Sudah sekitar 20 menit Sasha menunggu Pras di depan kampus, Sasha menghela napas, kalau tahu begini dia naik ojol saja tadi.
Asik dengan handphone di genggaman, Sasha menengok ketika mendengar suara mobil berhenti tepat di depannya.
Terlihat Pras yang tengah turun dari mobil dan menghampiri Sasha, sepertinya pria itu baru pulang kantor dan terus menjemputnya.
"Maafin saya lambat 20 menit" Ucap Pras.
Sasha mendengus kesal, tanpa menjawab pertanyaan Pras, Sasha masuk ke dalam mobil dan duduk di kursi penumpang dekat pengemudi. Tepatnya dekat Pras.
Pras menghela napas, akhirnya dia memasuki mobil dan pergi dari halaman universitas.
"Kamu marah?" Tanya Pras.
"Gak!, cuma kesel aja" Jawab Sasha sinis.
Pras terkekeh geli, lucu sekali Sasha bila sedang kesal begini. Rasanya pengen ia jadikan istri.
"Gak usah ketawa gak lucu" Ucap
Pras terdiam.
Tak lama terdengar suara deringan ponsel, Sasha melihat ponselnya dan ternyata Papahnya yang menelpon.
"Halo Pah, tumben nelpon, kenapa?" Tanya Sasha setelah mengangkat teleponnya.
"Halo sayang, kamu tuh Papah telpon malah bilang 'tumben" Jawab Aryo di seberang sana.
"Udah deh to the bone aja" Sasha menghela napas kesal, Jujur saja dia sedang betmut.
Pras menatap Sasha "to the point Sha"
"Iy itu, sama aja kok"
Pras hanya menggeleng, heran dengan gadis di sampingnya.
Aryo ikut terkekeh di seberang "gini loh Sha, Papah, Mamah, sama Nana tadi berangkat ke rumah eyang, dan di sini tuh hujan, Papah gak berani nyetir hujan deras begini, kalau hujannya nanti reda Papah pulang, kalau gak reda besok pagi baru pulang"
"Loh? Aku di tinggal sendiri di rumah gitu?" Sasha memutar bola matanya malas. Selalu saja begini.
Tak jarang Aryo dan Serina meninggalkannya lama, bahkan Nana ikut, entah itu acara kantor, menginap di rumah eyang, menjenguk Om nya yg di luar negeri, dan sebagainya.
"Kan ada Pras di rumah Sha, Papah udah tanya dia kok, dia setuju"
Damn! Sasha hampir lupa kalau ternyata Pras menginap di rumahnya. Bukannya aman malah bahaya mengancam!.
"Tapi pah Sha-"
"Udah ya Papah tutup teleponnya, Babay Sashayang ummmah" Ucap Aryo di akhiri dengan kecupan.
Sasha bergidik ngeri, setelahnya gadis itu menyimpan kembali ponselnya di tas. Keadaan kembali hening, sampai akhirnya Pras membuka perbincangan terlebih dahulu.
"Mau beli makan apa? Mamah kamu kan gak ada di rumah jadi mungkin di rumah gak ada makanan"
"Gak usah, biar aku masak sendiri"
Lelaki itu ber oh ria dan tersenyum mendengar jawaban Sasha, ia tak sabar mencicipi makanan buatan calon istri.
***
Mobil Pras memasuki pekarangan rumah Sasha, Lelaki itu memarkirkan mobilnya di garasi tempat Aryo biasa menyimpan kendaraannya.
Kalau parkir di halaman rumahnya, Pras terlalu malas membuka garasi, kalau di rumah Aryo kan ada Sasha yang membukakan.
Lelaki dengan setelan kemeja hitam yang di gulung sampai lengan dan celana bahan abu tersebut turun dari mobil dan mengikuti sang gadis masuk ke dalam rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Prasetya (Completed)
RandomCerita dewasa 18+ FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!. (SUDAH REVISI) Sasha sungguh muak, muak karena kelakuan Pras. Jika saja lelaki bangkotan itu bukan tetangga sekaligus teman sang papah. Mungkin Sasha sudah menggantung Pras hidup-hidup lalu mengambil g...