa, mungkin hanya kesalapahaman, biasa jika pasangan akan menikah pasti ada saja neko-neko nya.
Meninggalkan Mamah Pras dan Mamah Serina, Kembali lagi bersama Pras, lelaki itu menghampiri Sasha yang duduk di pinggir ranjang sembari mengusap air matanya menggunakan tissue.
"Sayang.." panggil Pras sembari menyentuh bahu Sasha.
Manusia yang di panggil namanya tersebut tidak berbalik menghadap yang memanggil. Dan ia masih terus fokus menatap kosong kedepan.
Sasha kecewa dengan Pras, bisa-bisanya lelaki itu berpelukan dengan wanita lain saat mereka baru saja fitting baju pengantin bersama.
Bahkan belum ada beberapa jam mereka dari butik, namun semua terjadi begitu saja, entah siapa wanita yang di peluk Pras, apakah teman? Atau selingkuhannya? Sasha tidak tahu.
Pras menghela napasnya gusar, ia memilih mendudukkan dirinya di samping sang pujaan, ia tak mau ini berkelanjutan hingga hari pernikahannya.
"Saya minta maaf, saya tau apa yang ada di pikiran kamu, perempuan tadi hanya teman saya, saya nolongin dia karena tadi dia hampir di pukul sama kakak dari pacarnya, saya gak tega Sha.., maafin saya yang reflek balik meluk dia. Dia tadi shok. ya bagimana tidak shok kalau yang hampir mukul dia itu laki-laki, jadi tolong jangan berpikir aneh-aneh yang bakal imbas ke pernikahan kita Sayang" Ucap Pras berhati-hati dalam mengeluarkan kata. Jangan sampai ada kata yang salah keluar dari mulutnya dan membuat Sasha kecewa.
Sasha menatap Pras dengan mata sembabnya, alasan Pras cukup masuk akal menurut logika, berarti hanya dirinya yang berlebihan.
"Beneran temen Om? Temen deket ya maksudnya?" Tanya Sasha yang kembali menatap ke depan tanpa menatap Pras.
Pras menghela napasnya gusar.
"Dia mantan saya Sha" Final Pras akhirnya.
"Mantan?" Beo Sasha.
"Dia mantan pertama sekaligus pacar pertama saya Sa, maafkan saya baru kasih tau kamu soal masa lalu saya, saya cuma gak mau kamu tersinggung atau apa pun itu mengenai dia, lagi pula menurut saya masa lalu itu udah gak penting" Jelas Pras.
Tak ada sahutan dari Sasha, hingga suara kekehan gadis itu membuat Pras mengerutkan keningnya.
"Iya, Om bener, dia cuma mantan jadi gak penting buat di bahas"
"Kamu marah?" Tanya Pras hati-hati.
"Awalnya aku marah, tapi setelah di pikir bener apa yang Om bilang, dia cuma masa lalu yang gak penting buat di bahas" Balas Sasha.
Masa lalu yang fotonya masih Om, simpen di dasbor mobil. Ucap Sasha tentunya dalam hati.
"Makasih sayang, saya gak mau kalau sampe kamu marah dan batalin pernikahan kita"
Pras memeluk Sasha kemudian mengelus surau hitam gadis itu. Sungguh, cintanya telah habis untuk gadis di dekapannya ini. Rasanya Sasha tak bisa berpaling kepada yang lain lagi.
"Jangan nangis" Ucap Pras melepas pelukan mereka dan menghapus air mata Sasha yang menggenangi pipi.
Pras mengecup punggung tangan Sasha, kemudian menatap gadis itu yang tengah menatapnya juga.
Hidung dan matanya memerah. Sedangkan pipi nya masih terdapat sisa air mata. Sangat menggemaskan.
"Maaf kalau saya bikin kamu nangis" Ucap Pras menempelkan jidat mereka.
Sasha mengangguk. Terasa terpaan helaan napas Pras di depan wajahnya. Tak tahu sejak kapan Sasha jatuh cinta kepada pria dewasa di hadapannya. Namun, yang pasti Sasha tak akan membiarkan Pras menjadi milik wanita lain, kecuali Pras yang pergi sendiri.
Pras semakin memajukan wajahnya. Ia memegang kedua pipi Sasha dan menatap lekat bibir gadis itu.
Se inci lagi, bibir mereka bertemu. Namun, suara dari arah pintu mengagetkan keduanya.
"Hayo!, gak boleh silaturahmi bibir!" Teriak Aryo membuat Pras kelabakan dan menjauhkan wajahnya dari sang gadis.
"Tunggu halal dulu Pras, gak lama kok" Ucap Aryo.
Sial!. Pras lupa mengunci pintu karena terlalu gugup dan takut Sasha tak bisa ia bujuk. Kalau begini dia sendiri yang malu gak ketulung.
"Katanya kalian bertengkar?, Sasha tadi nangis kata Mamah" Ucap Aryo ikut masuk kedalam kamar anak gadisnya tanpa mengganti pakaian kantor terlebih dahulu.
"Tadi ada masalah sedikit, tapi udah beres kok, cuma salah paham aja" Ucap Pras menjelaskan.
Aryo menghela napas. Kemudian menepuk bahu Pras "Gini ya Sha, Pras, kalau mau nikah tuh emang ada aja yang jadi masalah, Papah dulu sama Mamah kamu gitu Sha, masalah gaun pengantin yang gak cocok, dekorasinya beda pendapat, dan banyak lagi deh, jadi Papah harap kamu sama Pras bisa bersikap dewasa dan gak melulu di pendam sendiri, kalau ada apa-apa ya di bicarain baik-baik" Jelas Papahnya memandang Sasha dan Pras bergantian.
"Iya Pah, aku cuma takut salah ambil langkah" Ucap Sasha.
"Papah yakin kalau Pras gak akan ngecewain kamu" Ucap Aryo.
"Saya titip Sasha sama kamu ya Pras, kalau sampai anak saya kamu bikin sakit hati atau bikin dia nangis, saya jamin gak akan kasih dia buat kamu"
"Iya, saya bakal jaga dia" Pras menatap Sasha yang juga menatapnya.
Benar kata Aryo, ini adalah terjangan masalah sebelum menikah. Jadi mereka berdua hanya perlu rasa percaya dan komunikasi agar tak ada kesalahpahaman.
*
*
*
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Prasetya (Completed)
RandomCerita dewasa 18+ FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!. (SUDAH REVISI) Sasha sungguh muak, muak karena kelakuan Pras. Jika saja lelaki bangkotan itu bukan tetangga sekaligus teman sang papah. Mungkin Sasha sudah menggantung Pras hidup-hidup lalu mengambil g...