Bab 56: shattered in pieces

455 27 1
                                    

Harga penulis hanya dengan serta comment.
Cerita ini mengandung unsur kekerasan yang tidak patut untuk ditiru, dan tidak patut untuk diplagiat kan.

So, happy reading guysss.

Vote dan comen. Awas kalau nggak!

Follow sebelum membaca.

"Hampir sebulan ini Lo pergi kemana?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hampir sebulan ini Lo pergi kemana?"

"Bukan urusan Lo,"

"Lo terus jawab bukan urusan gue, kata siapa? Ini urusan gue Kamala. Bokap, nyokap Lo nitipin Lo ke gue,"

"Dulu, sekarang ngga."

"Masih gue, Kamala. Sejak kapan ganti?"

"Sejak Lo pergi ninggalin gue sendirian untuk melawan trauma ini,"

Virgo menghela napas gusar. Kamala masih marah kepadanya? Sesusah itu memaafkannya? Ia tahu bahwa dirinya bersalah, bersalah telah pergi lama dan tidak kembali saat itu juga dan akhirnya Kamala marah besar padanya karena gadisnya itu telah menunggunya selama itu.

"Maaf,"

"Ngga butuh kata maaf. Omongan Lo udah ngga bisa di percaya lagi, Kak."

"Masih marah soal itu?"

Kamala memutar bola matanya malas. Malas mengungkit masa lalu itu. Percuma saja, mau bagaimana pun kata maaf itu tidak bisa membuatnya merasa baik-baik saja seperti dulu.

"Pergi." usirnya. Kamala muak melihat Virgo. Ia sengaja menghilang dari hadapan orang-orang karena dirinya ingin sendiri dahulu.

"La, maafin gue."

Virgo memegangi tangan Kamala. "Please maafin gue,"

"Lo cuma bisa bilang maaf, maaf dan maaf. Lo kira segampang itu maafin perbuatan Lo, andai Lo di posisi gue Kak, Lo akan marah kaya gue gini. Setelah bertahun-tahun Lo tinggalin gue, bertahun-tahun juga gue nungguin Lo balik ke Jakarta. Lo kira gue orang yang sesabar dan se-setia itu sama Lo? Layaknya gue robot Lo, iya?!" tekannya, napasnya naik turun berhembus tak sama. Amarahnya kembali meluap karena bajingan di depan matanya ini.

"Pergi sebelum gue tonjok Lo!" ancamnya, kemudian menepis kuat tangan Virgo dari tangannya. Tak sudi disentuh pembohong andal seperti Virgo.

Dengan mata sendu ia menatap Kamala. Ia paham perasaan Kamala maka sekarang ia akan pergi.

Virgo bangkit dari duduknya dihantui rasa bersalah kemudian pergi dari rumah gadisnya. Melihat Virgo menjauh dari rumahnya, segera ia masuk ke dalam rumah lalu membanting pintu rumahnya.

7 SAUDARA TIRI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang