Sesampainya di rumah, bryan buru buru pergi ke kamar angkasa. Setelah mendengar perkataan alvi dan leon jika angkasa tidak mau keluar kamar selama 4 jam yang lalu.
"Angsa! Buka pintunya! Ini gw bryan! Buka angsa!" Seru bryan mengetuk pintu kamar meminta dibuka.
Ceklek
Penampilan acak acakan yang ada didepannya saat ini, membuat bryan tidak bisa berkata apa apa. Ditangan kanan nya, terdapat eskrim yang di bungkus oleh kotak kecil berukuran sedang.
"ALVI! LEON! LO APAIN SI ANGSA HAH?!" teriak bryan menggema diseluruh ruangan itu, membuat alvi dan leon segera menghampiri bryan dengan bingung.
"Ada apa? Pake acara teriak segala" Tanya segaligus protes leon kepada bryan.
"Heh babi! Lo pada udah gw kasih tau yah, jangan ngasih eskrim ke si angsa! Lo berdua gabisa denger apa?!" Maki bryan meledakkan emosinya.
"Dengerin dulu! Kita gatau bujuk si angkasa kek mana, terus si alvi yang nyaranin buat beliin eskrim aja, ehh pas di kasih tau taunya di ambil ma si angkasa, tapi dia kunci lagi pintunya abis ngusir kita berdua" Bela leon.
"Bukannya dikasih makan, malah dikasih eskrim. Nih liat, abis setengah si angsa makan! Meler dah tuh ingus!" Ujar bryan menunjuk angkasa yang diam saja.
Setelah kejadian tadi sore, angkasa memilih untuk pergi ke halaman belakang, melihat bayi singa yang beberapa minggu yang lalu ditemukan oleh mamanya saat sedang berjalan di pegunungan.
"Hai veteer!" Sapanya dan langsung menggendong singa mungil tersebut.
Angkasa terlihat sangat akrab dengan singa kecil itu, bahkan dengan hebohnya singa tersebut menjilat jilat angkasa, membuatnya tertawa geli.
Bryan terlihat berjalan kesana kemari, mencari angkasa yang entah ada dimana. Sudah memanggil beberapa kali pun nihil tidak ada tanda tanda angkasa ada.
"Kemana lagi tuh bocah edan, bikin masalah baru lagi nih angsa" Gerutunya berjalan ke arah halaman depan.
Sayup sayup, suara ketawa seseorang terdengar oleh bryan dari halaman belakang. Dengan penasaran bryan melangkah kan kakinya ke halaman belakang untuk melihat siapa yang ada disana.
"Sekarang veteer makan dulu yah" Baru saja angkasa mengulurkan tangannya untuk memberi makan veteer, tiba tiba saja dirinya ditarik oleh bryan dengan cepat.
"Hah, selamat.. " Helaan nafas terdengar dari arah bryan, membuat angkasa kebingungan.
"Lo gapapa kan?" Tanya bryan menatap angkasa yang semakin kebingungan.
"Lo napa sih? Gw baik baik aja" Jawab angkasa.
"Tangan lo kan tadi hampir mau digigit sama tuh singa cebol" Celetuk bryan.
"Maksud lo apaan singa cebol? Lo ngehina veteer?!" Tanya angkasa tak Terima.
"Kaga, lagian kok bisa lepas hewan begituan, balikin sama ke habitatnya" Suruh bryan.
"Tau apa lo? Ini si veteer tinggal di sini dan dia tuh bukan singa cebol, tapi bayi singa!" Ucap angkasa membuat bryan ber oh ria.
"Bikin gw jantungan aja lo!" Bryan sedikit mendorong angkasa, menjauhkan dirinya dan angkasa yang berada di hadapannya tersebut.
"Lo mau mandi ga? Kalo engga, gw mandi dulu, gerah ini" Ujarnya mengipas ngipas tangannya kearah muka.
"Mandi bareng yok!" Ajak angkasa membuat bryan membulatkan matanya.
"Lo gila apa ga waras?! Kaga, kaga, kaga! Mandi masing masing, gw duluan yang mandi!" Bryan segera beranjak dari sana, namun langkahnya terhenti akibat sebuah tangan menarik tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
benci jadi cinta || bxb [END]
Novela Juvenildiawali dengan benci diakhiri dengan bucin, begitulah pasangan adam ini. entah ilmu sihir dari mana bryan bisa meluluhkan hati angkasa yang terkesan horor dengan aura tegas dan kejam yang selalu melekat di dalam dirinya, tetapi itu tidak berlaku di...