Bab 57: FINISHED

649 25 0
                                    

Hargai penulis hanya dengan serta comment.
Cerita ini mengandung unsur kekerasan yang tidak patut untuk ditiru, dan tidak patut untuk diplagiat kan.

So, happy reading guysss💓

Vote dan comen.  Follow sebelum membaca.

  Follow sebelum membaca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Maafin gue, Laut." pintanya tidak ada habis-habisnya.

Semenjak Laut bangun, laki-laki itu tidak mengeluarkan suara bahkan melirik mereka bertiga. Pandangannya kosong. Wajah Laki-laki itu semakin pucat.

Dokter berkata tadi, kondisi Laut amat buruk. Di tambah lagi Laut tidak beristirahat semasa bangun dari koma.

Kania mengusap-usap kening Laut. Sayangnya pada Laut takkan ada habisnya walau hanya sebatas bibi dan ponakan. Sedari kecil Kania merawat laki-laki itu, dan kini dewasanya Laut membuatnya menaruh ke khawatiran. Keponakannya itu tidak sesehat yang ada di pikirannya. Dia menyembunyikan penyakit yang diidapnya dari Kania, Jehan dan Raisa.

"Assalamualaikum," salam beberapa orang yang baru datang masuk ke dalam kamar Laut. Jana, Gevanendra, Haikal dan Zeze.

Jana yang tidak bisa menahan tangisannya, terisak di depan Laut yang menatapnya dengan tatapan penuh kesedihan. "Laut... Kamu kenapa?" tanyanya sangat polos.

Gevanendra tidak menyangka oleh kondisi Laut yang ditambah lagi telah kehilangan orang yang sangat dia cintainya. Kabar Kamala telah tiada sudah menyebarluaskan di internet, koran dan di televisi. Gevanendra juga terkejut dengan berita itu, dari beberapa bulan lalu Kamala yang ditinggalkan oleh semua keluarganya kini menyusul mereka di surga sana. Gevanendra berharap Kamala berbahagia di sana.

Haikal berusaha keras buat Laut sembuh dari penyakitnya, tetapi sama saja, penyakit itu tidak sembuh-sembuh. Padahal sudah menerapkan kontrol, kemoterapi dan operasi di tahun lalu, sama saja hasilnya sia-sia.  Haikal duduk di samping sahabatnya. Prihatin sekali hidup sahabatnya. Tangannya menggenggam tangan Laut, "Ut, are you okay?"

Laki-laki itu menggeleng pelan. Air matanya jatuh lagi. Bibirnya tidak bisa digerakkan, terlampau sedih.

"Kamu kenapa sih Laut? Kamu kenapa sakit terus? Aku khawatir sama kamu." ujar Zeze menangis senggugukan. Sama seperti Raisa tadi, Zeze juga diabaikan.

Haikal mengeluarkan sebuah kotak berukuran sedang dari dalam tas gendong yang di dibawanya untuk menyimpan kotak itu. Sebuah kotak berwarna hitam di berikan di tangan Laut. Lantas laki-laki itu melirik sebuah kotak dari Haikal. "Laut, ini dari Kamala."  beritahunya. Dua minggu lalu Kamala menitipkan kotak itu kepadanya, di beri pesan supaya kasih ke Laut ketika Laki-laki itu bangun, namun dengan satu amanat lagi, jangan di buka kecuali Laut.

7 SAUDARA TIRI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang