berakhir nganu

17.2K 925 21
                                    

Setelah kejadian tadi pagi, kini jam istirahat pun sudah tiba. Angkasa segera mengajak Bryan untuk ikut dengannya kekantin, jangan lupa dengan tiga mahkluk lainnya.

"Kak bagas liat dimana? Kok bisa tau?" Tanya leon.

"Gw ga sengaja lewat kesana, ehh malah ngeliat anak gw di gebukin orang, mana cewe lagi" Terang bagas.

"Napa lo berdua pas waktu itu kaga sama si bryan? Sibuk pacaran yak?" Tanya bagas menatap alvi dan leon.

Alvi dan leon pun seketika saling pandang dengan tatapan jijik, setelahnya membuang muka ke arah samping.

"Ga sudi gw pacaran sama nie anak!" Cetus alvi.

"Gw juga gasudi jadi pacar lo bego!"

"Jauh jauh lo, gw maunya punya pacar yang lucu bukan karatan kek lo!"

"Dihh, lo juga buluk mana dekil lagi, gw demennya chindo bukan kek lo"

"NIKAH AJA LO BERDUA SONO! BERISIK TAU!" murka bryan yang udah jengah ngedengerin perdebatan alvi sama leon.

Bukanya fokus nulis puisi, malah diganggu sama bacotannya kedua mahkluk bumi ini.

"Kena semprot anak gw kan lu berdua!" Cibir bagas.

"Kak bagas ga diajak!" Sewot leon.

"Diem." Tekan angkasa.

Singkat cerita, persiapan ujian kenaikan kelas sudah sebentar lagi, bryan yang sudah pasrah akan nilainya nanti pun hanya bisa belajar semua otaknya, kalo hafal syukur, kalo engga ya pasrah.

"Argh! Apa yang harus ge lakuin gusti?! Udah 2 jam tapi gaada yang nempel di otak ini! Mana ga ngerti lagi!" Bryan daritadi misuh misuh gajelas di meja belajarnya, akhirnya bryan pun nyerah.

Saat sedang membuka ponselnya, tiba tiba bryan teringat angkasa. Yap! Benar, angkasa. Dia kan pinter tuh, walau males, tanyain aja lah.

Bryan pun segera pergi kerumah angkasa menggunakan motor matic bunanya yang warna item yang suka di pake ke pasar sama bunanya.

Sampai di depan halaman rumah angkasa, Bryan ga langsung nyelonong masuk, tapi mencet bel terlebih dahulu. Meskipun Bryan bisa aja langsung masuk, tapi tetep aja Bryan inget sopan santun.

Tak lama, pintunya dibuka oleh seseorang yang ternyata asisten rumah tangga dirumah angkasa. Tentu Bryan langsung gugup, karena biasanya yang bukain pintu itu pasti angkasa atau mama angkasa.

"Angkasa nya ada bi?" Tanya Bryan kikuk.

"Nak kasa ada di kamarnya, masuk aja dek" Jawab bibi mempersilahkan Bryan masuk, Bryan pun segera menganggukkan kepalanya dan izin untuk pergi ke kamar angkasa.

Setelah berada di depan kamar angkasa, Bryan langsung saja masuk kedalam tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.

"Angsa!" Panggil Bryan, angkasa yang sedang bermain game di ponselnya pun hanya menoleh sebentar ke arah Bryan lalu kembali menatap ponselnya.

"Heh! Orang dateng tuh di sapa, bukannya di cuekin! Masih untuk gw yang dateng!" Protes Bryan segera menghampiri angkasa yang duduk di sofa.

"Ada apa?" Tanya angkasa, tanpa menatap kearah Bryan yang sudah memasang wajah cemberut.

"Udah lah, gw pulang aja. Ga guna juga gw dateng kesini, tapi malah di cuekin." Ucapnya dan hendak berdiri dari duduknya.

Tapi angkasa langsung narik tangan Bryan buat duduk kembali. Ya mau ga mau pun Bryan duduk kembali.

"Kenapa sayang?"

Dag! Dig! Dug! Serrr...

Bryan seketika salting di buatnya, beberapa saat Bryan terdiam dan berusaha nepis rasa saltingnya. Ini bukan saatnya salting, Bryan datang kesini karena mau minta diajarin mapel, bukan mau ngapel.

