03. Pujian yang tidak jadi

15.8K 528 0
                                    

Sasha sudah rapi dengan menggunakan rok putih di atas lutut dipadukan dengan atasan kaos putih dan di lapisi cardigan warna moca.

Gadis 18 tahun itu sudah siap berangkat ke kampus, ia menuruni tangga melewati kamar tamu lalu kamar Nana, Di lantai atas rumah Aryo terdapat 3 kamar tidur dan 1 kamar mandi serta terdapat ruangan untuk bersantai.

Jadi, jika seseorang menaiki tangga otomotasis kamar Nana yang pertama kali di lihat, Sedangkan kamar Sasha paling pojok, Sasha tidak suka berdekatan kamar dengan Nana sebab bocil itu sangat usil.

Sedangkan di lantai bawah terdapat kamar Aryo dan istri, serta satu lagi kamar kosong, bukan kamar tamu, tetapi itu dulu kamar Sasha se waktu Sasha belum mempunyai adik, Nana.

Kembali lagi dengan Sasha.

Gadis itu menuruni tangga, Berniat berjalan menuju kamar Papah nya di lantai bawah. Dan tibalah Sasha di kamar Aryo, baru saja Sasha akan mengetuknya, tetapi Aryo lebih dulu membuka pintu kamarnya dan menyembulkan kepala.

"Ih Papah kaget tau akunya" siapa coba yang tidak kaget, Aryo hanya menyembulkan kepalanya saja.

Aryo terkekeh "Maaf deh, Udah mau ngampus? Kamu berangkatnya sama Pras aja ya Sha?" Tanya Aryo.

Oh ya soal Pras semalam, Lelaki bangkotan itu mulai menginap di rumah Sasha, tentu saja dengan paksaan Mamah Serina serta Papah Aryo.

Padahal rencananya Pras baru hari ini akan tinggal di rumahnya di karenakan pekerja yang akan merenovasi rumah Pras pagi ini baru datang.

"Gak usah ah, aku naik motor aja ya Pah? Ya ya ya?" Sasha mengeluarkan puppy eyes nya, ini adalah jurus andalan membujuk Papahnya.

"No!, udah deh kamu nurut, lagian motornya mau di pake Nana sekolah, kalau dia kan sekolahnya di sekitar kompleks, Nah kalau kamu? Kamu harus lewati jalan gede Sha, Papah gak setuju"

"Tap-" Baru saja Sasha akan bicara tetapi suara seseorang yang baru saja berdiri di sampingnya mendahului gadis itu.

"Nurut saja Sha, lagian bener kata Papahmu, lebih aman naik mobil sama saya" Ucap Pras sok bijak.

Sasha hanya memutar bola matanya malas, lelaki ini sok cari muka atau gimana? Sok banget gila!.

"Ya udah aku sama Papah aja ya? Papah mau berangkat kantor kan?" Sasha menatap Papanya berharap agar Papahnya menjawab iya.

"Eumm maaf sayang, Papah mau Manjaan dulu sama Mamah hehe" Aryo nyengir dengan wajahnya yang tanpa dosa.

Kembali lagi Sasha memutar bola matanya malas, Sasha pasrah, Papah dan Mamah nya seperti pengantin baru saja padahal sudah mau punya cucu.

"Ekhem, jadi?" Tanya Pras.

Tak ada pilihan lain selain Sasha menyetujuinya, Lagian kalau dia naik ojol atau taxi online pasti uang jajannya akan berkurang.

"Ya udah Aku mau" Final Sasha.

Pras tersenyum, sangat tipis sehingga Sasha dan Aryo tak dapat melihatnya.

"Titip Anak Om ya Pras, Hati-hati dia ganas" Ucap Aryo dengan nada mengejek Sasha.

Pras mengangguk, sebelum berjalan dia kembali berhenti dan berbalik menatap Aryo.

Dia paham kenapa hanya kepala Aryo yang terlihat, karena Aryo sedang telanjang.

"Pras berdehem "Yo, Hati-hati juga nanti burung kamu terbang ke lamaan gak masuk sarang"

Setelah mengatakan itu Pras berjalan mendahului Sasha, Sedangkan Aryo menatap Pras cengo.

"Papah masuk ya Sha, hati-hati"

Prasetya (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang