Tak terasa pagi sudah menjelang, Bryan yang merasakan lapar di perutnya pun langsung terbangun dari tidurnya. Jam baru menunjukkan pukul 05.55, Bryan menatap kesampingkan yang mendapati wajah Angkasa yang tertidur pulas.
Bryan pun segera beranjak dari kasur dan memutuskan untuk mandi saja sebelum pergi turun ke bawah membuatkan sarapan untuk mereka.
20 menit pun berlalu, Bryan segera keluar dari kamar Angkasa setelah mengeringkan rambut nya menggunakan handuk kecil.
Di dapur, Bryan menyiapkan makanan yang simple saja, yaitu nasi goreng atau singkatannya, nasgor. Sambil memasak, Bryan pun sempat berpikir aneh tentang rumah ini.
"Kenapa yah, orang tuanya si Angsa jarang banget ada di rumah, emang sesibuk itu kah mereka sama pekerjaan? Perasaan buna sama papa ga gitu gitu apa sama pekerjaan." Ucapnya berpikir heran.
"Dilihat lihat setiap gue nginep di sini, jarang banget tuh ketemu mama papa nya si Angsa. Sepi banget rumahnya!" Sambungnya sambil menatap sekitar. Saat sedang fokus berbicara sendiri.
Tanpa sadar Angkasa sudah turun ke bawah menyusul Bryan yang sedang memasak di dapur. Angkasa yang mendengar perkataan Bryan sebagian pun langsung menyaut.
"Rumah ini emang bukan rumah utama, ini rumah aku bukan rumah mama papa. Rumah mereka ada di mansion utama." Sahut Angkasa membuat Bryan mengalihkan pandangan nya kearah Angkasa.
"Loh? Jadi ini rumah kamu?" Tanya Bryan melongo tak percaya.
"Yaiya lah, kamu pikir rumah sekecil ini muat buat menampung asisten rumah tangga yang ada di mansion?" Tanya Angkasa yang membuat Bryan semakin melongo tak percaya.
"Sebenarnya keluarga kamu sekaya apa sih? Kok aku gatau??" Tanya Bryan, pasalnya yang Bryan tahu hanyalah keluarga Angkasa emang keluarga yang berada seperti keluarganya, tetapi pandangan tersebut langsung hilang saat Angkasa mengatakan hal itu.
"Kamu ga perlu tau, uang ga terlalu penting buat aku, asalkan ada kamu, aku bakalan bahagia!" Ucap Angkasa yang sedikit terdengar seperti gombalan bagi Bryan.
"Dih, gembel!" Ucap Bryan segera menyiapkan nasi goreng yang sudah matang kedalam piring. Lalu membawa piring tersebut ke meja makan untuk mereka makan.
Setelah sarapan, Angkasa segera pergi untuk mandi, sedangkan Bryan kembali ke dapur membereskan piring kotor bekas sarapan tadi.
Bryan melihat kearah dot yang berukuran besar itu, lalu dirinya berniat untuk membuat susu coklat kedalam dot tersebut.
Bryan pun mulai menyiapkannya, dari memasukkan susu coklat nya kedalam dot, lalu diseduh dengan air panas setengah dan di tambahkan air biasa agar suhu nya turun menjadi hangat.
Tak lupa Bryan mengocoknya terlebih dahulu, lalu setelahnya dirinya pergi ke ruang tengah untuk menonton siaran TV. Tak lupa, dirinya menyiapkan makanan ringan untuk menemaninya selama menonton TV.
Beberapa menit kemudian, Angkasa kembali turun dengan menghentak hentakkan kakinya dengan kesal. Bryan yang mendengar langkah kaki tersebut, langsung melihat kearah suara itu.
"Kenapa angsa?" Tanya Bryan, Angkasa segera duduk di samping Bryan dan menyerahkan ponselnya yang bergetat akibat telepon masuk dari seseorang.
"Siapa ini?" Tanya Bryan saat tidak ada nama yang tertera diatas, yang berarti hanya menunjukkan nomor tak di kenal.
"Selly!" Jawab Angkasa dengan nada ketus. Bryan pun segera mengangkat telepon tersebut, yang langsung mendapatkan suara panjang lebar dari seberang telepon.
"Pagi Angkasa! Kok kamu akhir akhir ini ga keliatan sih? Kamu gamau ngajarin aku materi pelajaran lagi gitu?? Kamu selama ini kemna aja? Aku kangen tau sama kamu, mau ketemuan ga? Aku minggu ini lagi free, aku mau ngelepas rasa kangen aku sama kamu. Pliss Angkasa, buka blokiran akun medsos aku! Aku jadinya gabisa like atau komen postingan kamu, ini no WA aku yang satunya, no aku yang kamu blok hapus aja, terus save no yang ini yah! Aku tunggu di kafe xxx yah!" Ucap Selly dari seberang sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
benci jadi cinta || bxb [END]
Teen Fictiondiawali dengan benci diakhiri dengan bucin, begitulah pasangan adam ini. entah ilmu sihir dari mana bryan bisa meluluhkan hati angkasa yang terkesan horor dengan aura tegas dan kejam yang selalu melekat di dalam dirinya, tetapi itu tidak berlaku di...