Bab 45: still alive?

377 45 2
                                    

Vote+ komennya jangan lupa ya fren.
Karena vote+ komen dari kalian sangat berarti untuk author🤍

Selamat berpuasa.

Selamat berpuasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"

Kalau ngantuk tidur dek jangan ditahan," ujar Agavin ketika meletakkan spidol yang habis ia pakai menulis di papan tulis untuk menjelaskan materi kepada Kamala di meja.

Kamala memang nampak menahan kantuknya sejak pulang sekolah. Entah apa yang membuat adiknya mengantuk.

"Dek," Agra mendekati Kamala. Memegang kening Kamala, tidak panas tetapi mengapa wajah Kamala pucat.

"Sakit," eluhnya.

Agavin langsung mendekati adiknya. Agra gelagapan oleh ucapan adiknya.

"Apa yang sakit Mala??" Tanya Agavin panik.

"Perut gue...."

Mereka berdua melirik perut Kamala. Perut itu habis-habisan di remas oleh tangan Kamala untuk menghilangkan rasa sakit tetapi bagi mereka itu sebuah tindakan yang salah.

"Ayok kita kerumah sakit." Ajak Agra.

Kamala menggeleng. "Ambilkan obat nyeri perut,"

Agra berjalan kearah lemari khusus obat. Melihat obat yang dipinta Kamala. Setelah menemukannya Agra mengambil obat tersebut dan membawakan air putih hangat kepada Kamala.

Kamala meminum obat yang diberikan oleh Agra. Tak ada perubahan ternyata masih sakit.

"Kita udahan dulu belajarnya, nanti dilanjutkan. Sekarang kamu istirahat dikamar biar Abang yang beresin buku-buku ini." Ujar Agavin.

Agra menuntun Kamala berjalan menaiki anak tangga menuju ke kamar Kamala. Kamala terus meremas perutnya padahal sudah di peringati oleh Agra supaya tidak melakukan itu lagi. Namun sakit yang Kamala terima membuat Kamala melakukan larangan itu.

Setibanya di kamar Kamala. Agra menidurkan tubuh Kamala di atas tempat tidur.

"Panggil dokter?"

"Gak. Gue cuma senggugutan karena dateng bulan."

"Tapi kamu keliatan nahan sakit,"

"Memang sakit tapi gak kayak biasanya, ini lebih sakit." Eluh Kamala tak mau menyembunyikan apa yang ia rasakan.

"Yaudah Abang panggil dokter,"

"Gak usah."

"Mala..."

"Gue cuma mau bang Arzan pulang ke indo,"

Permintaan Kamala membuat Agra diam.

"Bisa kan bang Arzan disuruh pulang?" Tanya Kamala.

"Bisa, tapi sebelumnya ada gak cara ampuh untuk hilangkan rasa sakit perut kamu?"

"Air hangat."

"Bentar, Abang ambil dulu nanti Abang coba telpon bang Arzan."

7 SAUDARA TIRI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang