Bab 54: what else, God?

406 30 0
                                    

Harga penulis hanya dengan serta comment.
Cerita ini mengandung unsur kekerasan yang tidak patut untuk ditiru, dan tidak patut untuk diplagiat kan.

So, happy reading guysss.

Vote dan comen. Awas kalau nggak!

Follow sebelum membaca.

Follow sebelum membaca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

PRANG!!

"Ayah..."

"BATARA! LIHAT! LIHAT WANITA INI, BAHKAN DIA TIDAK BECUS MERAWAT DAN MENJAGA PUTRINYA SENDIRI, CUCU SAYA! KAMALA TERLUKA LAGI, LALU RESPON ISTRI KAMU HANYA TERSENYUM DAN DIAM SAJA. IBU MACAM APA DIA?"

"Ayah Batara mohon jangan salahkan Annura, istri Batara tidak salah ayah... Annura hanya mencoba menenangkan Kamala setelah itu pun Annura memberikan saran kepadanya. Kamala terlalu takut untuk melihat kekerasan lagi,"

"Ayah tidak bisa berkata-kata apalagi Batara. Ayah sudah memberikan kesempatan kepadamu dan istrimu karena kalian bertahan demi Kamala, kalau alasannya bukan Kamala tidak segan-segan ayah memaksakan kamu untuk menalak Annura!"

Di dalam kamar Kamala terus menangis di dekapan hangat sang ibu, Annura Humaira Bulan Arsyana. Setelah apa yang Kamala dapatkan di sekolah tadi membawakan trauma besar untuknya.

Annura mengerti keadaan Kamala jadi ia memutuskan tersenyum namun diam, membiarkan Kamala menangis hingga tenang dengan sendirinya. Namun tindakan yang ia lakukan dilihat oleh ayah mertuanya yaitu Nararya Mahadevan Raden Akhtar, tindakannya salah dimata ayah mertuanya karena dirinya membiarkan Kamala diam dengan sendirinya padahal ada maksud lain dibalik tindakannya.

Annura selalu punya cara tersendiri untuk putrinya tetapi mertuanya selalu berburuk sangka, mengatakannya sang ibu yang tidak becus merawat serta menjaga putrinya. Tidak apa-apa jika mertuanya mengatakannya seperti itu tapi asal perlu diketahui, naluri seorang ibu dan anak tidak pernah terlepas jauh, bahkan dirinya yakin kalau Kamala akan mengikuti caranya yang tidak gegabah itu.

Annura bekerja namun walaupun bekerja dirinya tetap mengawasi Kamala dari jauh melalui beberapa orang suruhannya. Annura bisa selalu ada untuk Kamala walau sedang sibuk, Annura selalu menyempatkan diri bersama dengan Kamala tetapi sama saja perlakuan baiknya selalu dipandang buruk.

Dari dalam kamar dirinya dan putrinya hanya bisa mendengarkan amarah yang meluap-luap dari Nararya, suara bantahan suaminya yang membelanya terdengar sampai kamar.

"Ibu... Senja takut... Kakek marahin ayah dan memaki ibu..."

"Putri kesayangannya ibu... Senja engga perlu takut, kamu tidak salah, ibu juga pantas dimaki karna ibu salah,"

"Ibu gak salah! Orang-orang itu yang salah karena udah mengusik hidup Senja! Mereka yang buat Senja begini bukan ibu..."

"Senja, denger ibu ya sayang. Anggap yang menggangu kamu adalah angin kencang yang ingin merubuhkan pertahanan diri kamu, kamu bisa lawan dengan memperkuat pertahanan diri kamu dari angin itu, pertahankan tanpa menyalahkan dan menyakiti, paham?"

7 SAUDARA TIRI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang