Hari ini bryan pergi sendirian ke sekolah dikarenakan angkasa yang tidak diperbolehkan bersekolah oleh dirinya. Tak mau membantah, akhirnya angkasa hanya bisa mematuhi perintah dari bryan.
"Huwaa... Hari ini gaada si angsa latihan soal jadi susah banget" Keluh bryan menekuk wajahnya di meja kantin.
"Yeuh... Gini nih, contoh manusia bergantung ke manusia" Celoteh leon membuat bryan semakin menekuk wajahnya dalam.
"Udah udah, sayangnya papi ga boleh begitu" Hibur bagas yang duduk di sebelah bryan.
"Lo udah ngabarin si angkasa?" Tanya alvi mengubah percakapan.
"Udah, katanya dia lagi ada di taman deket apart lo, nyari angin" Jawab bryan seadanya.
Setelah lama di sekolah menuntut ilmu, akhirnya waktu pulang sudah tiba. Sore ini bryan mampir terlebih dahulu ke taman untuk membeli boba lalu berjalan ke supermarket.
Selesai dari supermarket, bryan segera pergi ke apart alvi. Tetapi sesampainya disana, bryan tidak menemukan angkasa di semua ruangan.
Karena panik, bryan pun berlari kearah taman dengan tergesa-gesa gesa. Sesampainya disana, ternyata angkasa sedang sibuk memakan eskrim dengan bahagia.
"ANGSA SIALAN! Ngapain lo disitu hah?! Dari siang sampe sore terus di taman?!" Pekik bryan segera menghampiri angkasa yang langsung menyembunyikan eskrimnya dan mengubah raut wajahnya menjadi datar.
"Gausah sok datar wajah lo, gw tau lo lagi makan eskrim, dapet dari mana?" Tanya bryan mengintimidasi angkasa.
"Kepo lo!" Sahut angkasa setelah diam beberapa saat.
"Idihhh" Celetuk bryan. Tangannya pun segera mengambil eskrim yang di sembunyikan angkasa di sampingnya.
"Eskrim nya buat gw yah" Entah ide jahil dari mana, bryan malah menjahili angkasa, ingin tau reaksi apa yang akan keluar dari raut wajahnya itu.
"Balikin!" Sentak angkasa mencoba mengambil eskrim yang diambil bryan, tetapi segera di hindari oleh bryan.
"Buat gw aja, lo beli lagi" Perkataan bryan mampu membuat angkasa langsung terdiam dan memilih pergi tanpa meninggalkan sepatah katapun kepada bryan.
"Loh?" Bryan hanya bisa memasang wajah beo melihat angkasa mengambek begitu saja.
Disusul nya angkasa oleh bryan, mencoba mengajak bicara angkasa. Angkasa sama sekali tak bergeming, terus berjalan menghiraukan bryan yang terus mengajaknya berbicara.
"Bisa ga sih, lo diem?!" Sentak angkasa membuat bryan langsung terdiam.
"Mendingan sekarang lo pergi, gausah kesini lagi!" Perkataan itu membuat bryan berusaha mencerna semuanya.
"Yaudah, nih eskrimnya" Bryan menyodorkan eskrim yang sejak tadi terus di bawanya.
"Buang aja." Ucap angkasa tanpa menatap ke arah eskrim yang ada di tangan bryan.
"Nyakin?" Tanya bryan mencoba mengulur waktu kepada angkasa.
Tak ada jawaban dari angkasa, dirinya memilih mengambil jaket nya didalam kamar dan keluar dari apart temen.
Alvi dan leon yang baru saja pulang, merasa bingung saat angkasa keluar tanpa berbicara sepatah katapun. Disusul oleh bryan yang mengejar angkasa yang mulai memasuki lift.
"Napa tuh orang?" Tanya leon menggaruk kepalanya merasa heran.
"Ga jelas emang tuh bocah" Kata alvi menggeleng geleng kan kepalanya.
Sesampainya di lantai bawah, angkasa terus berjalan menghiraukan bryan yang terus memanggilnya.
"Eitss! Berenti dulu ga lo?!" Seru bryan menghadang jalan angkasa di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
benci jadi cinta || bxb [END]
Teen Fictiondiawali dengan benci diakhiri dengan bucin, begitulah pasangan adam ini. entah ilmu sihir dari mana bryan bisa meluluhkan hati angkasa yang terkesan horor dengan aura tegas dan kejam yang selalu melekat di dalam dirinya, tetapi itu tidak berlaku di...