09. Pilihan

9K 398 7
                                    

Pagi pun tiba, Pras terbangun selama semalaman begadang memikirkan ucapan Sasha, dan berpikir tentang ucapannya kepada sang Mamah kemarin sore.

Hari ini sepertinya Pras akan pulang ke jakarta, untuk apa menunggu sampai sore hari jika dia sudah mengetahui jawabannya.

Pras mengambil koper, hanya membawa beberapa baju yang suka ia pakai saja, selebihnya dia tinggal di rumah ini, rencananya rumah ini akan ia berikan untuk kakaknya yang sudah menikah - Kak Anita.

Pras memang memiliki Saudara perempuan yang beda 5 tahun dengannya. Kakaknya itu sudah menikah dan memiliki 1 orang anak, sekarang dia tinggal di Solo ikut suaminya.

Koper Pras sudah siap, kini ia menelpon Mamahnya berencana memberi tahukan wanita itu bahwa ia akan pulang.

"Halo mah, Pras terima tawaran Mamah kemarin, pagi ini Pras berangkat ke jakarta" Ucapnya.

"Wahhh, alhamdulillah, kalau gitu hati-hati ya, Mamah tunggu kamu pulang" Sahut Mamahnya di seberang telepon.

"Hm. Iya Mah" Setelah mengatakan itu, Pras mematikan sambungan teleponnya.

Ia bergegas mandi dan memakai kaos biasa dan celana pendek saja, dia terlalu malas mengurus penampilannya.

Mungkin ini adalah pilihan yang tepat, ini waktunya Pras membahagiakan Mamahnya, lagipula percuma dia mempertahankan perasaannya kepada Sasha, kalau gadis itu saja tak meliriknya sama sekali.

Pras bukan lelaki egois yang memaksakan kehendeknya untuk memiliki Sasha, bisa saja dia meminta di jodohkan dengan Sasha, namun Pras tak sejahat itu.

Sasha punya lelaki pilihannya sendiri, Pras cukup paham, dia tak mau merugikan orang lain demi kepentingan dan egonya.

Perasaan yang selama ini Ia simpan selama empat tahun lamanya, akan ia coba untuk menghapusnya sedikit demi sedikit.

Beginilah resiko mencintai harus siap kehilangan, Pras yakin dia bisa. Mungkin dia jahat dengan menerima perjodohan ini, dan menjadikan wanita pilihan Mamahnya sebagai pelarian. Tapi Pras yakin seiring berjalannya waktu dia pasti bisa mencintai wanita pilihan Mamahnya.

Memang tidak mudah menghilangkan perasaannya terhadap Sasha, namun Pras yakin dia bisa.

Selesai dengan persiapannya, Pras menyeret Kopernya keluar rumah. mobil Pras masih berada di garasi mobil rumah Aryo.

Lelaki itu berjalan kerumah Aryo, Terlihat mobil Aryo sudah ada di garasi juga, tepat di samping mobilnya.

Mungkin Aryo sudah pulang, kalau begitu Pras berniat untuk pamitan pada Aryo dan Serina dulu.

"Assalmualaikum, Yo?"

"Walaikumsalam, Loh Pras? Kok semalem gak nginep di sini? Rumah kamu sudah jadi?" Tanya Aryo setelah melihat Pras yang berdiri di ambang pintu.

"Belum, Tapi gak apa-apa cuma satu malam kok" Jelas Pras.

"Loh ini bawa koper mau nginep disini ya? Ya udah ayo masuk" Aryo mengajak Pras masuk namun Pras hanya tersenyum.

Terlihat Serina berjalan ke arah mereka sambil membawa kopi, mungkin itu untuk Aryo, Serina tidak mengetahui kedatangannya jadi karena itu wanita 40 tahun itu membuat kopi hanya satu.

"Loh? Pras ayo masuk sekalian sarapan, kamu gak ngantor?" Tanya Serina.

"Saya mau pindah" Ucap Pras.

Sontak ucapan Pras membuat Aryo dan Serina kaget.

"Kenapa pindah? Kalau cuma buat ngungsi disini aja, kamu kurang nyaman disini?" Tanya Aryo.

"Bukan begitu, saya mau pulang ke jakarta, saya mau mulai hidup baru disana, mungkin saya ngurus perusahaan yang di sana aja" Jelas Pras masih setia berdiri, begitupun Aryo dan Serina.

Prasetya (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang