Bab 46: Kamala with her memories

502 43 1
                                    

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakaatu guysss.
Gimana sama puasanya? Ada yang bolong?
Semangat ya!!

Gimana perasaan kalian?

Nulis cerita ini butuh mood yang harus bener-bener bagus, apalagi saya orangnya badmood-an. Soalnya cerita mereka kayak pelangi, warna warni. Kadang sedih kadang bikin baper. Jadi nulis harus dengan suasana hati yang bagus apalagi kalau kalian semangatin!

Komen dan vote yang banyak-banyak!!

13k+20k

Follow ig aku :@lycivaaaa_

Sepuluh mobil Rolls-Royce dan lima mobil sport tertata rapi di halaman markas A7 GREATGANG

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sepuluh mobil Rolls-Royce dan lima mobil sport tertata rapi di halaman markas A7 GREATGANG. Para pemiliknya berkunjung ke markas untuk melihat Alkantara yang merupakan anggota inti sekaligus adik dari Bos mereka.


Mereka menatap iba kondisi Alkantara yang tidak bisa dibilang baik ataupun buruk. Tetapi Mereka bersyukur karena Alkantara masih hidup walaupun dalam kesehatan yang sangat lemah.

"Alkantara tidak pernah meninggal dan tidak pernah kehilangan detak jantung, terus yang kamu temukan di Swiss pada waktu itu siapa?" Tanya Pandhu, dokter andalan Arzan.

Arzan menggeleng tidak tahu. Ren dan Gevanendra saling tatap-menatap kemudian menatap Bosnya. Mereka bertiga salah orang ternyata. Jasad yang mereka bawa pulang bukan Alkantara melainkan orang lain dan bisa jadi Alkantara sudah lama berada di markas bawah tanah dalam penjara nomor 20. Apa mungkin Alastar berbohong kalau Alkantara ia buang ke Swiss?

"Enggak mungkin orang yang terhipnotis masih bisa mengendalikan pikirannya. Sebelumnya orang yang pernah gue hipnotis nggak bisa bohong kalau di tanya." Desis Ren kepada Gevanendra.

"Bisa jadi Alastar udah merencanakan semuanya Sebelum kita bertiga bertindak, dia mungkin tau kalau Lo bakal hipnotis dia dan menanyakan keberadaan Alkantara. Alastar itu pinter, apalagi memanipulasi kalau Lo lupa Ren." Sahut Gevanendra berbisik.

"Gue kira mudah ngurusin bocah kayak Alastar rupanya lebih sulit dari mengendalikan banteng." Decaknya.

Gevanendra terkekeh mendengar penuturan Ren. Alastar juga kurang kasih sayang jadi Gevanendra memaklumi tingkah mengesalkan yang ada pada diri Alastar.

Gevanendra menepuk-nepuk punggung Ren. "Santai aja Ren, yang Lo lakukan nggak gagal tapi cuma gak berhasil aja..."

Ren melirik sinis Gevanendra. "Tau ah Lo ngeselin!" Cetus Ren.

7 SAUDARA TIRI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang