Matahari sudah kembali ke tempatnya dan kini giliran bulan yang menggantikan cahaya pada malam hari ini. Pukul 19.15 angkasa sedang berdiri di depan rumah pujaan hatinya saat ini (?)
Menunggu seorang lelaki berparas cantik itu yang kini sedang berjalan kearahnya serta senyuman manis yang lelaki itu berikan, membuat angkasa diam membeku.
"Maaf yah lama, ga kesel kan?" Tanya Bryan sedikit canggung, entah karena apa tapi hari ini dirinya merasa begitu canggung terhadap angkasa. Padahal mereka selalu bersamaan sebelumnya, tapi kali ini terasa berbeda.
"Ayo jalan!" Ujar angkasa menghiraukan pertanyaan bryan. Bryan pun segera naik keatas motor angkasa dan menempatkan dirinya dengan nyaman di jok motor.
"Udah" Ucap Bryan yang hanya di angguki oleh angkasa. Bryan merasa tak enak hati, apakah dirinya terlalu lama sehingga angkasa menunggu nya begitu lama?
"Lu marah yah angsa?" Tanya Bryan memberanikan diri memecah keheningan yang menyelimuti keduanya disepanjang perjalanan.
"Engga" Jawab singkat angkasa.
"Terus kenapa jawabnya singkat? Biasanya panjang lebar tuh kalo ngomong ma gw sambil sinis" Protes bryan.
"Ya terus gw harus gimana ian?" Tanya balik angkasa menyentuh dan menarik tangan bryan sedikit kedepan memudahkannya mengelus tangan bryan dengan lembut.
"Gatau juga sih, hehe" Jawab bryan di akhiri cengegesan. Setelah lumayan memakan waktu di perjalanan, akhirnya tempat yang mereka tuju sudah sampai.
Angkasa segera memarkirkan motornya di parkiran, setelahnya pergi menyusul bryan yang sudah ada di pintu masuk. Sebelum pergi berkeliling, angkasa meminta untuk di belikan eskrim terlebih dahulu.
"Lo napa jadi demen sama es krim sih? Enakan boba tau" Tanya bryan melihat angkasa tengah memakan es krim nya.
"Gw jatuh cinta sama sensasi dingin nya di tambah varian rasa serta rasa manis yang pas bikin gw ga enek, daripada boba ada butiran kayak kotoran dombanya" Jelas angkasa diakhir mengejek minuman kesukaan bryan.
"Udah ahh, daripada ribut disini mendingan jalan jalan aja!" Ajak bryan sebelum emosinya meledak.
Mereka pun memutuskan berkeliling terlebih dahulu serta melihat lihat wahana yang akan mereka naiki nanti.
"Angsa! Ayok naik itu! Ayok!" Bryan menarik narik tangan angkasa untuk ikut dengannya mengambil tiket masuk kedalam wahana bianglala.
Setelah selesai membayar tiket masuk, mereka pun segera naik ke dalam bianglala dan wahana tersebut pun mulai berputar.
"Woahhh, indah banget pemandangannya gilakk" Bryan mengabadikan moment dengan kamera ponselnya. Tanpa di sadari angkasa pun tengah memotret bryan yang sedang tersebut manis di depannya.
"Cantik ga angsa?" Tanya bryan melihat pemandangan di bawah sana.
"Cantik." Jawab angkasa. bukannya menatap kearah yang di lihat bryan, justru angkasa malah meluruskan pandangannya kearah bryan.
Selesai menaiki bianglala, bryan pun mengajak angkasa untuk bermain melempar gelang kedalam botol, hadiahnya pun sebuah boneka berukuran sedang berbentuk dino.
"Ayo dapetin angsa! Lumayan hadiahnya boneka dino wehh, lucu itu!" Seru bryan mendorong angkasa untuk bermain.
Angkasa pun menuruti permintaan bryan, dan segera melemparkan gelang tersebut untuk masuk ke dalam botol. Dalam satu kali lempar angkasa berhasil memasukkan gelang tersebut kedalam botol, hingga lemparan ketiga pun masuk kembali.
"Anjirrr!! Kok bisa?!" Bryan melongo melihat 3 gelang itu masuk kedalam botol. Padahal dari dulu Bryan tidak pernah berhasil melempar gelang.
"Gampang kek gitu, nih bonekanya" Angkasa menyerahkan boneka dino itu kepada bryan.
"Mau main wahana rumah hantu, ayok!" Bryan kembali menarik angkasa untuk menemaninya masuk kedalam rumah hantu.
Di awal pintu masuk, bryan terlihat biasa biasa saja. Banyak patung patung hantu salah satunya kuntilanak yang sedang duduk di kursi goyang dengan memegang sebuah boneka membelakangi mereka.
"Angsa! Fotoin gw dong sama mba kuntilanak nya" Pinta bryan berhenti di belakang kuntilanak itu.
"Emang lo berani?" Tanya angkasa.
"Berani lah, cuma patung doang itu" Jawab bryan melihat kearah kuntilanak itu sekilas.
"Yaudah sono, gw foto" Ujar angkasa.
Bryan pun mendekati kuntilanak tersebut, dan memegang kursi kayu yang di duduki si kuntilanak.
Belum sempat berfoto, kepala kuntilanak itu langsung berputar kearah belakang 360 derajat seperti burung hantu. Sontak bryan langsung menjerit ketakutan dan berlari kearah belakang angkasa.
Suara cekikikan terdengar si kuntilanak itu pun mulai berdiri dari duduknya dan ingin menghampiri bryan, berjalan perlahan dengan kepala menunduk.
"Berhenti." Ucap angkasa. Si kuntilanak pun menghentikan langkahnya dan mengangkat wajahnya untuk melihat siapa yang berada di hadapannya saat ini.
"Dia sudah takut, berhentilah." Pinta angkasa dengan tenang kepada si kuntilanak. Bukannya kembali ke tempatnya si kuntilanak malah diam mematung.
Angkasa pun segera menarik bryan untuk pergi meninggalkan si kuntilanak disana yang diam mematung.
"Yaampun! Bisa bisanya gw dandan jelek kek gini di hadapan pangeran kerajaan, mana jadi kuntilanak lagi.... Rambut gw juga napa kek gembel dah ini?!... Semoga nanti ketemu lagi deh, hihihi" Si kuntilanak itu pun kembali duduk di kursi dan menjalankan pekerjaannya kembali.
Setelah permainan selesai hingga keluar dari rumah hantu, bryan tak berhenti hentinya terisak. Isakan demi isakan terus keluar dari mulutnya, sampai sampai keduanya sudah duduk di sebuah stand makanan yang ada di sana.
"Cengeng juga lo" Ledek angkasa kepada bryan.
"Hiks... Gw kira rumah hantu tuh setannya pada diem di tempat, tau taunya engga hiks... Padahal udah nonton video video penelusuran setan di yo***be, hiks.. Taunya serem kek gini hiks.. " Jelas bryan.
"Udah udah, makan dulu nanti perut lo sakit, mau makan apa? Biar sekalian gw pesenin" Tawar angkasa menyodorkan buku menu yang ada di meja.
"Mau ayam bakar, es buah sama jus mangga aja, es buahnya duluan di anterin, soalnya mau gw makan sekarang, udah sih itu aja" Ujar bryan.
Angkasa pun segera memesan makanan untuk mereka berdua. Malam semakin larut, angkasa pun memutuskan setelah makan langsung pulang karena besoknya mereka harus sekolah.
Singkat cerita, saat ini keduanya tengah berada di depan rumah bryan. Di tangan bryan terdapat boneka dino berukuran sedang dan satu bungkus permen kapas atau lebih dikenal dengan sebutan arum manis.
"Makasih yah untuk malam ini, kapan kapan jalan lagi" Ucap bryan.
"Sama sama, maaf tadi gw ngejek lo terus di sana" Ucap angkasa mengusap rambut bryan.
"Tadi lo sampe nangis kek gitu, lain kali gausah masuk lagi kalo takut, ntar nangis lagi" Ujar angkasa, membuat bryan menekukkan kepalanya.
"Jahat banget, kan ada lo, nanti gw tinggal ngumpet di belakang lo aja" Balas bryan.
"Kalo gw gaada?" Tanya angkasa.
Seketika mata bryan berubah menjadi side eye, namun tak lama kemudian dirinya segera memeluk angkasa, tak lupa angkasa pun segera membalas pelukan bryan.
"Kalo gaada lo, berarti gaada gw juga."
KAMU SEDANG MEMBACA
benci jadi cinta || bxb [END]
Novela Juvenildiawali dengan benci diakhiri dengan bucin, begitulah pasangan adam ini. entah ilmu sihir dari mana bryan bisa meluluhkan hati angkasa yang terkesan horor dengan aura tegas dan kejam yang selalu melekat di dalam dirinya, tetapi itu tidak berlaku di...