" Hahh.. " Helaan nafas terdengar dari mulut bryan, kini dirinya sedang berada di ruang tamu.
" Sepi amat gk ada mama, biasanya kalo pulang sekolah langsung disuruh makan diomelin naro tas sembarangan, lah ini kaga ada " Keluh bryan, merasakan kekosongan di ruangan tersebut.
" Udahlah, mandi aja dulu terus makan " Imbuhnya kembali.
Setelah selesai mandi, bryan turun ke bawah dah segera pergi ke dapur untuk mengisi perut kosongnya itu.
" Indomie~ seleraku~ " Ujar bryan sambil memasukkan mie indomie kedalam air yang sudah panas itu.
" Kodomo... Teman baikku~ " Sambungnya.
Setelah selesai membuat mie indomie, bryan langsung pergi dari sana dan menempatkan dirinya di sofa untuk menonton televisi saja.
Sore hari, karena kesepian dirumah tidak ada siapa siapa, bryan memutuskan untuk keluar saja cari angin.
" Ehh anjir! Itu bukannya si angsa yah? " Bryan memicingkan matanya untuk menajamkan penglihatannya.
" Lah iya, dia ngapain disitu? Tapi kok, kaya abis berantem bajunya lusuh sudut bibirnya juga lembam gitu " Bryan kebingungan, antara pergi menghampiri angkasa atau pergi dari sana.
" Lah? Ngapain gw mikirin si angsa, ogah dah mending cabut " Serunya dan segera pergi dari sana.
" Ehh? Lagi ada pertandingan yah? Nonton ahh " Bryan tak sengaja melihat sebuah lapangan yang dipenuhi oleh orang orang yang sedang menonton pertandingan itu.
Dirinya segera memarkirkan motonya, dan menghampiri kerumunan tersebut. Sebelum itu, Bryan terlebih dahulu membeli makanan.
" Kok bisa yah para bocil segede gitu udah jago main bola? Lah gw? Kaga bisa sekalian " Gumamnya disela sela menonton pertandingan.
" Beginilah nasib ku " Keluhnya kepada diri sendiri.
Setelah selesai menonton pertandingan tadi, Bryan langsung pulang kerumah. Bryan merasa kesepian saat mendapati dirinya hanya seorang diri dirumah.
Drrrttt!
Drrrttt!" Halo " Ucap dari seberang sana.
" Buna! " Seru Bryan saat mengangkat panggilan telepon.
" Gimana keadaan ian? Maaf yah buna baru telpon sekarang " Ucap buna.
" Baik bun, kalian baik kan? Jangan lama lama di sana yah! Cepet pulang kalo bisa " Seru Bryan.
" Baik ian, semoga aja yah! Yaudah buna tutup dulu, buna sama papa harus pergi lagi " Pamit mama yang langsung menutup telepon.
" Huhh, sepi banget " Keluhnya setelah merebahkan diri di kasur king sizenya itu.
" Gabut, gk tau mau ngapain? " Ujarnya.
Tiba tiba saja, pikirannya jadi teringat tentang angkasa. Dari awal pertemuan hingga akhir yang menjengkelkan itu terjadi.
" Kok bisa sih, gw sebangku sama si angsa?! Baru aja beberapa hari sekolah udah jengah sama sikapnya " Celetuknya dengan raut wajah bingung.
" Entah kenapa, kalo liat wajah dia ingin sekali gw sumpel mulutnya pake kaos kaki dinosaurus " Sambungnya.
Keesokan harinya, Bryan memutuskan untuk berangkat lebih pagi dari sebelumnya. Tujuannya untuk bisa sarapan di kantin, karena dirinya malas memakan roti panggang yang akan dicampur dengan slai.
" Hai Bryan! Tumben udah dateng jam segini " Sapa leon duduk berhadapan di meja kantin.
" Kok sarapan di kantin? " Tanya alvi.
" Ohh, ortu gw lagi ga ada. Karena males bikin sarapan akhirnya gw memutuskan buat sarapan di kantin aja " Jelasnya yang dibalas manggut manggut saja dari leon dan alvi.
" Ehh, lo tau gk? " Tanya alvi.
" Gk " Jawab Bryan.
" Si angkasa masuk rumah sakit, katanya kemarin ditemui warga dia pingsan di pinggir jalan " Jelas alvi dengan wajah serius.
" Hah? Masa sih?? Kok lo baru ngasih tau sekarang? " Tanya leon.
" Sekarang dia dirawat dimana? " Tanya Bryan ikut berbicara.
" Di RS.disakitinmulu " Jawab alvi.
" Yaudah nanti pulang sekolah kita jenguk dia " Final leon yang disetujui keduanya.
Setelah pulang sekolah, mereka langsung pergi ke rumah sakit untuk melihat kondisi angkasa saat ini.
" Kira kira kenapa yah? " Tanya Bryan saat dj lift.
" Kamu nanyeak? " Tanya balik leon.
" Udah lah, nanti aja kita dengerin penjelasan kalo ada " Tengah alvi menahan agar tidak terjadinya keributan.
Setelah sampai di depan ruangan angkasa di rawat, mereka langsung masuk kedalam dan menemukan angkasa yang tengah tertidur dengan tenang dengan wajah pucatnya.
" Angkasa! " Panggil leon, membuat angkasa membuka matanya segera.
" Gimana keadaan lo? " Tanya alvi saat berada di sisi kiri ranjang pasien.
" Seperti yang lo liat " Jawabnya singkat.
" Nih, buah buahan buat lo! " Bryan menaruh parsel di atas meja nakas.
" Ohh iya, kenapa lo bisa masuk rumah sakit? " Tanya leon menatap angkasa.
" Biasa lah " Jawab angkasa yang langsung di pahami oleh alvi dan leon, kecuali Bryan.
" Gk capek lo, tiap hari gelut mulu? " Tanya leon dengan heran. Pasalnya angkasa hobi sekaki gelud setiap hari.
" Gk " Jawab angkasa singkat sambil memakan apel yang diambil dari parsel.
" Kayanya, lo bakal jadi murid nakal di sekolah " Celetuk alvi.
" Gausah ditanya pun udah pada hafal sebagian murid " Jelas leon
" Sorry, gw pulang dulu yah! Di rumah gk ada siapa siapa " Pamit Bryan yang langsung mendapatkan tatapan dari angkasa.
" Bilang aja lo enek sama muka gw kan? " Celetuk angkasa dengan wajah sinis.
" Idih, kalo iya kenapa? " Tanya Bryan dengan sebal.
" Gapapa sih, cuma nanya doang " Jawab angkasa.
" Gw pergi dulu yah " Ucapnya yang langsung pergi dari ruangan itu.
Disepanjang jalan, Bryan terus memikirkan bagaimana caranya dia bisa bertahan dan sabar dengan sikap teman sebangku nya itu.
Jika di lihat lihat, akhir akhir ini angkasa selalu bersikap seenaknya kepada bryan. Entah salam apa Bryan sampai angkasa bersikap seperti itu.
" Pikiran gw buntu banget dah " Keluhnya.
" Kayaknya gw bakal bikin dia kesel sama gw aja, mungkin nanti dia bakal pindah bangku " Ide muncul diotak Bryan, apakah idenya ini berhasil?
" Yaudah lah, gw ngantuk mau tidur " Ujarnya kembali dan segera menaikkan kecepatannya untuk sampai di rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
benci jadi cinta || bxb [END]
Teen Fictiondiawali dengan benci diakhiri dengan bucin, begitulah pasangan adam ini. entah ilmu sihir dari mana bryan bisa meluluhkan hati angkasa yang terkesan horor dengan aura tegas dan kejam yang selalu melekat di dalam dirinya, tetapi itu tidak berlaku di...