"Eeee.... G-gw mau minta tolong sama lo buat ngajarin gw mapel buat ujian minggu depan" Terang bryan setelah menetralisirkan rasa saltingnya tadi.

"Gausah belajar." Celetuk angkasa yang langsung mendapatkan tampolan kasih sayang dari Bryan.

"Dikira gw pinter kek lo! Oon kek gini yang ada kaga naek kelas gw angsa!" Bryan dengan berusaha sabar agar emosinya tidak meledak.

"Yaudah sono belajar biar pinter!" Balas angkasa dan malah asik ngegame lagi.

"Makanya gw minta ajarin sama lo anjing!" Bryan sudah tidak bisa menahan emosinya lagi, sudah dibikin emosi sama mapel yang ga masuk masuk ke otak, di tambah celetukan angkasa yang bikin Bryan semakin emosi.

"don't speak harshly babe!" Tegas angkasa menatap Bryan dalam.

Bryan yang di tatap seperti itu, mendadak tubuhnya kaku dan tidak bisa di gerakkan akibat tatapan angkasa yang menguncinya.

Angkasa pun mulai mendekatkan wajahnya perlahan lahan hingga bibirnya bertemu dengan bibir ranum Bryan. Angkasa mendiamkan beberapa saat bibirnya sebelum menjadi lumatan kecil.

Bryan yang tersadarpun hanya bisa pasrah saja, apalagi dengan lumatan lembut yang angkasa berikan membuatnya dimabuk kepayang. Pelan pelan Bryan pun mulai membalas ciuman angkasa.

Setelah lamanya bergelut dengan lidah, Bryan menepuk pundak angkasa untuk memintanya mengerikan peluang Bryan untung bernafas. Angkasa pun segera melepaskan ciumannya sehingga tercipta sebuah benang diantara keduanya.

Tak mau tinggal diam, angkasa memasukkan tangannya dengan nakal kedalam kaos yang dipakai Bryan, meraba raba tubuhnya dan memainkan puting Bryan, membuat Bryan mendesah pelan.

Diangkat nya tubuh Bryan untuk duduk di pangkuan angkasa. Dan kembali mencium Bryan, suara lenguhan keluar dari mulut angkasa, membuat angkasa horny saja.

"Ngghh... "

Setelah puas dengan bibir Bryan, angkasa mulai menciumi leher Bryan serta menyilat telinga Bryan, sontak Bryan pun terkejut dan tanpa sadar memegang adik angkasa yang sudah mengembung dibawah sana.

"A-angsa.. " Malu Bryan karena tak sengaja menyentuh adik angkasa yang mengembung di balik celana.

"Hm, ya?" Tanya angkasa mengikuti arah pandang Bryan yang sedang menunduk melihat selangkangannya yang sudah mengembung.

"Terbangun" Lirih Bryan.

"Mau di tidurin?"

"Heem"

Fuck buat belajar! Bryan hari ini udah ga mikirin belajar buat persiapan ujian nanti, biarkan hari ini dirinya bersenang senang dulu dengan angkasa.

Saat ini, Bryan tengah mendesah dipangkuan angkasa. Menempatkan kepalanya di pundak angkasa dengan suara desahannya yang terdengar jelas di tenga angkasa.

Bryan mengangkat kepalanya dan menatap angkasa dengan tatapan sendu, ditambah bibirnya yang basah oleh air liur yang entah milik siapa. Angkasa pun kembali menciumi Bryan dan sibuk menusuk bagian bawah Bryan.

Tak lupa tangan satunya lagi angkasa gunakan untuk memainkan puting pink Bryan, dan berhasil membuat Bryan menggeliat menahan kenikmatan yang diberikan oleh angkasa, apalagi saat penis angkasa terus menumbuk titik tet nikmatnya, membuat Bryan tak bisa berpikir jernih.

"Ahh ahhh... Kasa... Mphh.. " Desah Bryan tak karuan, kepalanya rasanya pening mendapatkan kenikmatan yang angkasa berikan.

"Lubang lo masih sempit banget sayang, jangan di eratin!" Seru angkasa yang terus menumbuk Bryan.

Biarkan lah hari ini menjadi milik mereka, lupakan sementara masalah yang ada. Saatnya menikmati genjotan angkasa dengan rudal king nya yang bisa membuat Bryan tak bisa berpikir jernih dan berhasil dimabuk kepayang dibuatnya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
benci jadi cinta || bxb [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang