Bab 9: Batara's backyard

1.2K 85 0
                                    

Assalamu'alaikum

Assalamu'alaikum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Makasih."

"Sama-sama mas."

Ojol pengantar makanan pergi. Ia lihat ojol itu sudah pergi lalu ia masuk kedalam rumah,"wih enak tuh."Balas seseorang.

"Oh tentu dong!" Balasnya girang.

Ia duduk disofa ruang tamu, meletakkan beberapa bungkusan berisi makanan dimeja.
Mereka semua menyerbu makanan itu,"oh ya Al, kamu tau kemana Kamala pergi?" Tanya abangnya Alkantara, Alastar.

Alkantara menggeleng."enggak tau bang, tapi tadi gue liat dia pergi pagi-pagi kali. Abis itu bang Arzan pergi kerja."

"Eh kira-kira kalian semua enggak penasaran sama apa yang dibilang sama Kamala ke bang Arzan tadi malam? Kalau gue penasaran,"
Kata Agavin.

"Bang Agav tanya sendiri aja sama bang Arzan,"balas Alkantara.

"Nah itu masalahnya, tadi pagi bangun tidur bang Arzan gak keliatan yah gue pikir udah pergi kerja."

"Dia orang sibuk." Jawab Arzan dingin.

Mereka semua berbincang-bincang. Akhasa,Abiyasa sedari tadi diam saja, ikut makan namun tidak ikut mengobrol bersama saudaranya.

"Kenapa diem aja bang?" Tanya Alkantara.

Mereka berdua tersadar.

"Enggak, eh gue izin ketoilet bentar ya." Abiyasa langsung bangkit dari duduknya menuju kekamar mandi ,namun yang mereka pikirkan kamar mandi didapur ternyata di kamar Abiyasa sendiri.

"Lo kenapa bang, Akha?"
Kini yang bertanya Alastar.

"Enggak papa." Jawab Alastar kalem.

Didalam toilet Abiyasa menatap kaca toilet tajam dengan ekspresi datar. Membenarkan posisi berdirinya dan menggulung baju lengan panjangnya se siku. Ia memejamkan mata sebentar lalu berbicara seolah ada orang juga didalam toilet tersebut.

"Saya tahu kamu bisa lihat saya," ujar seseorang yang sudah mati jiwanya namun meninggalkan arwah dirumahnya.

"Kamu ibunya Kamala?" Tanya Abiyasa. Abiyasa mengibaskan rambutnya kebelakang, berbalik badan menghadap mahluk itu.

Ia memandangi dari atas sampai bawah makhluk itu, sama saja seperti manusia pada umumnya, cantik, dan masih memiliki kaki. Bisa dibilang yang ia lihat sekarang adalah hantu yang menyerupai ibunya Kamala, sangat sempurna dan mirip.

"Ya, saya ibunya senja. Kamu salah satu saudara tirinya yang bisa melihat saya," katanya.

Abiyasa tidak berekspresi sama sekali. Tak ada rasa takut juga melihat kedatangan arwah istrinya ayah tirinya, perasaannya biasa-biasa saja. Seperti melihat manusia biasa, lagian jika dipandang-pandang arwah itu tidak rusak.

"Kenapa kamu datang?"

"Saya kangen suami, anak, dan rumah saya."

"Bukannya kamu udah tenang di alam lain?"

7 SAUDARA TIRI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang