Bab 31: Kamala Tsundere

645 35 0
                                    

Happy reading

Happy reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Kita itu sebenernya apa sih? Nggak jelas banget hubungannya."

"Emang hubungan yang jelas itu yang kayak gimana?" Tanyanya pura-pura tidak tahu.

"Nikah,"

"Eleh, pacaran aja belum langgeng gitu mau ngajak nikah. Mau anak-anak kita nanti jadi broken home?"

"Doa Lo jangan gitu Lah,"

"Siapa yang doain? Gue cuma takut aja kalau itu beneran terjadi."

"Iya tau Abi..."

"Ya terus kenapa nanyak kita itu Sebenarnya apa? Dan kenapa bilang hubungan kita nggak jelas? Perasaan gue jelas-jelas aja nih hubungan, kecuali Lo nggak tukang ngambek dan keluyuran malem-malem,"

Sena Sangkara- pacarnya Abiyasa Fares Ganendra. Si paling bertanya 'kita itu sebenarnya apa sih? Nggak jelas banget hubungannya.' sedang mengerucutkan bibirnya kedepan. Ia marah kepada Abiyasa, pacarnya ketika ditanya seperti pernyataan di atas selalu saja menjawab seperti ini 'Eleh, pacaran aja belum langgeng gitu mau ngajak nikah. Mau anak-anak kita nanti jadi broken home?'. Padahal kan tidak ada maksud jika mereka menikah ujung-ujungnya akan bercerai. Iya, Ia- Sena Sangkara tahu jika Abiyasa seorang calon dokter psikologis tapi ucapannya jangan seperti itu lah jika di tanya hubungan mereka yang tidak jelas ini, ia kan menjadi sedih.

"Kenapa sih Lo cepet-cepet mau nikah? Kalau gue sih mau-mau aja tapi ya enggak mungkin gue langkahin Bang Arzan si anak pertama, bang Agavin, bang Agra,"

"Gue kesepian Bi. Gue butuh seseorang disamping gue selamanya" jujurnya.

"Kan ada gue,"

"Iya ada Lo tapi status Lo adalah pacar yang kapan aja bisa ninggalin gue,"

"Sena, gue berani berjanji. Gue akan nikahin Lo, gue akan jadi suami yang baik tapi tidak untuk sekarang. Kita masih harus ngejar mimpi kita yang udah kita bangun dari dulu, setelah mimpi-mimpi kita tercapai. Gue akan datang ke rumah Lo dan lamar Lo. Sebagaimana Lo memintanya ke gue," Ucapnya jujur tetapi sangat berat.

Bibir cewek itu melengkung ke bawah.

"Huaaa....."

"He'eh kok malah nangis,"

"Sedih Abiiiii....."

Abiyasa tersenyum kemudian mengelus pucuk kepala Sena.

7 SAUDARA TIRI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang