02. Siaga Satu

20.6K 598 5
                                    

Kini Mamah Serina, Sasha, Serta si bungsu Nana tengah berada di ruang keluarga Sembari menonton sinetron Suara hati janda.

"Assalamualaikum, papah pulang" Sontak suara itu membuat Nana berdiri menghampiri pintu terlihat Papah nya yang baru pulang.

Di pintu masuk Papah nya berdiri sambil menenteng tas kerja serta sebuah plastik berlogo Indomaret.

"Nih buat Nana Ninu" Ucap Papah Aryo

Nana menerima plastik tersebut sembari cemberut "Nana not Nana Ninu"

Papah Aryo hanya terkekeh, ia beralih melihat istri tercintanya yang tengah berjalan menghampirinya.

"Wahhh permen milkamu" Ucap Nana setelah membuka plastiknya.

"Mentang-mentang punya uang beliin anak sembarangan" Ucap Mamahnya sembari bertolak pinggang, jangan lupakan sambil melotot sok galak.

"Kamu tuh suami pulang gak di kasih makan malah di omelin, lagian itu cuma permen milkamu" Ucap papahnya tak mau kalah, Aryo juga mengikuti sang istri melotot sambil bertolak pinggang.

"Ya lagian Kam-" Ucapan Serina terhenti akibat di dahului oleh suara Sasha.

"Udah deh, Ntar kalian gak bakal selesai, mendingan Papah masuk deh bersih bersih terus jangan lupa makan"

Aryo mengucap Syukur kepada tuhan karena telah mengirimkan putri yang masih waras, tidak seperti istri dan putri bungsunya.

"Nah gitu dong, emang deh Sasha paling debes" Papah Aryo memberikan dua jempol untuk putrinya. Dan hendak berjalan menuju kamar.

Sasha hanya nyengir. Sedangkan Serina tak menghiraukan sang suami dan asik menikmati permen milkamu bersama Nana.

Aryo yang hampir sampai ke kamar kini mengurungkan niatnya dan berbalik menatap Sasha "emang Mamahmu masak apa Sha?" Tanyanya.

"Oh itu Mamah masak sendal jepit goreng sama Jamur yang udah jamuran di tongseng" Ucap Sasha santai sambil melihat ke arah tv, mengacuhkan sang Papah.

Tobat sudah Aryo, ternyata keluarganya tidak ada yang waras.

Aryo pasrah, kembali melanjutkan jalannya ke kamar berharap jika ingin makan nanti bukan sendal goreng serta tongseng jamur yang sudah jamuran.

***

Kini keluarga kecil Aryo tengah berada di ruang keluarga, Aryo yang tengah asik bermesraan dengan istrinya, Sasha yang asik dengan ponsel nya, sedangkan Nana yang tengah sibuk dengan tugas sekolahnya.

"Mah, Pah, lidah buaya tumbuhnya di mana?" Tanya Nana tiba-tiba.

Papah Aryo serta Mamah Serina menoleh, pertanyaan gampang. Aryo menatap istrinya, mengkode agar memberi tahukan jawabannya.

"Itu mah pertanyaan gampang sayang, lidah buaya tumbuhnya ya di mulut buaya" Jawab Mamahnya santai.

"Ouh gitu ya Mah" Nana mengangguk paham dan setelahnya kembali bertanya "jadi kalau bunga lidah mertua tumbuhnya di lidahnya mertua dong?"

Mamah Serina mengangguk "Tapi konsepnya gak gitu sayang"

"Biarin ah jawabannya kalau salah, ini cuma latihan kok Mah hehe"

Sasha hanya geleng-geleng kepala, sudah lelah dengan keluarganya yang absurd.

"Eumm Pah, kenapa cicak merayap di dinding? Kenapa bukan di genteng biar tambah kece gitu kayak spiderman" Tanya Nana lagi.

"Ya karena cicak bisanya di dinding sayang, kalau di genteng kasihan dia masa mau tidur di luar" Jawab Aryo sekenanya.

Lagi dan lagi Nana manggut manggut.

"Mah, kalau nasi basi kan bau, kalau di kasih stela bisa jadi harum kan ya? Berarti kalau gak bau udah gak basi jadi bisa dimakan kan ya?" Tanyanya lagi

"Bisa, sayang" Jawab Mamah Serina.

Baru saja Nana mau bertanya lagi tetapi Sasha lebih dulu menghentikannya.

"Udah ya Na, kalau kamu nanya-nanya lagi Kakak tabok nih" Ancam Sasha sambil melotot.

"Heh! Jangan macam-macam sama anak gue!" Serina tak mau kalah, dia mengancam balik Sasha. Berlagak seperti Sasha adalah musuhnya. Enak saja anak cantiknya mau di tabok huh!.

"Dihh, iya deh serah serah, nyerah aing" Pasrah sudah Sasha, keluarganya memang edan.

Aryo hanya terkekeh, inilah yang dia suka saat di rumah, di temani tiga wanita yang dia sayang, pertengkaran seperti inilah yang membuat Aryo betah dan terhibur berada di rumah.

"Assalamualaikum, Yo?" Suara bariton yang tiba-tiba saja terdengar di ruang tamu itu membuat semua yang berada di ruang keluarga tersebut menatap tamu tak di undangnya.

Ruang keluarga serta ruang keluarga Aryo ini memang jadi satu, kalau ada orang di ruang tamu sudah pasti terlihat di ruang keluarga.

Bukan karena Aryo miskin atau rumahnya kecil. Namun, konsep ia membuat konsep minimalis. Walaupun berada di area perumahan elit dan sudah termasuk kategori perumahan mewah idaman semua orang. Namun rumahnya ia renovasi ulang sesuai ekspektasinya.

"Walaikumsalam, loh Pras?" Jawab Aryo serta Istri dan Anaknya, eitss kecuali Sasha.

Sasha hanya memutar bola matanya malas, Pras lagi, Pras lagi, batinnya.

"Masuk Pras" Ajak Serina terhadap Pras.

Mamahnya gimana sih? Pras sudah masuk bahkan duduk di sofa ruang tamu sebelum di suruh. Lagi dan lagi Sasha hanya membatin.

Aryo berjalan menghampiri Pras yang tengah duduk di sofa ruang tamu tersebut.

"Ada perlu apa Pras? Tentang dokumen ya? Emangnya belum di anter Sasha dokumennya?" Tanya Aryo beruntun.

Pras diam dengan raut dinginnya, dia bingung tadi dia kerumah Aryo mau apa ya? Entahlah hatinya yang menuntunnya ke rumah Aryo tepatnya rumah Sasha.

Serina menghampiri Aryo, duduk di sebelah suami nya.

"Iya Pras, ada apa? Gak usah sungkan gitu anggap kita ini sodara ngomong aja" Jelas Serina.

"Saya boleh menginap disini? kemungkinan 3 sampai 4 hari" Ucap Pras yang mulai menormalkan ekspresi wajhanya.

"Dih sok banget mukanya, giliran gak ada Mamah sama Papah ngeselinnya minta ampun" Perkatan Sasha hampir tak terdengar.

"Eh? Kakak ngomong apa?" Tanya Nana.

"Kagak"

"Ouh kuping aku aja kali ya yang berdengung" Sasha hanya manggut-manggut menyahutinya daripada panjang lagi yakan?.

Kembali lagi dengan Aryo dan Serina, kedua pasutri itu menatap bingung ke arah Pras.

"Loh emangnya rumahmu kenapa Pras?" Tanya Aryo, tumben Pras menginap di rumahnya.

"Rumah saya lagi di renov kamar nya Yo, Boleh atau tidak?" Tanya Pras to the point.

Serina mengangguk, Aryo juga ikut-ikut istrinya, mengangguk.

"Boleh, lagian rumah juga sepi kalau siang, apalagi kalau Sasha ke kampus" Jawab Serina.

"Loh Yang, maksud kamu? Kamu mau berduan sama Pras gitu? Kalau gitu aku gak setuju" Enak saja istrinya mau berdua-duaan sama Pras.

"Loh ya gak lah Mas, Maksudnya tuh rumah tambah rame gitu loh, lagian kalau siang kan Pras ke kantor gimana sih!"

Aryo mengangguk, benar juga kata istrinya.

"Ya udah, boleh Pras" Final Aryo, tak ada salahnya kan menampung Pras? Sapa tau besok di kasih Villa baru kan lumayan.

"Tenang Yo, Serina udah saya anggap Tante, kamu juga sudah saya anggap Om" terus terang Pras benar-benar menganggap mereka begitu.

"Lagian saya tidak suka wanita yng lebih tua, saya lebih suka wanita yang lebih muda, contohnya anak Kuliahan seperti Sasha" Lanjut Pras.

Sasha menatap Pras yang tengah menatapnya juga, dia terkejut, Bisa gawat kalau Bangkotan mesum itu tinggal dirumahnya, pokoknya Sasha harus siaga satu!!!.

*
*
*
Tbc

Prasetya (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang