Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakaatu!!
Maaf kalau ada kesalahan saat menulis nama tokoh. Contoh: Kania menjadi Kiara. Dan maaf baru up lagi, sebelumnya cerita ini baru di revisi.Pemuda bermata sedikit sipit ini terduduk dipinggiran Laut menunggu matahari terbenam.
"Bun, Laut di sini. nungguin bunda dateng,"
Pemuda itu mengembuskan napasnya dalam-dalam.
"Bunda tau nggak? Laut udah dewasa, apa bisa laut bertahan hidup sendirian dengan kedewasaan yang Laut miliki?—"
"Kayaknya nggak bisa Bun."
"Bun kalau Laut cari pasangan, kira-kira ada nggak yang mau sama Laut? Secara,kan. Laut nggak pernah pacaran jadi nggak tau harus bahagiain pasangan itu kayak gimana, terus, nanti kalau Laut nikah siapa yang dampingi Laut? Kan bunda sama ayah nggak ada. Laut nggak mau didampingi sama paman Jehan dan bibi Kiara."
Laut mengusap bajunya yang basah karena duduk di pasir Laut. Laut berdiri, bajunya juga ikut kotor karna itu. Matanya menangkap sosok seorang cewek duduk dibibir Laut. Dengan pandangan lurus kedepan. Sepertinya menunggu senja juga. Pikirnya.
"Hai.." sapa Laut menghampiri cewek itu. Cewek itu hanya melirik sekilas pemuda yang lebih tua darinya lalu memandang kedepan lagi.
Laut menarik bibirnya agar tersenyum.
"Boleh kenalan? Nama saya Laut tenggara," Laut menjulurkan tangan kanannya.
Cewek itu tidak menggubrisnya.
Laut menarik kembali tangannya,"salam kenal ya,"
Kemudian pemuda itu pergi meninggalkan cewek itu."Aku terlalu ramah ke orang yang nggak ku kenal, mungkin cewek itu pikir aku penculik atau Om-om mesum." Gumamnya.
Punggung melenggang gagah milik pemuda itu sudah pergi jauh dari hadapannya. Ia, memang tak suka berbicara, terlebih lagi kepada orang asing seperti pemuda tadi. Ia melirik Orang tadi.
"Ganggu!" Sinisnya bergumam.
Ia kembali memandang kedepan. Sudah satu tahun saja ia di tinggal pergi oleh ibunya. Hidup berdua dengan sang ayah tanpa ibu. Ia tumbuh besar nanti tanpa seorang ibu.
"Bu. Aku di sini, selalu berharap ibu ada di sini nunggu kedatangan ku." Gumamnya lirih.
"Kamala...."
Cewek itu memejamkan matanya sebentar, hembusan napas ayahnya terdengar keluar berat, sesaat ia mulai membuka mata dan berdiri sembari membersihkan bajunya yang kotor dan basah.
"Ayo pulang,nak..."
Cewek itu mengangguk pasrah. Lagi pula, matahari sudah terbenam di ujung Laut sana dan sudah berganti menjadi langit malam.
Ia,Batara Raden Bintang Akhtar. Tak mau jika sang anak sakit karena angin kencang di Laut itu. Dengan berhati-hati ia menuntun tubuh lemah putrinya.
"Kamu masih sakit, jangan ke laut dulu."
KAMU SEDANG MEMBACA
7 SAUDARA TIRI
Mystery / Thriller{FOLLOW SEBELUM MEMBACA} ° DILARANG KERAS PLAGIAT❕° Menceritakan kisah anak perempuan tunggal dari keluarga terpandang dan sangat kaya raya. Namun, anak perempuan itu telah kehilangan seorang ibu yang mengharuskan ayahnya menikah lagi dengan perempu...