Bab 6: new student?

1.4K 87 0
                                    

Assalamu'alaikum
Vote, vote, voteeeeee

Ia berjalan di lorong menuju kelasnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ia berjalan di lorong menuju kelasnya. Seperti biasa dirinya tak luput dari mulut siswi-siswi di sekolahnya, mereka terus saja membicarakannya seolah tidak ada hal penting lainnya. Kamala yang sikapnya tidak memedulikan siapapun dihadapannya maupun dibelakangnya ia anggap tidak ada apa-apa.

Mereka-mereka bagaikan nyamuk yang sekali tepuk sudah mati, bagi Kamala.Baik Siswi-siswi maupun siswa-siswa, adik kelas maupun sekelasnya sama saja. Mulut mereka tidak bisa dikondisikan untungnya mereka tidak hanya modal mulut tetapi otak mereka juga berfungsi.

Aturan palingan utama disekolah milik ayahnya adalah 'jika ingin bersekolah di sini harus memiliki kualitas otak yang masih berguna'.

Itu adalah aturan paling utama, dan yang mereka tahu aturan itu dibuat oleh kepala sekolah mereka tetapi tidak, yang membuat peraturan itu adalah dirinya. Terlalu banyak yang ia ketahui bahwa siswa-siswi disekolah lain banyak yang hanya ingin pergi kesekolah tapi tidak ingin belajar.

Maka dari itu Kamala menempelkan poster peraturan sekolah di Mading sebelum murid-murid kelas 10 masuk sekolah. Kamala memang terlihat cuek dan tidak pedulian tetapi jika masalah sekolah ia akan turun tangan secara diam-diam dan tidak diketahui oleh orang-orang.

Ayahnya juga menaruhkan sebuah kepercayaan kepadanya, jadi jika sekolah sedang bermasalah dan ayahnya tidak bisa mengurus karena hal penting ia diturunkan untuk mengatur itu semua, dengan sekali ucapan yang ia sampaikan kepada kepala sekolah dan kepala sekolah menyampaikan kepada orang yang bersangkutan masalah itu langsung tuntas. Entah bagaimana ia melakukannya, mungkin dibantu dengan kecerdasannya.

Kamala sudah didalam kelas. Kelas sepi, hanya terdapat beberapa siswa dan siswi yang sedang belajar. Ia mengeluarkan airphone dari saku roknya lalu memakainya ke telinganya. Angin berkeliaran masuk kedalam kelas lewat dari jendela yang terbuka. Rambut yang menutupi wajahnya terbang menampakkan wajahnya yang cantik dengan bibir indah disana walaupun bibir itu sama sekali tak pernah muncul dibuatnya.

Mata indahnya fokus membaca buku sedangkan tangannya fokus bergerak menyalin tulisan dari buku. Disandingi dengan musik yang beralun ditelinganya menambahkan ketenangan didalam dirinya.
Di kursi ujung dekat pintu ujung kelas ada seseorang sedang memandanginya serius.

"Emang pada dasarnya dia gak peduli." Tuturnya dalam hati.

Ia tersenyum dikala Kamala menyapitkan beberapa rambut hitamnya di telinganya karena merasa terganggu. Ia melihat bolpen cewek itu jatuh kemudian ia beranjak dari duduknya dan berjongkok mengambil bolpen itu. Kamala tidak tahu jika bolpennya itu terjatuh.

Ia berniat memberikannya kepada pemilik tersebut, namun, bel berbunyi menandakan bahwa pelajaran sudah masuk les pertama. Ia kembali ketempat duduknya , soal bolpen cewek itu nanti saja ia kembalikan sekarang ia harus kembali duduk dan mengikuti pelajaran.

Semua telah masuk ke kelasnya masing-masing. Guru pun sudah masuk kedalam kelas 12 IPS.

"Selamat pagi semua,"katanya ramah.

7 SAUDARA TIRI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang