End

11.2K 325 1
                                    

Hari yang di tunggu-tunggu Sasha kini telah tiba. Tepat hari ini ia wisuda, dan hari ini juga ia akan memberikan kado untuk Pras di hari kelulusannya.

"Mas? Mas nanti jangan telat ya?" Tanya Sasha memandang Pras yang tengah menggunakan kemejanya.

"Iya Sayang, kamu duluan aja ke gedungnya, saya masih harus siap-siap sekalian tunggu Gerry juga" Ucap Pras yang menatap Sasha dari pantulan cermin di depannya.

"Okedeh" Sasha berjalan keluar meninggalkan Pras. Wanita itu akan berangkat duluan dengan Mamah Papah nya serta Nana. Sedangkan Pras berangkat belakangan.

"Ayok Mah Pah" Ucap Sasha saat tiba di depan rumah Mamah Papah nya.

"Widih Kak Sasha cantik banget" Nana memberikan jempol sebagai ungkapan kagumnya.

"Ck lebay" Ucap Sasha memutar bola matanya.

Kini mobil Aryo meninggalkan pekarangan rumah menuju gedung wisuda Sasha "Pras kok belum berangkat Sha?" Tanya Aryo.

"Katanya berangkat belakangan Pah, soalnya nunggu Gerry"

"Emangnya Cucu Mamah kenapa Sha?" Kini Mamahnya yang gantian bertanya kepada Sasha.

"Gak tau Mah, katanya Gerry lagi nyiapin kado buat aku" Ucap Sasha tersenyum.

Serina yang mendengar nya cukup bangga. Walaupun Gerry bukan cucu kandungnya namun dia sangat menyayanginya, begitupun dengan Aryo. Karena dia tidak punya anak laki-laki, jadi punya cucu Gerry dia sangat senang. Saat malam ada yang menemaninya main catur sekarang, yaitu Pras dan Gerry, namun jika Pras sibuk biasanya hanya Gerry yang menemaninya. Bahkan Gerry mau menemani Aryo bermain golf saat minggu tiba.

"Halah, Palingan si tikus itu lagi kebo" Celetuk Nana. Tikus yang di maksud Nana itu adalah Gerry. Semenjak Gerry datang ke rumah Sasha, Bocil itu tak pernah akur dengan Gerry.

Pernah sewaktu malam Nana melihat cicak di dekat lampu ruang tamu. Tepat saat itu juga Gerry datang, Nana yang tidak tau caranya menembak cicak dengan karet gelang akhirnya meminta bantuan Gerry. Saat cicak tersebut sudah jatuh, Gerry tidak memberikan kepada Nana, melainkan memberikan pada kucing yang saat itu lewat di dekat mereka. Betapa kesalnya Nana, namun Gerry hanya tertawa sembari mengejeknya. Dan terjadilah adu jotos antara bocil Gerry vs Bocil Nana.

"Hust Na, kamu tuh gak boleh ngomong gitu, dia itu ponakan kamu" Nana hanya mencibir saat mendengar ucapan Mamah nya. Lagian punya ponakan yang hampir sama umurnya dengan dia itu sangat tidak enak.

"Udah sampe, Papah ke toilet dulu ya, kalian masuk duluan" Ucap Aryo yang langsung melipir ke arah toilet belakang gedung.

"Papah mu kebiasaan deh, untung gak ngompol" Ucap Mamah Sasha.

"Makanya kalau pergi-pergi tuh Papah suruh pake Pampers Mah" Serina hanya ketawa sambil geleng-geleng mendengar jawaban Nana.

Kini Sasha sudah duduk di dalam gedung. Tinggal menunggu namanya di panggil, dan betapa terkejutnya dia, ternyata dirinya masuk di deretan mahasiswa dengan ipk tertinggi. Sasha menangis haru dan mengambil piagam tak lupa memberikan ucapan terimakasih kepada orang-orang yang mengsupport nya.

Tak terasa acara sudah selesai, namun Sasha sama sekali tak melihat batang hidung Gerry dan Pras. Ternyata Pras bohong untuk datang tidak terlambat. Buktinya sekarang acara sudah selesai.

"Pras mana Sha?" Tanya Aryo.

"Bentar aku telpon Pah" Sasha menekan nomor Pras namun kegiatannya terhenti saat melihat Pras berjalan bersama dengan Gerry. Dua lelaki itu memegang buket bunga. Namun Sasha mengalihkan pandangan ke arah Pras yang memegang buket uang berwarna merah.

"Congrats Sayang, semoga gelar kamu ini bisa membawa berkah ya, terutama untuk keluarga kita" Pras langsung mencium kening Sasha saat Pria itu sampai.

"Makasih Mas" Sasha menangis haru dan menerima Buket pemberian Pras.

"Maaf Mas lambat, tadi Mas sama Gerry nunggu Buket uangnya di susun dulu" Pras nyengir dan menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Selamat ya Mah, aku bangga Mamah bisa jadi sarjana" Ucap gerry.

"Makasih ya Sayang" Sasha mencium pipi kiri gerry dan mengelus rambut Gerry sayang.

"Kak, ini kado dari aku sama Mamah, kalau dari Papah gak ada soalnya dia sibuk main catur" Sindir Nana melirik ke arah Papah nya.

Sasha menerima hadiah dari Nana dan Mamahnya lalu ia mencium pipi Serina di lanjut mencium Pipi Nana.

"Mas gak dicium Sayang?" Tanya Pras yang melihat Sasha.

Wanita itu tersenyum dan mencium kedua pipi Pras yang mendapat deheman dari Papahnya.

"Papah gak di cium?" Tanya Aryo.

"Males, kata Nana Papah gak kasih aku kado sih" Sasha cemberut dan memajukan bibirnya.

"Siapa bilang? Tuh sana hadiah dari Papah" Semua Orang mengikuti arah pandang Aryo dan betapa terkejutnya mereka saat mendapati mobil berwarna silver terparkir rapih disana.

"Pah? Itu beneran buat Sasha?" Tanya Sasha yang di angguki Aryo "sebenarnya gak cuma Papah kok yang beli, Pras juga ikut bantu" Seketika air mata Sasha luruh mendengarnya. Walaupun Sasha yakin Pras mampu membelikannya sendiri namun ia tetap melibatkan Aryo agar Papahnya tak kehabisan ide.

"Makasih ya buat kalian semua, aku juga ada sesuatu buat kalian" Ucap sasha mengambil kotak persegi panjang di dalam tas nya.

"Itu apa sayang?" Tanya Pras.

"Tadaa, dua garis biru, aku hamil udah tiga minggu"

Pras yang kaget langsung mengambil testpack tersebut dan melihatnya. Air mata Pras jatuh saat melihat dua garis biru yang menandakan positif hamil. Pras langsung memeluk Sasha dan menangis di pundak wanitanya.

"Makasih sayang, ini kado paling spesial yang pernah Mas dapat" Gerry ikut memeluk Sasha saat melihat Pras melepaskan pelukannya.

"Selamat ya Mah, semoga adek sehat-sehat terus" Sasha manggut-manggut dan tersenyum membalas Gerry.

Mamah Sasha ikut terharu sampai mengeluarkan air matanya. Begitu juga dengan Nana dan Papahnya yang langsung ikut memeluknya karena bahagia.

Akhirnya Serina akan memilki cucu dari rahim Sasha. Walaupun lebih setahun Sasha menunda kehamilan karena kuliahnya. Dan ternyata sekarang anaknya mengandung cucunya.

"Selamat ya Sayang, jaga baik-baik cucu Mamah, jangan sampe adiknya Gerry kenapa-kenapa" Ucap Mamah Sasha sambil mengelus perut anaknya.

"Pasti aku jaga Mah" Ucapnya yang kembali membuat Mamahnya terharu. Ternyata anak gadisnya tumbuh sangat cepat. Sekarang sudah akan memiliki anak juga. Waktu ternyata tidak bisa di tebak.

Saat para orang tua asik bercengkrama. Tiba-tiba saja mereka dikagetkan karena pertengkaran dua bocil di depannya.

"Dasar tikus, lo jangan deket-deket gue, dasar tikus sawah" Ucap Nana sinis yang mendorong Gerry menjauh darinya.

"Dasar Nananinu" Ucap Gerry tanpa ekspresi diwajahnya. Entah mengapa Gerry tak bisa mengeluarkan ekspresi wajahnya jika berhadapan dengan Nana.

"Siapa yang ngasih tau!" Ucap Nana memandang Gerry sengit.

"Kakek Aryo, kenapa?" Gerry menaikkan alisnya satu saat bertanya kepada Nana.
"Papah!!!!, kenapa tikus sawah ini tau nama ledekan Nana!!, ahk pokoknya Nana Ngambek sama Papah" Teriak Nana tak tahu tempat.

Gerry menutup kupingnya saat mendengar pekikan Nana "nanti aku beliin permen milkamu" Ejek Gerry yang tau kelemahan Nana.

Nana yang saat itu memakai rok akhirnya mengangkat roknya dan menendang bokong Gerry.

Semua orang disana tertawa melihat dua bocil itu yang tak pernah akur. Cukup menghibur saat suasana sedang canggung seperti tadi.

"Makasih ya Sayang, aku bahagia banget bisa miliki kamu, semoga kita langgeng sampe tuhan yang pisahin, i love you" Ucap Pras merangkul pinggang Sasha.

"Aku juga beruntung nikah sama Mas Pras, i love you too" Ucap Sasha yang mengecup sekilas pipi kanan suaminya.

*
*
*
End

Prasetya (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang