{FOLLOW SEBELUM MEMBACA}
° DILARANG KERAS PLAGIAT❕°
Menceritakan kisah anak perempuan tunggal dari keluarga terpandang dan sangat kaya raya. Namun, anak perempuan itu telah kehilangan seorang ibu yang mengharuskan ayahnya menikah lagi dengan perempu...
Gimana nih ceritanya? Makin seru? Atau makin buruk? Kasih tau mana yang harus di perbaiki ya. Jangan plagiat! Hargai karya orang ya, jangan lupa di vote walaupun gak komen.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Seminggu kemudian..... Rabu pagi Pukul 9:30 wib......
"Assalamualaikum. Hai hai manis...!!! Saya memenangkan pertandingannya lho! Juarasatu lagi, keren ngga?" Seru cowok itu dari seberang handphone dengan wajahnya yang ceria dan senyuman yang terus mengembang sempurna.
"Alhamdulillah, keren." Sahut Kamala seadanya.
"Ada kabar bahagia nih. Besok saya udah bisa kembali ke Indonesia, gimana? Bahagia ngga denger kabarnya?"
"Bahagia,"
"Kamu mau dibawakan buah tangan apa dari Australia?"
"Gak perlu. Jadi ngerepotin Lo."
"Enggak dong manis... Kalau kamu mau minta apapun saya kabulkan sebisa saya. Mau minta apa?"
"Minta Lo kembali ke Indonesia dengan selamat, bisa?"
"Itu mau kamu? Ada Yang lainnya?"
"Gak, cukup itu aja. Bisa, kan?"
Laut terdiam seribu bahasa. Mata sedikit sipit itu memandangi wajah indah Kamala yang selalu tanpa ekspresi di sana.
"Doa. Dengan bantuan doa dari kamu saya yakin kembali dengan selamat."
"Setiap saat gue, doain kesayangan gue."
Laut tertawa.
Kamala mengerutkan keningnya, mengapa Laut tertawa?
"Ada yang lucu?" Tanya Kamala serius.
"Enggak ada manis, saya masih engga nyangka aja kamu sesayang itu sama saya padahal dulu kamu itu ngga suka saya."
"Itu dulu, bukan sekarang. Bumi berputar, dunia juga makin tua dan hari terus berganti. lama kelamaan gue juga luluh sama Lo. Gue manusia biasa yang bisa jatuh hati dari sekian lamanya yang awalnya enggak suka sama sekali. kalo Lo lupa." Peringatkan Kamala kepada Laut.
"Wah manis saya udah bisa ngomong banyak kalimat ya...."
"Jangan mengalihkan pembicaraan."
"Hahaha... Iya manis."
Tiba-tiba dari seberang handphone Laut mendengar bahwa ada suara bel berbunyi di dekat Kamala. Laut berpikir pasti bel masuk untuk melanjutkan pelajaran.
"Udahan dulu, udah bel masuk soalnya."
"Iya manis. Belajarnya yang fokus ya, jangan pikirin saya terus."
