Bab 21: revenge

821 70 3
                                    

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakaatu.

Maaf kalau ada bahasa kasarnya.
Jangan lupa untuk di vote.

Kamala datang sesuai kemauan Gavesha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kamala datang sesuai kemauan Gavesha. Ia masuk kedalam Aula musik. Jalan perlahan-lahan karena gelap. Ia memasukkan kedua tangannya kedalam saku celana olahraganya.

Kamala lihat aula musik kosong tidak ada siapapun di dalamnya. Ia kesal kalau begini jadinya.

"Keluar! Atau Lo yang pengecut." Ujar Kamala dingin. Ia duduk di kursi penonton. Menunggu kedatangan si pembully sembari menatap ke sekeliling sisi Aula.

Aaaa.. baru ingat Kamala. Gavesha dan kedua temannya kan lagi sekarat, mana mungkin mereka akan datang apalagi surat yang ia terima sudah lama berada di dalam lokernya, mungkin.

Kamala bangkit dan berjalan keluar dari Aula musik.

"Gue disini!"

Langkah Kamala terhenti. Kamala membalikkan tubuhnya.

"Beneran pengecut." Gumam Kamala.

Gavesha dengan wajahnya yang berantakan berdiri di depan dengan lima siswa di belakangnya.

"Lo nyuruh kita ngelukai kamala?" Bisik siswa itu pelan kepada Gavesha. Gavesha mengangguk sebagai jawaban.

"Nggak bisa lah," sahutnya. Kalau tahu tadi yang akan di beri pelajaran adalah Kamala, ia akan menolaknya mentah-mentah.

"Kenapa?"

"Gue nggak bisa nyakitin dia,"

"Jangan gitu. Dia aja bisa nyakitin perasaan Lo, bukannya waktu itu Lo ditolak sama dia? Iya kan, ya udah balas dong jangan diem aja."

"Tapi gue ngerasa nggak pantas sama Kamala."

Gavesha tertawa pelan," Lo jangan bodoh-" Kata Gavesha tanpa menolehkan kepalanya ke arah siswa itu.

"Sekarang lakuin yang gue suruh. Emangnya Lo nggak mau duit untuk bayar rumah sakit ibu Lo? Kalau mau ikuti aja perintah gue, paham?"

Gavesha tersenyum ke arah Kamala.

"Gue kira Lo nggak Dateng!" Ucap Gavesha hingga ruang Aula menggema oleh suaranya.

Gavesha bersama lima siswa yang akan membantunya membalas dendam kepada Kamala, melangkah menuju di hadapan Kamala.

"Egi?" Batin Kamala melihat satu siswa yang ia kenalin, bahkan siswa itu yang pernah menyatakan cinta kepadanya terakhir kalinya waktu ia sedang berada di kantin.

Lalu ia melihat di antara Egi ada salah satu siswa yang ia tidak kenalin namun memiliki kemapuan menghipnotis. Sebenarnya ia mendengar dari mulut ke mulut dan sedikit tidak percaya.

"Jangan liat matanya." Batin Kamala was-was.

"Lo nggak ada niatan minta maaf ke gue, Kahyana dan Zafia?"

7 SAUDARA TIRI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang