Hari ini taman begitu ramai oleh para murid, bahkan gazebo yang biasanya akan terlihat kosong sebagian, kini terisi penuh. Bahkan Angkasa, Bryan, dan Leon tidak kebagian tempat untuk berkumpul.
"Aelah! Gaada tempat deh! Tumben banget taman penuh, biasanya pada di gazebo deket lapangan tuh!" Serunya dengan wajah mendengus jengkel.
"Yaudah lah ke kelas aja! Bentar lagi juga bel masuk!" Sahut Alvi melihat jam di tangannya.
"Yaudah lah." Pasrah Bryan, mereka pun kembali berbalik untuk menuju kelas masing masing.
"Si leon kemana? Kok ga dateng?" Tanya Bryan, karena leon tak kunjung dateng. Mendengar hal itu, alvi pun menatap sekilas kearah Bryan lalu kembali menatap kearah depan.
"Si leon lagi demam, awalnya gue juga gabakal masuk karena ngeliat keadaan si leon suhu nya panas, ga turun turun dari semalem, tapi dengan keras kepalanya dia nyuruh gue buat sekolah, alasannya biar gue bisa ngasih tau materi hari ini sama dia, jujur gue khawatir sama keadaannya, gue ajak buat berobat gamau" Jelas Alvi dengan lesu. Bryan pun sedikit terkejut dengan penjelasan Alvi.
"Jagain leon sana." Celetuk Angkasa, membuat Bryan dan Alvi langsung menatap Angkasa.
"Ngapain? Sana jaga." Suruh Angkasa mendapatkan tatapan dari keduanya. Bryan pun langsung tersadar dan menepuk pundak Alvi pelan.
"Udah hari ini lo jagain aja si leon, gur bakalan bantu ngasih surat izin sama sekretaris kelas lo, udah sana pulang, sebelum bel masuk!" Seru Bryan sedikit mendorong tubuh Alvi.
Alvi pun akhirnya mengerti dan segera berpamitan dengan mereka, dengan langkah cepat Alvi pun segera menghilang di balik belokan koridor sekolah.
Sedangkan Angkasa dan Bryan kembali berjalan untuk masuk ke kelasnya. Di dalam kelas, tampak begitu berisik dan ricuh oleh murid murid dikelas. Memang sudah hal lumrah jika kelas diisi dengan canda tawa yang berisik dari para murid.
Keduanya pun duduk di bangku mereka, Angkasa pun langsung saja menelusupkan wajahnya di lipatan kedua tangannya. Sedangkan Bryan membuka ponselnya.
Karena guru sedang ada urusan, jadi kelas hari ini tidak ada guru atau lebih disebut dengan jam kosong/jamkos. Jadinya keadaan kelas tetap sama bahkan semakin berisik.
Beberapa menit kemudian, ada seseorang yang memanggil Bryan, mendengar hal itu seketika kelas menjadi lebih diam, karena kedatangan bagas.
Mereka mengira akan adanya razia, tetapi nyatanya bagas datang hanya seorang diri dan memanggil teman sekelasnya, Bryan.
"Iya kak!" Sahut Bryan saat mendengar panggilan bagas kedua kalinya. Bryan pun segera bangkit dari duduknya, membuat Angkasa yang mendengar pergerakan kecil Bryan pun langsung mengangkat wajahnya.
"Mau kemana?" Tanya Angkasa menatap Bryan, membuatnya sedikit mendongak keatas.
"Di panggil papi tuh di depan" Jawabnya menunjuk kearah luar dengan lirikan matanya. Bryan pun segera berjalan menghampiri bagas yang sedang menunggunya di luar.
Namun langkahnya terhenti saat sebuah tarikan di tangannya membuatnya menghentikan langkahnya. Bryan pun mrmbalikkan tubuhnya untuk menatap sang pelaku.
"Kenapa angsa?" Tanya Bryan mengerutkan dahinya. Angkasa menggelengkan kepalanya lalu tanpa menjawab pertanyaan Bryan, dirinya segera memeluk perut Bryan yang berdiri di depannya.
Sontak Bryan pun terkejut dan malu karena beberapa murid terkejut melihat kelakuan Angkasa yang baru mereka lihat. Beberapa tatapan menatap kearah mereka.
"Angsa! Lepasin hei, diliatin tuh! Kasian papi juga nunggu di luar!" Ucap Bryan sedikit berbisik, merasa tidak enak dengan bagas yang menunggu di luar.
KAMU SEDANG MEMBACA
benci jadi cinta || bxb [END]
Teen Fictiondiawali dengan benci diakhiri dengan bucin, begitulah pasangan adam ini. entah ilmu sihir dari mana bryan bisa meluluhkan hati angkasa yang terkesan horor dengan aura tegas dan kejam yang selalu melekat di dalam dirinya, tetapi itu tidak berlaku di...